Part 22 Eyang Skylar?

304 36 8
                                    

Langit berjalan gontai menuju ke ruang makan, dia baru saja di bangunkan Mamanya untuk sarapan bersama. Weekend ini Langit menginap di rumah orang tuanya seperti biasa. Sejak mengghosting Lova, dia merasa kesepian seperti ada sesuatu yang hilang dari hidupnya. Di tambah Sekar yang ngambek dan tidak mau tinggal bersamanya lagi membuat dia menyempatkan diri setiap weekend Ke rumah orang tuanya di Bogor karena dia tahu Sekar pasti berada disana setiap libur kerja. Langit sangat merindukan adik satu-satunya itu tapi sampai sekarang tampaknya Sekar masih marah padanya. Akibat pertengkaran keduanya itu akhirnya Andro dan Maudi memutuskan untuk tinggal di Indonesia dulu sampai Sekar dan Langit baikan lagi.

"Pagi Ma, Pa" sapa Langit ketika tiba di ruang makan.

"Pagi sayang" sahut mamanya.

"Pagi juga" balas Andro yang asik membaca berita di ipadnya.

Langit kemudian duduk di samping Mamanya, Maudi dengan sigap mengambil sepotong roti dan mengoleskan mentega lalu di taruh di piring Langit.

"Thanks Ma" ucap Langit.

Maudi tersenyum kemudian menuangkan kopi ke cangkir Langit.

"Sekar mana?" tanya Langit.

"Adikmu tadi masih mandi waktu mama ke kamarnya" sahut Maudi.

Tak lama terdengar suara langkah kaki dan suara ceria Sekar mendekati ruang makan.

"Pagi Ma, Pa" ujar Sekar sambil mengecup pipi Maudi dan Andro.

"Pagi sayang" balas Andro dan Maudi berbarengan.

Ekhm!!!

Langit berdehem keras untuk menarik perhatian Sekar namun Sekar cuek, dia pura-pura tidak melihat kehadiran Langit di meja makan itu.

"Sekar, tidak boleh begitu sama kakakmu" tegur Andro.

Sekar berubah cemberut, lalu menatap Langit dengan sinis. "Pagi kak" ucapnya datar.

"Pagi" jawab Langit kaku.

Maudi dan Andro menggelengkan kepala melihat tingkah kedua anaknya. Umur dewasa tapi kelakuan macam anak TK. Maudi kemudian menyendokkan nasi goreng Ke piring Sekar, lengkap dengan telur mata sapi kesukaannya.

"Makasih Ma" ujar Sekar dengan mata berbinar menatap piringnya.

Mereka pun menikmati sarapan dalam keheningan karena Andro sangat anti jika bicara ketika sedang mengunyah makanan. Beberapa saat terdengar hanya dentang-denting sendok beradu dengan piring.

"Alhamdulilah" ucap Andro sambil menyeka mulutnya dengan napkin.

Istri dan kedua anaknya juga melakukan hal yang sama ketika usai sarapan. 2 orang ART wanita datang untuk mengangkat piring kotor mereka. Andro kemudian membawa secangkir kopi keluar menuju halaman belakang, sebuah bale bengong mini khas Bali di dekat kolam renang adalah tempat favoritenya. Dia banyak menghabiskan waktu disana setiap pagi ataupun sore, bersantai sambil menikmati cemilan dan membaca sesuatu di ipadnya. Maudi mengikuti suaminya dengan sepiring singkong goreng di tangan, oleh-oleh dari salah satu ART yang baru saja kembali dari kampungnya. Sekar menggelayut manja di lengan Maudi sementara Langit berjalan di belakang mereka. Setibanya di bale bengong mini itu, Sekar duduk di samping Andro, dia menjulurkan kakinya kebawah sambil mengetik sesuatu di ponselnya. Maudi duduk di samping Sekar dan Langit duduk di sebelah Maudi.

"Ma, Pa Sekar nanti mau keluar ya. Mau shopping gitu sambil cuci mata."

"Sama siapa nak?" tanya Maudi.

"Biasa Ma, sama trio kwek-kwek."

"Kalian lucu, kok namanya trio kwek-kwek?" tanya Andro.

"Karena kita rame kaya bebek Kalau lagi bareng Pa" sahut Sekar seraya tertawa.

Langit CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang