Ada jeda sekitar empat hari berlalu setelah sambungan telpon malam itu Taehyung berkunjung ke rumah Jungkook untuk membicarakan sesuatu yang memang Jungkook singgung saat ditelpon. Isi percakapan apa dan bagaimana Taehyung sudah dibuat penasaran sampai Jungkook berkata ia harus berada dalam kondisi baik dan normal sebelum mendengar apa yang memang ingin dia sampaikan sebagai kejelasan hubungan mereka kini. Tapi Jungkook bilang dia akan mempersilakan dirinya untuk berbincang bersama baby, jadi bukankah ini pertanda baik. Apakah Jungkook sudah berbalik arah dan berniat memaafkannya untuk kembali ia ajak pulang ke rumah setelah sekian lama. Hampir sebulan lebih Jungkook baru berani mengambil keputusan ini.
“Ingin bertemu Jungkook kan.” Taehyung langsung disambut Hyerim sesaat setelah ia sampai didepan pintu rumah yang terbuka. Kedatangannya memang seperti ditunggu, dan melihat ia benar-benar datang Hyerim langsung menemuinya seperti sekarang.
“Salam ibu, sudah lama sejak saya bertandang kemari sejak terakhir kemari.” Taehyung agak membungkuk sopan. Meski terasa aneh dengan nada dingin sang mertua lempar. “Jungkookie sudah menghubungi saya karena dia bilang ada sesuatu yang memang dia ingin bicarakan. Lalu di mana dia?”
“Jungkook ada di kamarnya tidur dan tak bisa untuk diganggu. Tapi dia sudah berpesan padaku untuk memberikan ini padamu saat tadi malam karena dia juga bilang kau akan ke sini hari ini.” Hyerim menyodorkan sebuah amplop sedang yang berwarna ungu. “Aku tahu ini akan menyinggungmu, tapi apakah kau bisa kembali pulang dan membuka itu di rumahmu saja atau di manapun saja terserah. Asal tidak di sini, di rumah ini.”
Taehyung belum sampai menginjakkan kaki kedalam tapi ibu mertua secara jelas seperti menolak kehadirannya dan mengusir ia jauh dari rumah. “Oh saya akan pergi jika memang ibu dan keluarga di sini memang menginginkan itu. Tapi apa saya benar-benar tak diizinkan untuk meminta waktu untuk mengganggu Jungkookie barang sepuluh atau lima menit saja. Saya tidak berbohong jika Jungkook ingin berbicara secara langsung dan mempersilakan saya untuk bicara juga dengan adik.”
“Taehyung begini, ini kesalahanku. Ada sebuah kotak pandora yang dititipkan padaku dan aku hanya perlu menjaganya. Tapi karena rasa penasaranku dan keegoisan dalam diriku aku berakhir membukanya, jika aku tahu ternyata isinya menyakitkan seperti itu aku lebih baik diam dan tak pernah mau mengetahui isinya apa. Lalu setelahnya aku berpikir bahwa untuk sedikit saja lancang disaat-saat tertentu terkadang memang pilihan yang tak perlu disesalkan.” penuturannya tak Taehyung pahami mengarah ke mana. “Jungkook bisa saja kau buat luluh dengan bujukanmu dan mempersilakan kau masuk kedalam kamarnya dan bicara berdua. Tapi aku yang menolak kehadiranmu. Maafkan aku, kau mungkin akan mengerti setelah membaca isi didalamnya. Jungkook menuliskannya dengan sepenuh hatinya dan aku harap kau bisa terketuk dan sadar Taehyung. Kau pasti bisa ikut merasakannya.”
Dan Taehyung terlampau sadar untuk sekarang tak ada gunanya bagi dia untuk membujuk Hyerim mengizinkan ia pergi menemui Jungkook yang entah apa memang dia sedang tidur atau tidak di jam pagi seperti ini. “Kalau begitu saya pamit ibu. Sampai jumpa, sampaikan salam saya pada Jungkookie juga pada adik. Saya mencintai mereka.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Date Your Father [COMPLETED]
Fanfic"Karena sudah menikah jangan panggil saya lagi dengan oom," katanya berbisik halus ditenga membuat tubuh dengan impulsif bergidik. "Kalau begitu apa dong oom-eh. Aduh, maaf keceplosan. Oom ada saran?" "Panggilnya mas aja." Dengan satu alasan konyol...