“Dibilang mau pacaran sendiri.”
Selepas melewati keadaan yang semalam jadi pikiran, rasanya sekarang memang waktu yang tepat untuk penyegaran. Ada banyak praduga yang ternyata jauh dari kebenaran setelah penuturan V yang memang jauh lebih rasional diberikan dibanding marah dan terima. Seusaha apapun dia menginginkan Jungkook, melihar dari sekarang pilihan itu terlalu mustahil dilakukan. Harusnya jika memang ingin dia katakan dari dulu, seperti yang Jungkook sudah bilang V bisa mengatakannya sesaat sebelum ia menikah dan dipersunting sang ayah. Bukan saat dia tak lagi utuh, apalagi sampai mau mengerami bakal calon adiknya. Terlebih memang perasaan cepat lambat bisa saja pudar ‘kan, waktu akan menjawab jika V akan mendapatkan pasangan pengganti selepas darinya, tentu dengan yang lebih baik, yang dapat mengerti, dan mencukupi V luar dalam. Banyak orang yang bisa dijadikan pilihan, pasangan tidak harus selalu berfokus pada dirinya yang juga sudah lama terikat dengan yang lain.
Jungkook berdiri dibelakang punggung sofa dengan ponsel yang sedang berbalas pesan dengan yang lain sedang Taehyung yang tak mau jauh juga ikut berdiri didepan melengketinya. Kehilangan perhatian sesaat dia akan mencari ke mana Jungkook pergi dan mengekorinya lagi. Jika lengah bisa saja ia benar-benar ditinggalkan pergi keluar tak diikutserta kan.
“Saya ingin menemani adik bayi. Kamu sendiri saya tidak bisa tenang karena tidak ada yang menjaga,” dalihnya jadi alasan. Apa senangnya pergi sendirian, bukan lebih baik dia mendapat teman hitung-hitung membantu membawa barang belanjaan. Jungkook tinggal pilih dan jalan tanpa harus diberatkan. Begitu katanya.
“Bisa pergi sama temen. Ada yang mau datang ke sini jemput aku pergi main.”
“Siapa?” tanya Taehyung tak ramah.
“Ada, cowok ke sini jemput mau ajak aku jajan terus aku iyain. Rapi gini bukan buat mas Kim tapi emang mau pergi-hahahaha,” gelak Jungkook renyah terdengar saat Taehyung merapatkan tubuh mereka antara tubuh lelaki itu dan juga belakang sofa. Taehyung termakan ucapannya. “Serius ini mah nggak bohong, tadi dia udah chat aku katanya bentar lagi mau sampai rumah-ahhh mas Kim.” Jungkook sekarang malah dibuat tak terima saat Taehyung menarik ponselnya menjauh. Tapi memang hanya diambil alih tak sampai lelaki itu intip dan periksa dengan siapa Jungkook mengirim pesan. Teman lelaki? Siapa orang itu sampai Jungkook lebih senang berpergian dengan temannya itu dibanding ia suaminya.
“Sudah memiliki suami malah meminta orang lain datang. Saya usir dia pergi begitu dia sampai di sini. Hapus saja kontaknya, tidak boleh terlalu dekat dengan lelaki lain.” Taehyung memberikan kembali ponsel itu kepada pemiliknya.
“Nggak mau, orang dia temen aku.”
“Tidak boleh terlalu dekat sampai mencuri kesempatan berpergian dengan kamu berdua. Saya tidak mengizinkan.” Taehyung terdengar tegas diakhir. Sudah dibilang mulai kemarin dia akan lebih protektif juga posesif yang mengekang. Tetap bebas, tapi dalam ranah pergaulan Taehyung punya aturan sendiri apa yang boleh atau tidak Jungkook lakukan agar tidak melampaui batasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Date Your Father [COMPLETED]
Fanfiction"Karena sudah menikah jangan panggil saya lagi dengan oom," katanya berbisik halus ditenga membuat tubuh dengan impulsif bergidik. "Kalau begitu apa dong oom-eh. Aduh, maaf keceplosan. Oom ada saran?" "Panggilnya mas aja." Dengan satu alasan konyol...