34. Malu

549 106 7
                                    

Cuti menikah mereka sudah habis, Miyeon juga sudah kembali bekerja seperti biasa, ia akan berangkat dengan diantar oleh Rio.

"Aku boleh meminta nomor ponsel Sullyoon tidak?" Tanya Rio pada istri nya.

"Ya oppa" jawab Miyeon, Rio menyerahkan ponsel nya pada sang istri, yang kemudian memasukan nomor kontak dongsaeng nya di ponsel Rio, dalam perjalanan menuju ke COEX mall, setelah mereka tiba, Rio langsung ke toko maianan ahjuma Oh, mencatat mainan apa yang ahjuma itu inginkan, ia menoleh ke toko Sean, dan sahabat nya itu belum datang, hanya ada Sinb dan Jenno serta seorang pegawai perempuan bernama Karina di bagian penerimaan, Rio pun hanya melewati nya saja.

Seharian Rio bekerja, ia pun mendatangi pasar tempat Sullyoon bekerja, Rio celingkukan mencari keberadaan dongsaeng ipar nya itu, dan menemukan gadis muda itu tengah menenteng banyak kantong plastik dan membawanya ke sebuah mobil mewah.

"Sullyoon-ie" seru Rio, yang dipanggil menoleh.

"Oppa" balas nya.

"Ayo pulang" Rio memasang wajah serius nya, membuat Sullyoon segan.

"Sudah makan belum?" Tanya Rio begitu Sullyoon mendekati nya, gadis itu menggeleng.

"Kita makan dulu" ajak Rio, memasuki pasar mendatangi kedai langganan nya.

"Mulai besok, kamu tidak perlu bekerja lagi" tutur Rio, Sullyoon menunduk takut.

"Biar oppa dan unnie mu yang memikirkan semua nya, ini bukan tanggung jawab mu, tugas mu hanya belajar yang rajin, mengerti?" Tutur Rio lembut, karena tahu jika Sullyoon segan pada nya.

"N-ne oppa" jawab Sullyoon patuh, setelah mengantar nya pulang, Rio pun kembali ke COEX mall, menjemput sang istri, masih ada sisa waktu sebelum jam kerja Miyeon habis, Rio memberi kode pada sang istri, jika ia menunggu di toko Sean, Rio pun berjalan menuju ke tempat sang sahabat, Sean menyambut nya dengan senyum tengil.

"Kenapa kamu tersenyum seperti itu?" Heran Rio begitu memasuki toko Sean.

"Sekarang kamu pasti sudah tahu rasanya bukan? Dan bisa melampiaskan sepuasnya pada istri mu" goda Sean, Rio di buat bingung.

"Rasa apa?"

"Ayo lah Rio, kamu pasti tahu maksud ku, kita pria dewasa yang sudah menikah"

"Oh, aku belum melakukan nya" santai Rio

"APA?" Sean tentu tak langsung mempercayai nya mengingat sahabat nya itu dulu sangat mesum.

"Kami belum melakukan nya" ulang Rio.

"Why?"

"Aku malu"

"Astaga Rio, dia sudah sah menjadi milik mu, kamu bebas melakukan apa saja dengan nya, kalian hanya berdua saat melakukan nya, apa yang membuat mu malu?" Heran Sean.

"Jangan jadi pengecut" ejek Sean.

"Aku tak tahu bagaimana mengawali nya, dia menyentuhku saja aku sudah gemetar" Sean menepuk jidad nya sendiri mendengar pengakuan sahabat nya itu.

"Nyali mu belum berkembang ternyata sejak dari lima tahun yang lalu"

"Diam lah jika kamu tak banyak membantu" kesal Rio, Sean terbahak.

"Ajak dia bermain game, jika kamu bingung untuk memulai nya" saran Sean.

"Tapi ingat, game ini hanya kalian mainkan saat sedang dikamar saja berdua" lanjut Sean.

"Oppa" Miyeon datang menyusul karena jam kerja nya sudah habis.

"Miyeon-ie, tidak masuk dulu?" Sapa Sean.

"Tidak oppa, terima kasih, kami mau langsung pulang saja" pamit nya

"Bsiklah, hati-hati ne" pesan Sean

"Ne oppa" Begitu Rio keluar, Miyeon langsung melingkarkan lengan nya di lengan kiri suami nya, Rio yang belum terbiasa pun terjengkit kaget, tapi sang istri tak menyadari itu, hanya Sean yang tahu dan dia menggeleng dengan reaksi Rio sambil menatap nya dari belakang.

"Miyeon-ie"

"Ya oppa?"

"Kita ke rumah appa Cho dulu ne?"

"Ya oppa, aku juga rindu dengan appa dan eomma, Sullyoon juga" kekeh nya.

Pasangan pengantin baru itu pun tiba di rumah keluarga Cho, Sullyoon yang mendengar suara mobil pun membuka pintu utama rumah orang tua nya.

"Unnie dan oppa datang!" Seru nya antusias, karena semenjak menikah, ia belum sempat bertemu dengan unnie nya lagi.

"Oh, ajak unnie dan oppa mu makan sekalian Sullyoon-ie" ujar appa Cho, keluarga itu sedang bersiap untuk makan malam saat Rio dan Miyeon datang, pasangan itu pun masuk.

"Appa, eomma" sapa Rio.

"Rio, ayo ikut makan sekalian" sambut sang mertua, dan Rio tak perlu sungkan lagi sekarang, ia ikut bergabung dengan menu sederhana, sayur asin dan telur gulung yang di buat mendadak saat tahu Rio datang, tapi sang menantu tak tahu akan hal itu.

"Appa"

"Ya Rio?" Menantu dan mertua itu pun berbincang serius setelah makan.

"Rio ingin membuka toko mainan di rumah ini, apa boleh?"

"Tentu, ini rumah mu juga sekarang, tapi appa minta maaf sebelum nya, jika appa tak bisa membantu apa-apa untuk membangun nya" jujur tuan Cho.

"Tidak appa, jangan pikirkan itu, Rio hanya butuh ijin appa, lain nya itu, biar Rio yang pikirkan"

"Yaa, appa memberi mu ijin" tuan Cho mengangguk mantap, ternyata niat Rio mengunjungi mertua nya adalah untuk menyampaikan hal itu.

"Sepulang sekolah, biar Sullyoon yang bantu appa atau eomma untuk menjaga toko nya nanti" lanjut Rio

"Appa setuju dengan ide mu, toh appa dan eomma juga tak punya kegiatan apa-apa selain memberi makan ayam-ayam di belakang" appa Cho tentu senang ia akan memiliki kegiatan baru sekarang.

Rio pun pamit pulang, dan Sullyoon mengantar nya sampai di depan rumah, ia ikut senang dengan rencana sang oppa ipar, yang mungkin melarang nya bekerja karena ini.

#TBC

Hati HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang