BAB 9 PART I

1.3K 144 8
                                    

Sepanjang mata pelajaran Una tidak bisa fokus. Una terus memperhatikan gerak-gerik Jackson yang masih aneh seperti kemarin. Jackson tidak lagi menyebalkan, sejak kejadian di UKS kemarin Una belum berbicara lagi dengan Jackson. Ia juga tidak berniat membuka obrolan dengan Jack.

Mungkin Jack masih sakit makanya ia bertingkah seperti ini atau mungkin ini adalah salah satu rencana Jackson untuk mengerjainya. Una tak tahu. Sialnya, sejak pelajaran pertama dan sekarang yang memasuki pelajaran terakhir, Una hanya terfokus pada Jack. Ia memikirkan Jackson.

Kini Una terkesan seperti orang yang berharap diperlakukan seperti kemarin. Seharusnya Una bahagia Jack berhenti mengganggunya. Una mencoba mengabaikan pikirannya yang terisi oleh Jack. Ini tidak bagus, mungkin Una sidah terbiasa diganggu oleh Jack makanya ia sedikit merasa aneh ketika Jack tidak melakukan itu. Nanti Una juga terbiasa kalau tidak diganggu Jack, pikirnya.

Jackson berdiri dari duduknya dan menghampiri Lea yang duduk di bangku kedua, tiga meja dari pintu.

"Bagi liat nomor tiga, dong," pinta Jackson.

Guru mata pelajaran kali ini memberikan latihan soal dan saat ini ia bilang mau pergi ke toilet. Dan guru itu bilang boleh berdiskusi.. Jackson menarik salah satu bangku kosong ke meja Lea dan duduk di sana. Ia pun mulai menyalin jawaban Lea.

Sialnya, Una masih memperhatikan Jack dari jauh. Una semakin yakin ada yang salah dengan Jackson. Atau mungkin ada yang salah juga dengan dirinya. Biasanya Jackson akan datang ke bangkunya dengan wajah menyebalkan dan bilang, "Liat, dong! Lu kan baek."

Biasanya pula Una akan menolak dengan mentah dan Jackson akan menjawab, "Buruan, harus nurut sama majikan. Liat ya."

Pada akhirnya Una hanya pasrah ditodong oleh Jack. Tapi tidak dengan sekarang, bahkan Jack tidak meminta jawaban dari Una. Ia membintangi pada orang lain. Bukan berarti Una ingin dicontek, hanya saja.... Una tidak terbiasa.

Bel pun berbunyi, Una segera menghampiri Salsa. Hari ini ketua dan wakil diminta untuk menemui Pak Adi, begitu juga dengan Una. Ia diminta untuk memberikan laporan absen bulan ini. Salsa dan Una pun menghampiri Jackson yang masih duduk di dekat Lea. Ia berinisiatif untuk mengajaknya bareng, siapa tahu Jack lupa kan.

"Jack."

Jackson melirik Una sekilas ketika mendengar gadis itu memanggilnya. Setelahnya ia berdiri dan mengalihkan pandangannya kepada Salsa. "Mau ke Pak Adi ya, Sa? Bentar," tuturnya.

"Ayo, Sa," ajak Jackson setelah mengambil tas ranselnya. Ia pun berjalan di depan diikuti Salsa dan Una dibelakangnya. Lebih tepatnya Salsa dan Jackson berdampingan dan Una mengikuti mereka di belakang.

Mereka asik berbincang sedangkan Una hanya diam sambil melihat ke bawah. Ia memperhatikan sepatu hitamnya sambil terus memikirkan Jackson. Una heran, apa sekarang Jackson tidak bisa melihatnya? Saat dipanggil ia hanya melirik dab tidak mengeluarkan sepatah kata pun seolah-olah ia tidak melihat Una. Lagi-lagi Una merasakan keningnya menabrak punggung seseorang, punggung Jack. Ia tenggelam di pikirannya sampai-sampai tidak fokus ke jalan. Ternyata Jackson dan Salsa menghentikan langkahnya karena ada penjaga sekolah yang lewat dengan tong sampah. Jackson menoleh ke belakang dan menatap Una.

"Sorry."

Jackson menghela napasnya lalu melanjutkan langkahnya tanpa mengucapkan apa pun. Mereka pun sampai di tempat Pak Adi berada.

"Gimana? Udah mendingan kamu?" Tanya Pak Adi yang mengetahui siswa perwaliannya itu pingsan kemarin.

"Aman, pak."

Pak Adi mengangguk mengerti kemudian beralih melihat Una yang sedang melihat kertas-kertas yang ia pegang. "Tumben kalem. Biasanya debat ama si Jack," celetuk Pak Adi.

Una melihat Pak Adi dan tersenyum canggung. "Lagi capek aja, pak. Hehe."

Una menyodorkan kertas absen tersebut dan berkata, "Ini buat bulan ini, pak. Una pamit duluan ya."

Pak Adi mengangguk. Una membalikkan tubuhnya dan melirik sekilas Jackson yabg juga sedang melihat ke arahnya. Pandangan mereka saling bertaut sebelum akhirnya sama-sama mengalihkan pandangannya dengan cepat.

"Duluan ya, Sa," pamit Una pada Salsa.

"Hati-hati."

Una berjalan menuju parkiran, ia kira Noval abangnya sudah menunggu. Namun yang ia temui hanyalah motor vespa maticnya dengan dua helm tergantung di spion. Una menelpon Noval.

"Dimana?"

"Bentar, gue lagi setor tugas dulu. Tungguin."

Una mematikan teleponnya setelah Abangnya mengatakan itu. Sepuluh menit kemudian Noval datang.

"Lama banget," kesal Una sambil memakai helmnya.

"Iye tadi abang kencing dulu. Kebelet."

Mereka pun menaiki sepeda motor Noval. Baru saja menyalakan motor, suara klakson terdengar dari belakang. Mereka menoleh dan mendapati Jackson dengan motornya.Jackson memajukan motornya sejajar dengan milik Noval.

"Baru balik lu, Jack?" Tanya Noval basa-basi.

"Iya, bang. Gue duluan ye," jawab Jackson.

Noval mengangguk, Jackson pun pergi dari sana. Una kira Jackson sudah kembali seperti semula. Ternyata tidak, ia cuma pamit. Itu pun bukan kepadanya melainkan kepada Noval. Jackson aneh.

To be continue
Vote n comment guys
Thanks for reading
Jangan lupa mampir ke cerita gue yg laen ya!

https://saweria.co/elvcello

Addiction Of Annoyance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang