"Ngantuk." eluh Jungkook dengan mata setengah terpenjam dan bibir yang maju kedepan.
"Bisa tidur lagi di rumah. Sekarang makan dulu ya, perut tidak boleh dibiarkan kosong."
"Mmh." gumam Jungkook tanpa minat. Tak mempedulikan bagaimana ributnya satu meja makan besar yang diisi penuh oleh dua keluarga. Dari pihaknya maupun pihak suami, kerabat yang kemarin banyak membantu diacara pernikahan dan sama-sama ikut menginap di hotel juga semua ada lengkap di sini guna menghadiri sarapan.
Jam tujuh tepat gedoran dari pintu kamar sudah kembali didapatkan meminta mereka untuk turun dan makan. Bukan V, tapi keponakan Taehyung yang lain yang entahlah Jungkook tak mau peduli karena yang sekarang ia butuhkan hanyalah tidur. Dia belum mandi apalagi menyentuh air, masih mempertahankan muka bantal dan baju tidur yang masih melekat tadi malam.
Lain hal dengan mas suami yang duduk disamping membantu menyiukkan banyak masakan pada piringnya sendiri, dia sudah terlihat segar karena sudah mandi dan berganti baju dengan yang baru. Kacamata yang biasa dia sering pakai sekarang dilepas memamerkan bagaimana penuh wibawanya dia sekarang. V itu muda dan ya lelaki biasa pada umumnya. Tapi si mas suami yang genap menginjak angka 46 tahun ini memang penuh kharisma, matang, panas juga penuh dengan perhatian. Dia juga lebih lembut dan halus tutur katanya dari pada sang anak yang liar. Tidak terlihat sudah berusia kepala empat, pola hidup sehatnya dan ketampanan seperti menyiratkan bahwa usia hanyalah sebuah angka. Dan lebih pantas dipanggil kakak daripada ayah oleh V.
"Cuci muka saja, biar terasa segar," tutur Taehyung pada suaminya yang masih setia memejamkan mata. Sangat terlihat tidak berselera, bahkan mereka turun kebawah sekarang pun itu hasil dari ia yang gendong dan dudukan karena Jungkook kekeh mempertahankan diri melekat di ranjang. Masa bodo dengan perut keroncongan, dia hanya perlu tidur.
"Males, nanti juga hilang." dengus Jungkook dengan nada tak suka. Satu buah sendok digenggam dalam kepalan tangan, tapi tak berniat untuk ia siukkan pada piringnya yang kini penuh dengan masakan. Semenggiurkan apapun jika kedua kelopak mata berat dan terus ingin mengatup tetap saja kalah. Padahal Jungkook tipe anak yang senang makan dan perut karet saking penuhnya porsi yang sehari-hari ia habiskan.
"Sekarang bisa dimengerti dari mana asal ketampanan V. Ternyata dari ayahnya toh," tutur Hyerim dibarisan sebrang. Itu ibu mertuanya.
"Bisa saja ibu. Tapi itu memang fakta, V bisa setampan itu karena gen ayahnya." Taehyung halus menanggapi.
"Tadinya ke rumah kirain mau minta izin nikahin Jungkook buat anak, eh malah buat diri sendiri. Karena Jungkook juga mau yasudah keluarga tinggal mengiyakannya saja."
Iya semula Hyerim pikir lelaki matang yang bertandang ke rumah sekilas mirip dengan pacar yang sesekali Jungkook bawa ke rumah untuk sekadar mampir itu datang untuk melamar anaknya sebagai calon menantu mewakili V, Taehyung dan dirinya berhubungan sebagai besan. Tapi saat dia dengan gentle meminta restu dan izin untuk menikahi Jungkook untuk diri sendiri yang di rumah total semakin dibuat bingung. Yang dulunya pacaran dan kenal lama siapa, yang akhirnya berujung nikah siapa. Tapi ketika Jungkook yang juga turut ada di rumah bercerita bahwa dia memang siap dinikahi Taehyung keluarga bisa apa selain menurunkan restu. Asal mereka senang dan bahagia dengan jalinan hubungan yang akan mereka bangun keluarga tak akan memberi banyak komentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Date Your Father [COMPLETED]
Fanfiction"Karena sudah menikah jangan panggil saya lagi dengan oom," katanya berbisik halus ditenga membuat tubuh dengan impulsif bergidik. "Kalau begitu apa dong oom-eh. Aduh, maaf keceplosan. Oom ada saran?" "Panggilnya mas aja." Dengan satu alasan konyol...