"Kamu sudah besar," Taehyung menaikkan suara melihat putranya dengan kesabaran yang sudah menipis. Cukup, dia tak akan mengalah lebih lama lagi.
"Ya emang kalau udah besar nggak boleh manja-manjaan lagi sama orang tua sendiri. Bukannya ayah nikah bukannya buat ngurusin aku juga."
"Kamu bilang sendiri kamu tidak mau diurusi."
"Itukan kemarin sekarang aku berubah pikiran. Aku mau diurusi, disayang-sayang juga sama orang tua aku."
Jungkook hanya bisa menggelengkan kepala dan memijat tulang hidung kuat-kuat saat pusing dengan mudah kembali menjalar pada akar kepala. Mendengar, melihat bagaimana pasangan ayah dan anak itu begitu tak mau kalah memperebutkan perhatiannya.
Semalam sampai pagi Jungkook tidur berdua bersama V dan baru kembali ke kamar saat pagi-pagi menyiapkan keperluan Taehyung yang ternyata sudah lelaki itu bereskan sendiri. Hanya ingin dimasakkan dan ditemani makan sebelum akhirnya kini sore lelaki itu pulang dan Jungkook masih belum bisa membantu dan mengurusinya sedikit saja. V terus melengketinya dan tak ingin ditinggal, bahkan hingga sekarang waktu menunjukkan jam malam.
Jungkook duduk dengan pandangan lelah, meski tak banyak melakukan apa-apa ia merasa tenaganya terkuras sedikit-sedikit dan yang ia butuhkan hanya mandi dan tidur. Tapi lihatlah, waktu sekarang jangankan diberi waktu untuk diri sendiri dua bayi didepan tak akan henti beradu mulut terus-terusan dan entah kapan bisa berhenti jika mereka terus berkeras kepala seperti ini.
"Tidak harus sepanjang waktu juga. Kamu seharian ada di rumah sekarang ayah yang harusnya bersama papahmu." Taehyung kembali menyentak. Jengah, dan panas saja melihat V yang seperti sengaja memanas-manasinya dengan terus menguras perhatian Jungkook dengan dalih sakit. Dia duduk disamping dengan kepala yang tak mau jauh dari dada. Jungkook tak bisa lepas karena V juga memerangkapnya.
"Nggak denger."
"Jungkookie ikut saya saja ke kamar."
Jungkook mengusap wajah kasar dan mencoba menjauhkan V kebelakang. "V udah ya, bener tuh yang dibilang ayahmu. Kamu seharian di rumah sekarang aku juga harus bergantian mengurusi ayahmu. Daripada rusuhin aku begini mending kamu tidur di kamar."
"Nggak mau, kalau dibawa masuk ke kamar suka nggak turun lagi." V keras kepala. Tapi memang apa yang dikatakannya itu benar, selepas mereka bertigas makan dan berkumpul menonton tv dibawah sekali saja ayahnya memberi perintah agar Jungkook segera masuk kedalam kamar maka pagi harinya V baru bisa melihat Jungkook kembali. Selalu, tak pernah absen. Entahlah apa yang mereka berdua lakukan didalam sana, terlalu asyik sampai betah berlama-lama meski hanya berdua.
Dan Jungkook, kenapa Jungkook juga sekali saja mengeluh bahwa dia bosan berbaring dan aktivitas yang hanya bisa ia lakukan di atas ranjang. Bukankah berbincang bersama anaknya di sini jauh lebih menyenangkan daripada terperangkap berdua bersama lelaki tua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Date Your Father [COMPLETED]
Fanfic"Karena sudah menikah jangan panggil saya lagi dengan oom," katanya berbisik halus ditenga membuat tubuh dengan impulsif bergidik. "Kalau begitu apa dong oom-eh. Aduh, maaf keceplosan. Oom ada saran?" "Panggilnya mas aja." Dengan satu alasan konyol...