Part 11 Pak Langit You're Unbelievable!

306 35 9
                                    

Lova berbaring di tempat tidurnya dengan gelisah, otaknya kembali memikirkan kejadian di dalam mobil tadi ketika Langit menyatakan bahwa dia ingin mengenalnya lebih lanjut. Lova hanya bisa terdiam, tidak menjawab pertanyaan Langit sampai akhirnya mereka tiba di depan rumah Lova.

Lova keluar dari mobil dan mengucapkan terima kasih lalu dengan tergesa-gesa masuk ke dalam rumahnya. Di lihatnya raut wajah Langit yang tersirat kekecewaan karena Lova tidak menjawab permintaannya dan Lova bersyukur karena Langit tidak memaksanya untuk menjawab.

Setelah membersihkan dirinya dan menggosok gigi, tak lupa juga memoles rangkaian skin care malam di wajahnya, Lova lantas berganti pakaian dengan piyama kemudian merebahkan diri di kasur kesayangannya sambil melamun.

''Apa maksud Pak Langit tadi ya? He want to know me better? Mau tahu gue dalam hal apa lagi sih? Kan dia tinggal telepon HRD kalau mau info tentang gue'' gumam Lova lirih.

Ting!

Lova tersentak mendengar denting notifikasi pesan di ponselnya, dengan malas di ambilnya ponsel yang dia taruh di nakas kecil di samping tempat tidurnya. Dahinya mengernyit melihat sebuah pesan dari nomor tidak di kenal.

Unknown Number
Malam Lova, sudah tidur?

''Siapa sih ini kirim pesan, nggak ada kerjaan'' ujar Lova kesal seraya meletakkan kembali ponselnya tanpa niat untuk membalas pesan itu, ponselnya berdenting lagi tanda sebuah pesan masuk kembali. Lova pun urung meletakkan ponselnya dan membaca pesan dari nomor asing itu.

Unknown Number
Jangan hanya di baca saja, bisa kali di balas :)

Me
Maaf ini siapa ya?

''Siapa sih malam-malam begini kirim pesan'' rutuk Lova kesal.

Unknown Number
It's me Langit

Balasan dari nomor asing itu membuat Lova terlonjak sampai dia bangkit dan duduk di atas kasurnya.

''Pak Langit? Dari mana dia dapat nomor gue? Duh Lova jangan bego, pasti dari HRD atau Sekar lah''.

Lova mengumpat dirinya sendiri sebelum membalas pesan dari Langit dan menyimpan nomor itu di ponselnya.

Me
Maaf Pak, saya kira siapa

Pak Langit
I just want to say good night and i am serious about what i said in the car, I really want to know you more. Selamat tidur Lova

Me
Good night Pak

Dengan tangan gemetaran Lova mengirim balasan pesan untuk Langit lalu meletakkan ponselnya kembali setelah menset alarm, Lova pun memaksa untuk memejamkan matanya mengingat besok kerja shift pagi.

Sementara itu di dalam kamarnya Langit tersenyum puas memandangi ponselnya setelah mendapan balasan dari Lova, tidak sia-sia dia mencuri nomor Lova dari ponsel Sekar. Sejak kecil Langit di beri kelebihan berupa daya memori yang kuat, dia bisa mengingat apa pun yang menarik perhatiannya walau hanya sepintas dan Langit mendapatkan nomor ponsel Lova karena kelebihannya itu. Ketika Sekar asik menikmati sate kegemarannya dengan Dimas, Langit mengambil ponsel Sekar lalu mencari nomor ponsel Lova di contact list kemudian merekamnya di memori otaknya.

Lova memang sungguh unik, gadis itu terlihat polos dan lugu. Mungkin itu juga yang membuat Langit tertarik kepadanya dan hal ini juga yang membuat Langit heran kepada dirinya sendiri. Lova berbeda dengan cewek-cewek yang selama ini bersliweran di dekatnya, Lova tidak cantik, tidak sexy, tidak tinggi, wajahnya dan badannya biasa saja bahkan sedikit gemuk tapi ketika Lova tersenyum hatinya serasa terbius dengan senyumnya dan lesung pipi yang bercokol di pipi tembemnya. Langit rasanya tak akan bosan menatap wajah Lova ketika berbicara dengan matanya yang berbinar dan beragam ekspresi imutnya.

Langit CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang