Part 18 Rahasia Terkuak!

323 41 8
                                    

Lova membiarkan ponselnya terus berdering tanpa niat untuk mengangkatnya. Layar ponsel menyala tanpa suara karena Lova telah mensenyapkan ponselnya. Panggilan telepon itu tiada lain dari Langit, sudah seminggu ini pria tampan itu menelponnya dan mengirim pesan bertubi-tubi Ke ponselnya. Lova tidak pernah mengangkatnya dan pesannya dia hapus tanpa di baca terlebih dulu.

"Nggak di angkat? Siapa tahu penting?" tanya Iqbal sembari menatap layar ponsel Lova yang menyala.

Hanya nomor yang tertera tanpa nama karena Lova sudah menghapusnya tapi Lova sudah sangat hapal akan nomor itu. Lova sebenarnya ingin memblokir nomor itu tapi mengingat jika Langit adalah pemilik hotel tempat dia bekerja akhirnya Lova membatalkan keinginannya itu.

"Nggak penting kok" sahut Lova tersenyum manis .

Saat ini Lova sedang berada di kampusnya untuk sidang, ya akhirnya setelah belasan purnama skripsinya selesai juga dan pagi ini agenda sidangnya. Abangnya Jovan dan Ira istrinya menelpon pagi-pagi buta memberikan semangat. Sekar yang saat ini sedang berada di Bali dan Tania yang sedang sibuk melatih choreo sebuah group penyanyi mengirim belasan pesan WhatsApp menyemangati Lova. Mereka menyesal tidak bisa menemani Lova karena kesibukan mereka.

Lova sangat mengerti dan tidak mempermasalahkan hal itu, yang membuatnya sedih justru Ibu dan Sofia. Mereka bahkan tidak mengucapkan apapun, ibunya pagi-pagi sudah Ke pasar dan Sofia justru menginap di tantenya dari kemarin. Tapi Lova cukup bahagia karena pagi ini di temani ayahnya dan Iqbal. Mereka Ke kampus Lova juga di antar oleh Iqbal, padahal Lova tidak ada memintanya. Dia pun cukup terkejut ketika Iqbal menjemputnya dan bapak pagi ini. Gilirannya pun tiba, wajahnya menjadi pucat dan jantungnya berdetak kencang karena gugup.

"Lova, tarik napas panjang. Kamu pasti bisa, jangan gugup nak" ujar Arya sambil menyeka keringat di dahi Lova.

"Semangat Lova, bentar lagi lo bakal jadi sarjana. Ayo semangat!" seru Iqbal menepuk punggung Lova.

Lova menarik napas dalam kemudian menghembuskannya beberapa kali. Dalam hatinya melantunkan doa kemudian mencium tangan ayahnya lalu bergegas masuk Ke dalam ruangan. 1 jam kemudian pintu terbuka dan muncul wajah sumringah Lova yang setengah berlari menghampiri ayahnya kemudian memeluknya.

"Lova lulus ayah, LOVA LULUS!!!" teriaknya sambil terisak.

Arya mengelus kepala putrinya dengan sayang, air matanya juga ikut menetes terharu menyaksikan keberhasilan sang putri. Iqbal turut senang mendengar Lova yang baru saja di nyatakan lulus itu. Tiba-tiba seorang satpam menghampiri mereka membawa sebuah buket bunga mawar merah beserta sebuah boneka teddy bear dengan tulisan "congrats Lova, we know you can do it! With love Sekar&Tania" terpampang di sebuah kartu ucapan yang tertempel di boneka.

"Mbak Lova, ini tadi di kirim buat mbak Lova" ucap satpam itu.

"Terimakasih pak" ujar Lova sambil menerima kedua benda itu.

"Congrats ya Lova" ucap Iqbal setelah satpam itu pergi.

"Terima kasih" sahut Lova melepaskan pelukan Bapaknya.

"Sebagai hadiah atas kelulusan lo, ayo gue traktir makan."

"Nggak usah Iqbal, lo udah berbuat banyak Ke gue."

"Iya nak Iqbal, Bapak sangat berterima kasih karena selalu membantu putri Bapak ini."

"Iya sama-sama Pak, kita kan teman sudah wajib untuk saling membantu. Dan saya tidak menerima penolakan, mari pak" ujar Iqbal sambil menggandeng tangan Arya, menuntunnya menuju ke parkir mobil.

Lova mau tidak mau akhirnya mengikuti mereka dari belakang. Iqbal membawa mereka Ke sebuah restoran dan memesan makanan kesukaan Lova dan Arya. Sambil menunggu pesanan makanan mereka datang, Arya pamit sebentar ke kamar kecil. Lova menjadi kikuk di tinggal berdua saja dengan Iqbal.

Langit CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang