"Na! Wendy nyariin," ucap Gabby yang tengah berdiri di depan pintu kelas.
Keadaan kelas sudah sepi, hanya ada beberapa siswa yang akan ekskul. Una sendiri hari ini akan berlatih ekskul. Ia dan Wendy memutuskan bergabung ke ekstrakurikuler Palang merah remaja atau PMR.
Ia pikir mengikuti PMR akan sangat bermanfaat baginya. Selain itu, ia juga bisa bebas menggunakan ruang uks jika sewaktu-waktu ia ingin bolos. Ok ini tidak bagus..
Una berjalan ke depan dan melirik sekilas pria yang sedang duduk di bangku guru dengan ponsel yang dimiringkan dan tersambung ke listrik. Una sedikit bingung karena hari ini Jackson tidak mengganggunya. Bukannya berharap diganggu hanya saja terasa janggal, ini membuatnya lega dan tenang namun sedikit sepi juga.
Jackson melirik Una kembali, "Apa liat-liat? Ganteng?"
Una mengalihkan pandangannya, ia heran. Kenapa setiap ia melihat Jack, Jack selalu sadar dan melihatnya kembali.. Una memutar malas bola matanya.
"Ganteng banget tapi not my type,* jawab Una tanpa menoleh ke arah Jack. "Vin, ayo kumpul PMR," ajak Una kepada Davin. Ya, dia juga bergabung ke ekskul PMR. Una awalnya kebingungan, mengapa ia dan Davin selalu berada di tempat yang sama. Mulai dari segugus, sekelas dan sekarang satu ekskul. Tapi ia bersyukur sih, untungnya ini Davin. Coba bayangkan jika Jack satu ekskul juga dengannya.
"Duluan, aja. Gue lagi ngerank," jawab Davin yang membuat Una tersadar dan pemikiran di otaknya buyar. Mengapa ia harus mengaitkannya dengan Jack?
Una mengangguk dan menghampiri Gabby dan Wendy.
"Davin nggak kumpul?" Tanya Wendy.
"Push rank dulu. Arin mana?" jawab Una.
"Pulang dia mah. Orang nggak ikut ekskul," jawab Wendy.
"Gue balik duluan ye," pamit Gabby lalu sedikit berlari pergi. Gabby juga tidak ikut ekskul, ia bilang, "Alah, ngapain? Mending gue tidur di rumah."
Una dan Wendy berjalan menuju ke pinggir lapangan. Suasana di lapangan cukup ramai oleh beberapa ekskul. Ada futsal, PMR dan paskibra. Lapangan juga dibagi-bagi, setengah ekskul futsal dan sisanya paskibra. Sedangkan PMR di pinggir lapangan. Biasanya sih di uks namun seperti kali ini akan praktik, jadi membutuhkan tempat yang luas.
"Tali lu mana?" Tanya Wendy.
Una memegang kepalanya panik dan menjawab, "Mampus, ketinggalan di kelas, weh."
Una mengacungkan tangannya, "Kak, izin ambil tali ya. Ketinggalan di kelas."
"Jangan lama lama," jawab pria yang merupakan ketua PMR.
Setelah mendapat izin, Una segera menuju kelas. Kelas bangunan sekolah Una terdiri dari tiga lantai dan kelasnya berada di lantai dua. Saat menaiki tangga ia berpapasan dengan Davin yang hendak turun.
"Cepet, Vin. Udah mulai, ege."
Davin mengangguk lalu berjalan melewati Una.
"Eh, Na! Tiati di kelas," ucap Davin sambil terus berjalan menuruni tangga.
Una mengabaikan ucapan Davin dan melanjutkan jalannya. Hati-hati dari apa? Paling juga Davin hanya menakutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Addiction Of Annoyance
Fiksi RemajaKata orang "Jangan nilai buku dari covernya." Setidaknya Nada Aluna a.k.a Una pernah mengikuti pepatah itu namun rasanya pepatah itu tidak berlaku lagi setelah ia melihat Jack a.k.a Jackson Jeandra. Pepatah itu hanyalah sekedar kata. Wajah Jack sang...