Extra Part Menjemput Kebahagiaan

330 27 11
                                    

Hallo semua .... Ada yang
masih ingat sama Langit dan Lova nggak? Maaf kelamaan 🤣

"Langit ... sini jemput grandpa, I want to go home. Grandpa kangen sama grandma, udah lama nggak nyekar."

"My boy, kenapa kamu ngga ke sini? Don't you miss me? Your wife? Your uncle and Aunty? Michael?"

"You're so busy, you even forget me. Malang sekali nasibku, punya cucu laki-laki satu tapi nggak perhatian."

Itulah sekelumit rengekan Skylar kepada Langit beberapa hari ini di telepon dan selalu mendapat jawaban yang sama dari cucunya itu. Bahwa dia sedang sibuk, di kejar deadline dan akan secepatnya ke Jerman menemuinya. Jawaban monoton tak memuaskan dari Langit itu membuat Skylar kesal bahkan membuat tekanan darahnya naik. Bayu berulang kali memohon pasiennya itu untuk bersabar dan jangan berpikir aneh-aneh agar tidak stress. Lova menjadi tak enak hati melihat lelaki yang sudah tak muda lagi itu menderita akibat hubungannya dengan suaminya.

''Gwenchana Eyang, sudahlah jangan telepon Langit lagi'' pinta Lova.

''I have a plan to give him a lesson, ini jalan satu-satunya agar Langit cepet kesini" ujar Skylar tidak mengindahkan permintaan Lova.

"Gimana kalau kamu Eyang sembunyikan, biar suamimu itu kebingungan mencarimu."

''It's ok Eyang, Lova akan balik ke Indonesia besok. Nanti Lova akan bicara dengan Langit.''

''Tapi Lova ...''

''Lova tahu kalau Eyang khawatir tapi menyembunyikan Lova juga bukan ide bagus. Belum tentu juga Langit bakalan panik nyariin Lova, dia pasti sudah menebak cuma akal-akalan eyang saja. Ini aja sudah hampir seminggu, jangankan menelepon, membalas pesan Lova aja dia enggak'' sahut Lova sedih.

''Tapi kamu jangan pulang dulu Lova, kita tunggu Stella pulang dari Denmark. Atau kita susul saja mereka ke Denmark? Atau kamu mau jalan-jalan ke Paris? Greece atau Italy? tanya Skylar penuh harap.

''Eyang lupa kalau kesehatan eyang sekarang sedikit terganggu karena mikirin keadaan Lova sama Langit? Eyang janji sehat dulu ya, nanti kita jalan-jalan keliling dunia. Tapi Lova mesti pulang untuk menyelesaikan masalah Lova sama suami Lova''.

"Baiklah, memang sebaiknya begitu" sahut Skylar pasrah. "Kapan kamu pulang?"

"Lova udah pesan tiket tadi, flightnya besok pagi sih jam 11:00"

"Kamu tidak pulang dengan pesawat kita?"

"No eyang, males ah pake pesawat pribadi. Lova bengong sendirian, mending pake pesawat komersil sekalian cuci mata" kelakar Lova.

"Eyang tidur yah, udah malam ini."

Skylar tersenyum, tangannya mengacak lembut rambut Lova. "See you at breakfast tomorrow."

"Iya eyang, sweet dreams ya" ucap Lova lalu memanggil Bayu untuk mengantar Skylar ke kamarnya.

"Maaf udah buat eyang khawatir" bisik Lova sedih.

Lova kemudian pergi ke kamarnya dan berkemas, tak lupa beberapa kotak cokelat pesanan si bumil yang ngidam sudah tersimpan rapi dalam koper. Seharian ini sebenarnya Lova merasa tidak enak badan, pusing dan mual. Mungkin asam lambungnya naik karena stress mikirin Langit, suaminya yang sekarang entah dimana.

Keesokan paginya Lova terbangun karena rasa mual melanda, setengah berlari dia menuju ke toilet dan menumpahkan isi perutnya.

"Ya Tuhan, punya penyakit menyusahkan gini" pikirnya seraya membasuh muka.

Setelah membersihkan diri dan sholat subuh, Lova pun bersiap-siap sebelum bergegas ke ruang makan untuk sarapan bersama Skylar yang sudah menunggunya.

"Pagi eyang" sapa Lova.

Langit CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang