Part 20 If Killing Is Not A Sin ...

316 37 8
                                    

Lova termenung, dia yakin Langit sedang merencanakan sesuatu. Tapi apa? Sekar dan Tania yang duduk mengapit Lova menjadi heran dengan sikap Lova yang hanya diam saja dari tadi. Jovan dan Ira yang duduk di depan mereka nampak asik mengamati isi mobil, kapan lagi bisa naik mobil mahal dan mewah macam ini? Sedangkan Devan dan Diva bersikeras duduk di kursi depan di samping Pak Hendro yang dengan sabar meladeni setiap ocehan si kembar itu.

"Lova kenapa lo diam saja?"

Lova menoleh Ke arah Sekar kemudian menarik napas panjang. "Gue cuma penasaran, kakak lo ngerencanain apa sih? Tiba-tiba datang dengan lagak macam pahlawan" sungutnya.

"Hush!? Udah di bantu kok malah nyinyirin orangnya?" ucap Jovan tak suka.

"Bukannya terimakasih" sambung Ira.

"Kak Jovan sama Kak Ira nggak tahu aja cerita sebenarnya" ucap Lova mendengus kesal.

Tania mengulum senyumnya, baru kali ini dia melihat Lova bertingkah macam anak kecil. Sekar tertawa, ternyata di depan kakak dan iparnya Lova bagaikan 2 orang yang berbeda.

"Tadi pasti Pak Hendro ya yang menelpon Pak Langit" tuduh Lova.

"T-tidak non" sahut Pak Hendro gugup lalu menurunkan penyekat, membuat Lova geram.

Sekar dan Tania tertawa melihat tingkah pak Hendro, Lova juga aneh udah tahu pake nanya segala.

"Pak Langit ganteng ya, kaya actor korea. Mas kok bisa kenal?" tanya Ira membuat wajah Jovan muram ketika mendengar istrinya memuji lelaki lain.

"Pak Langit itu donatur di yayasan sekolah, dia juga membangun perpustakaan dan sekolah gratis untuk anak-anak tidak mampu di Yogya" ucap Jovan.

Lova malah mendengus kesal mendengar Kakaknya memuji-muji Langit.

"Kamu kenapa kok marah banget sama dia?" selidik Ira, dia menoleh Ke belakang menatap Lova.

"Nggak apa-apa" sahut Lova ketus membuat Ira dan Jovan saling berpandangan.

Sekar menghela napasnya, sebenarnya dia malu akan kelakuan kakaknya terhadap Lova. Tapi ya mau gimana lagi? Setidaknya Langit sekarang sudah menyesali perbuatannya.

"Biar saya saja yang cerita Kak, kenapa Lova marah sama Kak Langit" ucap Sekar.

Sekar kemudian bercerita dari awal pertemuannya dengan Lova di hotel berujung dengan persahabatan trio kwek-kwek mereka. Lalu niat Langit yang hendak mengenal Lova lebih dekat sampai akhirnya Langit mengghosting Lova dan santer di gosipkan dengan seorang artis cantik.

''Kak Langit tampaknya kena batunya, dia merasa sangat kehilangan Lova. Berbagai upaya dia tempuh beberapa bulan ini untuk mendapatkan Lova kembali tapi tidak berhasil sampai akhirnya Lova memblokir kak Langit, membuatnya macam anak ayam kehilangan induk.''

Lova memutar matanya malas mendengar ucapan terakhir Sekar. ''Hehhh ... jangan ngadi-ngadi lah Kar.''

''Gue dengar sendiri Lova, waktu kak Langit kerumah di Bogor ketemu mama. Dia curhat macam anak gadis yang lagi patah hati aja, duduk bersimpuh depan mama. kepalanya di pangkuan mama gitu, di elus-elus sama mama. Gue sama Papa yang ngintip di balik pintu antara geli campur sedih gitu liat kak Langit.''

Lova melengos mendengarnya, seujung kukupun dia tak percaya. Entahlah kenapa dia tiba-tiba benci sekali dengan seorang Langit Bagaskara. Lelaki itu pencinta wanita, penjahat kelamin, seorang buaya darat atau apalah itu sebutannya.

''Lova gue boleh tahu nggak kenapa seminggu ini lo bad mood gitu? Apa karena si bapak buncit tadi?'' tanya Tania hati-hati.

''Well, sedikit tidaknya karena dia sih. Gue bakal cerita semua ke kalian karena gue udah anggap lo sama Sekar itu saudara gue.''

Langit CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang