Part 30 What About Me?

309 33 5
                                    

Lova memutuskan video call itu kemudian mematikan dan menyimpan ponselnya Ke dalam tas dengan kikuk. Fajar mengulum senyumnya.

"Atasan apa pacar tuh?" goda Fajar.

"Atasan lah, mana mungkin pacar" elak Lova.

"Lah Kenapa tidak? Dari gerak-geriknya tadi tidak mencerminkan atasan sama sekali. Walaupun aku nggak bisa dengar dia ngomong apa tadi" ucap Fajar dengan logat jawanya yang Kental.

"Idih, sok tahu deh. Gerak-gerik apaan coba?"

"Aku cowok lho, aku wis ngerti dia tadi cemburu."

Ucapan Fajar membungkam mulut Lova, gadis itu menghela napas. Dia semakin kesal dengan Langit sekarang. Apaan coba dengan sikapnya tadi? Bahkan Fajar yang masih asing pun mengira Langit cemburu. Cemburu my ass!!!

"Mana mungkin lah, orang macam dia cemburu sama cewek kaya gue" kilah Lova.

"Emang kamu cewek kaya apa?" canda Fajar.

"Ya lo lihat sendiri lah, gue pendek, gendut, jelek, bukan orang kaya. Sedangkan dia? Apa coba yang dia cari di gue?" keluh Lova.

"Hush .... Jaman gini masih aja insecure. Terus Kalau gendut emangnya kenapa? Yang bilang kamu jelek tuh cuma diri kamu sendiri loh ya."

"Emang kenyataan, lo jangan ngibur gue deh bilang semua orang itu nggak ada yang jelek. Basi tau."

"Di bilangin malah nyolot. Aku juga gendut tapi aku sing tampan, Kalau ada yang bilang aku jelek ya mata mereka yang siwer" ujar Fajar.

Lova mau tak mau tertawa mendengar ucapan Fajar. Pemuda bongsor itu memang berparas lumayan, dengan tubuh tinggi besar. Walaupun baru saling mengenal tapi Lova bisa menilai Kalau Fajar adalah sosok yang baik dan penyayang dari caranya memperlakukan Sri, bude nya. Orangnya senang guyon dan cepat akrab, tak heran jika banyak orang yang mengenalnya. Sepanjang perjalanan Di Malioboro ada saja orang yang menyapa Fajar dan kebanyakan cewek-cewek remaja. Kalau saja Lova bisa meniru rasa percaya diri Fajar 50 persen saja, hidupnya pasti bakal lebih mudah.

Lova sedang asik melihat-lihat di sebuah toko antik di temani Fajar. Jovan, Ira beserta Arya dan Sri juga si kembar masih betah duduk di angkringan tadi. Tiba-tiba seorang gadis cantik datang menghampiri Fajar dan memeluknya. Gadis semampai mengenakan dress berwarna hitam selutut dengan cardigan merah yang senada dengan tas selempangnya. Rambutnya hitam bergelombang sebahu dan ada tahi lalat di dagunya, sungguh manis sekali.

"Sayang ..." sapa cewek itu manja.

Fajar berdehem sejenak lalu melepaskan pelukan gadis cantik itu dan menggenggam tangannya.

"Kok tahu aku disini?" tanya Fajar.

"Tadi ketemu bude Sri di angkringan sana dan bilang kamu nganter adik Mas Jovan kesini" jawab gadis itu.

"Lova kenalin, ini calon aku namanya Asti. Sayang ini Lova, adiknya mas Jovan" ucap Fajar.

Gadis cantik itu tersenyum ramah lalu mengulurkan tangannya, Lova menyambutnya dengan tersenyum hangat.

"Lova."

"Asti."

"Sayang temenin Lova sebentar ya, aku mau Ke toilet" ucap Fajar.

Asti mengangguk, memandangi kepergian Fajar Ke arah toilet di dalam toko antik itu.

"Kamu dari Jakarta ya?" tanya Asti.

Lova mengangguk dan menatap gadis cantik di hadapannya itu. Asti mengajak Lova keluar dari toko antik itu dan duduk di sebuah bangku di depan toko sambil menunggu Fajar. Asti ternyata sama ramahnya dengan Fajar dan dalam waktu singkat mengobrol cukup akrab dengan Lova. Fajar yang keluar dari toko antik tersenyum melihat mereka yang sedang asik menggosipkan seorang aktor Korea. Dia kemudian duduk di samping Asti, di sambut dengan pelukan manja kekasihnya.

Langit CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang