Part 34 Flash Sale❌ Flash Wedding✅

301 38 13
                                    



Rombongan Langit tiba di depan lobby hotel Sky Andromeda tepat pukul 01:00 dini hari dan Lova masih terlelap dalam dekapan Langit. Andre dan Pak Hendro dengan sigap membukakan pintu mobil dengan hati-hati. Dimas turun kemudian membantu Sekar turun dari mobil.

''Kami tunggu di lobby pak'' ucap Pak Hendro yang di angguki oleh Langit.

"Lova nggak di bangunin Kak?" tanya Sekar.

"Nggak, kasian ntar keganggu tidurnya. Tolong ambil jas gue buat selimutin Lova."

Langit kemudian perlahan meletakkan kepala Lova di kursi mobil lalu turun kemudian membopong tubuh Lova ala bridal style, Sekar segera menyelimuti Lova dengan jas kakaknya. Lova sama sekali tidak bergeming bahkan terlelap semakin dalam dalam gendongan Langit.

"Wuih ... so sweet kakak gue'' seru Sekar mengikuti langkah Langit yang beranjak menuju ke lift penthouse suite mereka.

Sekar sedikit heran ketika melewati lobby hotel yang tampak lebih ramai dari biasa. Memang besok malam akan di gelar acara ulang tahun ke 5 perusahaan software Langit dan sekaligus syukuran karena stasiun tv dan PH milik Langit menyabet beberapa penghargaan di acara tadi, tapi kan itu semua sudah di atur oleh hotel dan semua sudah siap?

Beberapa karyawan hotel hilir mudik membawa hiasan bunga dan beberapa properti semakin menambah rasa penasaran Sekar. Hiasan-hiasan itu seperti dalam pesta pernikahan saja dan seingat Sekar belum ada yang membooking grand ball room hotel mereka untuk acara pernikahan minggu ini.

Dimas dengan sigap menekan tombol lift dan menahannya untuk Sekar dan Langit. ''Nggak rugi bro tiap hari weight lift di gym'' ujar Dimas sembari melirik Langit.

Sekar terkikik mendengar ucapan tunangannya itu. Langit cuma tersenyum kecil sembari tetap menatap wajah Lova yang tertidur dengan damai di dekapannya. Tak lama mereka pun tiba di penthouse. Langit segera melangkah menuju ke kamarnya dan meletakkan Lova di Queen bed itu.

''Kak, kok Lova di taruh disini? Pindahin ke kamar gue kak'' protes Sekar.

''Nggak, disini saja'' ujar Langit.

''Kalian bukan muhrim kak, bisa di gorok Pak Arya sama kak Jovan nanti.''

''Iya tahu, kan gue nggak bakalan tidur disini.''

"Terus mau tidur sama kak Dimas?''

''Nggak sayang, kita nggak bakalan tidur malam ini'' jawab Dimas.

''Kenapa? Urusan annual party sama syukuran udah kelar kan'' ujar Sekar heran.

''Ada satu hal lagi yang harus kita urus'' ucap Langit tegas.

Tok ... tok ...tok ...

Suara ketukan pintu terdengar lalu kepala Tania dan Ryan muncul menambah keheranan Sekar. Bukannya Ryan dan Tania seharusnya berada di airport karena jadwal pesawat mereka pulang ke Surabaya dini hari ini?

''Okay, kalian tolong jaga Lova ya. We got something to do'' ujar Langit.

Langit mengecup kening Lova dengan lembut kemudian keluar dari kamarnya di ikuti oleh Dimas dan Ryan. Sekar semakin kebingungan di buatnya, dengan segera di tariknya tangan Tania keluar dari kamar Langit menuju ke dapur setelah mengganti gaun Lova dengan piyama dan membersihkan make up nya di bantu Tania. Sekar kemudian memastikan Lova masih terlelap lalu menutup pintu kamar kakaknya itu.

''Ini mau  ngapain sih? lo juga nih, bukannya mesti di airport? kawinan lo kan lusa?'' cecar Sekar seraya menuang susu cair ke dalam gelas dan memasukkannya ke dalam microwave.

''Semua ulah kakak lo yang minta gue dan kak Ryan nunda ke Surabaya sampai besok malam'' ujar Tania yang sibuk menyendok gula ke cangkir tehnya.

''Hah??? Lah terus gimana dengan persiapan nikahan lo disana?''

Langit CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang