Extra Part What Plan?

312 23 7
                                    

Pesawat jet pribadi milik Langit baru saja landing di Frankfurt International Airport. Dengan sabar Lova menunggu tanda sabuk pengaman boleh di lepas. Kali ini Lova berkunjung ke Jerman sendiri, tanpa di temani Langit. Suaminya itu sedang sibuk-sibuknya saat ini, terkubur dengan pekerjaan dan mainan barunya berupa perusahaan import-export yang bergerak di dunia perikanan. Langit baru saja membeli 3 buah kapal nelayan besar dan sekarang mencoba merambah dunia export ikan tuna ke manca negara.

Perusahaan baru itu menyita sebagian besar waktu Langit, membuat Lova kesal sebenarnya. Cuma 3 bulan setelah menikah mereka benar-benar menikmati quality time sebagai pasutri baru. Langit membawanya berbulan madu keliling dunia dan berlayar dengan kapal pesiar mewah, memperlakukannya bak seorang putri. Lova mengira setelah Langit melimpahkan urusan perusahaan software dan hotel untuk di urus oleh Dimas serta production house dan stasiun televisi di urus pak Hendro dan Andre, mereka akan punya lebih banyak waktu untuk berdua. Tapi ternyata Langit malah tertarik dengan dunia perikanan dan mendirikan perusahaan membuatnya tenggelam dengan kesibukan barunya itu.

3 bulan terakhir ini benar-benar membuat Lova merasa kehilangan sosok Langit. Dia memang selalu pulang ke rumah tepat waktu tapi selalu di habiskan di ruang kerjanya, sibuk dengan berbagai virtual meeting dan menyusun laporan untuk urusan perusahaan barunya itu. Lova hanya bisa diam karena sebagai seorang istri dia mesti bisa mensupport suaminya walaupun hati kecilnya sebenarnya merasa kesepian karena di abaikan suami sendiri.

Di rumah Langit yang besar itu, keseharian Lova cuma bengong tak jelas karena Langit melarangnya untuk bekerja setelah menikah. ART sudah tersedia untuk masalah masak begitupun dengan membersihkan rumah. Lova juga jarang berkumpul dengan para sahabatnya karena rasa minder menghinggapi dirinya yang belum kunjung hamil di usia pernikahan yang seminggu lagi menjadi setahun itu. Mau keluar juga rasanya malas, karena Lova adalah seorang introvert yang lebih suka berdiam diri di rumah. Mungkin karena itu juga ketika eyang Sky memintanya ke Jerman, Lova segera menyanggupinya walaupun agak keder juga mesti travelling sendiri.

2 orang pramugari terlihat datang menghampirinya, Lova melamun sampai tidak menyadari jika pintu kokpit pesawat sudah terbuka sedari tadi, dengan segera di bukanya sabuk pengaman yang melilit pinggangnya lalu bangkit dari kursinya.

"Ibu Lova sudah di tunggu Ibu Stella" ucap salah seorang pramugari.

"Baik, terimakasih."

"Mari bu" ujar si pramugari cantik mengantar Lova sampai ke pintu kokpit.

Tampak pilot Elias berdiri di samping co-pilotnya bersiap menyambutnya keluar. Lova tersenyum sopan, sungguh dia masih belum terbiasa dengan perlakuan seperti ini walaupun sudah setahun menjadi Nyonya Langit Bagaskara.

''Enjoy your time in Germany Madam'' ucap captain Elias.

''Thank you'' balas Lova.

Kedua pramugari tadi mengantar Lova sampai ke dalam. terlihat Aunty Stella sudah menunggunya dengan tidak sabar bersama si kecil Michael. Lova bergegas menghampirinya dan memeluk adik dari papa mertuanya itu, tak lupa menyalimi tangannya.

''Lovaaaaaaaaaaa .... ihhhhh kangen banget tau'' ucap aunty Stella gemas. "Makin langsing aja, udah turun berapa kilo?" cerocosnya.

''Mommy ... i want to hug aunty Lova too'' rengek Michael.

Stella tertawa mendengar rengekan anaknya kemudian melepas pelukannya. Lova menunduk lalu mengangkat tubuh Michael dan memutarnya kecil, membuat bocah laki-laki itu tertawa.

''Michael tambah ganteng ya, kamu makin berat deh.''

''Iya aunty, Michael sekarang rajin main football makanya berat'' jawab Michael lalu menyalimi tangan Lova.

Langit CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang