Jack!
Besok jam 4 di GOR biasa, gw pengen lu datengHari minggu alias besok merupakan hari yang sudah Jackson tunggu, ia dan timnya sudah berusaha keras untuk sampai di babak final pertandingan futsal tingkat SMA. Pertandingannya di mulai pukul empat sore dan Una belum memutuskan apakah ia akan pergi menonton atau tidak. Sebenarnya ia masih kesal dengan ucapan Jackson di telepon kemarin malam, bisa-bisanya dia berkata seperti itu dan sekarang ia baru saja mengirim Una pesan dan memintanya untuk datang menonton. Sejujurnya Una ingin melihat Jackson, namun egonya lagi-lagi terus menahan keinginannya itu. Egonya terus membisiki telinga seolah bilang, "Jangan ke sana. Mau ngapain? Dia nggak anggap lu, lu bukan siapa-siapa juga."
Setelah Una memutuskan teleponnya secara sepihak, paginya ia menerima beberapa pesan dari Jackson yang berisi permintaan maaf darinya. Tentu Una hanya membacanya tanpa membalas. Sabtu ini ia habiskan dengan berdiam diri di rumah, sesekali ia membantu pekerjaan sang mama. Dan kini ia sedang merebahkan tubuhnya di ruang tengah bersama Noval yang sedang sibuk menatap layar laptopnya. Si paling sibuk memang.
"Bang, temen-temen abang nggak pada maen ke sini apa?" Tanya Una, setidaknya kalau teman-teman abang datang kan Una bisa mengalihkan isi kepalanya dari Jackson.
"Kenapa? Lu nggak punya temen?" Sahut Noval menyebalkan.
Ya Una bisa saja keluar dan mengajak teman-temannya untuk hangout dan mengalihkan fokusnya dari Jackson tapi hari ini hari sabtu, pasti di luar sana macet. "Ntar malem juga pada nongol," tambahnya.
"Ahh, capek banget."
Mereka berdua menoleh ke sumber suara, terlihat seseorang merebahkan tubuhnya di sofa kosong. "Sopan lu kek gitu? Dikira rumahnya apa ya," cibir Noval melihat kelakuan temannya, Rio. Panjang umur sekali, baru saja Una menanyakan teman-teman Noval.
"Ya kan kata mama lu anggep aja rumah sendiri. Siapa tau si Una juga mau abang baru, ya nggak, Na?" Sahut Rio.
"Ambil dah ambil. Nggak butuh adek," jawab Noval.
Una berdecak sebal lalu mencabut flashdisk dari laptopnya, raut wajah Noval mendadak masam, "Kok di cabut sih? Gue lagi pindahin data," omelnya. Una menyandarkan tubuhnya di sofa sambil menatap flashdisk di tangannya dan menjawab, "Katanya nggak butuh gue. Ya udah... "
"Emang nggak, butuh ini doang," ucap Noval kemudian merampas flashdisk dari tangan Una.
"Ribut terus ribut," cibir Rio seraya berdiri kemudian duduk di sebelah Noval, melihat layar laptopnya, "Lah tugas biologi, kelas lu belom beres presentasi?" Ucap Rio yang memang beda kelas dengannya.
"Bacot lu ah... Lu ngapain kemari sekarang? Janjian jam tujuh juga," kata Noval saat melihat jam baru menunjukkan pukul enam sore.
"Tadi gue abis ngebrief anak futsal, daripada gue balik dulu, ntar males lagi," jelas Rio. Una yang yang tengah tengkurap di sofa sambil mengayunkan kakinya pun melirik Rio.
"Apa lu liat-liat? Iya anak futsal, ada Jack," ledek Noval, Una mendelik ke arahnya. Sikapnya benar-benar sentimental. "Itu si Jacky masih suka nempel ama cewek toa?" Tanya Noval yang mendapat laporan dari Rio bahwa Jackson sering berdekatan dengan Lea yang ia sebut cewek toa.
Bukan tanpa alasan, tentu karena Lea sering teriak dengan sangat kencang saat supporteran. Saat Rio memberitahu informasi itu, Noval tentu segera memberi tahu Una dan Una sudah tahu tanpa mempermasalahkannya. Ya setidaknya sampai Lea bilang bahwa ia menyukai Jackson. Tentu saja kini ia mempermasalahkannya. Noval pun sepertinya tahu akan itu, toh perkataannyalah yang memancing overthinking Una. Dan ternyata Noval benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Addiction Of Annoyance
Teen FictionKata orang "Jangan nilai buku dari covernya." Setidaknya Nada Aluna a.k.a Una pernah mengikuti pepatah itu namun rasanya pepatah itu tidak berlaku lagi setelah ia melihat Jack a.k.a Jackson Jeandra. Pepatah itu hanyalah sekedar kata. Wajah Jack sang...