Part 13 Beneran Di Jemput?

290 41 3
                                    

Malming kelabu guys, hujan nih. Para jomblo bersorak bahagia ahahhahah ...... makasih ya atas vote dan komennya. Kalian the best dah.

*********

Waktu tak terasa bergulir dan sudah mendekati pukul 15:30. Langit sedang berada dalam sebuah meeting menyangkut production housenya dengan artis Tya Ivanka dan Irvan Pratama selaku produser. Pria yang mungkin seumuran dengan ayah Langit itu berniat untuk memakai jasa artis cantik itu lagi untuk sebuah produk kecantikan dan iklannya akan di buat oleh PH milik Langit. Sepanjang hari ini Langit bersemangat sekali untuk menyelesaikan semua pekerjaannya, bahkan menolak ajakan Dimas untuk makan siang di luar sampai akhirnya Sekar memesan makanan dan memaksa Langit untuk melahap sebuah sandwich yang di makannya di sela-sela menanda tangani dokumen.

Langit sudah tidak sabar untuk menjemput Lova jam 4 sore nanti karena itu dia berusaha untuk menyelesaikan semuanya sebelum jam 3 sore sehingga membuat bawahannya kelabakan. Sekar dan Dimas cuma geleng-geleng kepala dan mau tidak mau mengikuti CEO muda itu, dalam hati bersyukur juga karena hari ini tidak bakal lembur. Sesuatu yang sangat langka mengingat Langit seorang yang sangat workaholic. Tapi mendadak Irvan membawa Tya Ivanka dan ibunya yang merangkap sebagai manager artis datang ke kantornya hari ini dengan dalih membicarakan iklan yang akan di garap oleh PH milik Langit. Sebenarnya Langit tidak suka mengadakan meeting mendadak dengan urusan yang bersifat tidak urgent seperti sekarang tapi Langit harus menahan kekesalannya karena mesti bersikap profesional dengan klien. Bagaimanapun juga PH nya di bayar oleh Irvan untuk menggarap iklan ini.

Langit semakin resah karena waktu semakin mendekati jam 4, dia tidak ingin Lova menunggu lama atau mungkin Lova akan pulang sendiri karena mengira Langit ingkar janji. Sungguh dia tidak ingin gadis itu berpikir buruk tentang dirinya. Selama ini Langit tidak peduli akan anggapan orang, dia selalu besikap seenaknya bahkan ke cewek-cewek lain pun Langit sangat cuek karena mereka yang butuh Langit jadi sejelek apapun perlakuan Langit, mereka tidak peduli dan bersabar menghadapi tingkahnya. Tapi entah kenapa untuk Lova, Langit tidak ingin mengecewakannya dan Langit ingin meninggalkan kesan yang bagus untuk gadis itu.

''Bagaimana Pak Langit?''

Sekar yang duduk di sebelah Langit mencubit lengannya dari bawah meja membuat Langit tersadar, dia pun berdehem kecil kemudian menatap pria paruh baya itu. Langit kembali melirik jam Rolex yang terpasang dengan elegan pada pergelangan tangan kanannya.

''Maaf Pak Irvan dan Tya, i have to go now. Dimas dan Sekar akan menggantikan saya untuk melanjutkan rapat ini, permisi!''

Langit kemudian berdiri dan menyambar ponselnya di atas meja lalu dengan tergesa setengah berlari keluar dari ruangan meeting meninggalkan Sekar dan Dimas yang menggerutu dalam hati. Irvan hanya terpaku melihat Langit lalu menatap Tya yang cemberut, bibirnya menyunggingkan senyum untuk menenangkan artis muda itu sementara ibunya mengelus punggung putri kesayangan. Tya berdecak kesal, Langit kembali mengacuhkannya padahal dia sudah berdandan secantik mungkin dan merayu pria tua di sampingnya ini untuk menggunakan PH Langit agar dia bisa dekat dengan CEO tampan itu. Sepertinya dia harus menggunakan cara lain agar bisa mendekati Langit pikirnya. Seringai tipis muncul di bibirnya yang di poles lipstick merah menyala, otaknya tengah menyusun rencana agar bisa mendapatkan Langit. Sekar yang tak sengaja menatap Tya bergidik ngeri, tubuhnya merinding dan firasatnya tiba-tiba buruk melihat raut wajah artis cantik itu. Sepertinya ada yang salah dengan gadis di depannya ini karena firasat Sekar tak pernah meleset.

''Baiklah karena Pak Langit sedang ada urusan penting yang tidak bisa di tinggalkan, mari kita lanjutkan meeting ini'' ujar Dimas datar.

Sekar menimpali ucapan Dimas dengan anggukan kepala dan senyum canggung lalu memusatkan perhatiannya untuk membuat notulen rapat hari ini pada laptop di hadapannya. Sementara itu Langit berlari menuju ke lift pribadinya, dengan tak sabar dia menekan tombol basement menuju ke tempat parkir langsung. Tangannya membuka jas dan dasi yang melilit di lehernya lalu menggulung tangan kemejanya sampai siku, dengan jas dan dasi yang tersampir di pundaknya Langit melangkah keluar dari dalam lift lalu menghampiri Hendro yang sedang duduk di balik kemudi mobil alphardnya.

Langit CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang