Una kembali ke pinggir lapangan dan melihat Wendy dan Davin duduk bersebelahan. Semenjak satu ekskul mereka terlihat dekat tapi baguslah. Una pun duduk disebelah mereka.
"Lama amat. Ngapain dulu?" Tanya Wendy.
Una mendengus sebal dan menjawab, "Tuh, temennya si Davin ribet."
Davin tertawa pelan. "Kan udah gue bilang hati-hati," jawabnya.
"Kesel banget gue! Mata gue ternodai," keluh Una.
Wendy yang bingung pun bertanya, "Emang ada apa, sih?"
"Itu... Si jack setengah bugil di kelas. Gue liat dia lagi ganti baju," jelas Una.
"Tapi gimana? Cakep ye badan dia, Na," kata Davin dengan nada meledek.
Una menatap tajam Davin sedangkan yang ditatap hanya balas tertawa. Una menatap curiga Davin, kenapa ia tahu tubuh Jack? Apa ia sering melihat Jackson telanjang?
"Lagian kok lu tau? Lu sering liatin badan Jackson, hah?" Kata Una.
"Ya kan kalo renang juga setengah telanjang, Na.."
Una mengangguk-angguk paham. Baguslah, ia kira Davin pecinta sesama jenis. Una masih terus memantau persahabatan mereka bertiga. Pasalnya saat di kosan Algi, Jack sangat perhatian pada Algi dan sekarang Davin ketahuan sering melihat tubuh Jack. Mencurigakan bukan? Apa mereka cinta segitiga atau semacamnya.
"Ngangguk-ngangguk kenapa? Sakit leher lu?" Celetuk Davin.
"Kirain gay," jawab Una santai.
Davin melotot dan menjitak pelan kepala Una. "Ngaco, kebanyakan nonton Thailand lu ya?" Kata Davin tak terima.
Una mengelus kepalanya dan menjawab, "Ya kan siapa tau... "
"Bentar, deh... Jackson itu yang mana, weh?" Tanya Wendy.
Una dan Davin saling melihat satu sama lain kemudian menatap Wendy lalu menghela napas.
"Jadi dari tadi ngobrol, lu ga tau orangnya?" Kata Davin.
"Astaga, Wen... Untung temen gue."
Wendy yang melihat reaksi temannya itu hanya tersenyum menampilkan giginya, "Ya maap. Orang ga kenal gue," ucapnya.
Percakapan pun terhenti ketika ketua PMR yang bernama Elang itu menjelaskan materi yang akan dipelajari hari ini. Ia pun menjelaskan sedikit teori tentang bagaimana membuat tandu darurat.
Mereka dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari tiga orang. Dan tentu saja Una memilih dengan Wendy dan Davin. Mereka pun memulai membuat tandu seperti yang diintruksikan kakak senior.
"Eh ini cara naliinnya bener ga, sih?" Tanya Una ragu.
"Nggak tau anjir. Bingung gue," jawab Davin yang sedang berkutat dengan tali temali.
"Lemah. Gampang juga," ucap Wendy yang sudah selesai. Wendy sudah ikut PMR sejak SMP jadi pelajaran dasar seperti ini sudah ia kuasai.
"Bisa nggak?" Tanya seseorang. Mereka bertiga menoleh ke sumber suara. Itu Kak Elang. Ia berjalan-jalan dan mengecek hasil kerja anggota baru dan kini ia sampai di kelompok Una.
KAMU SEDANG MEMBACA
Addiction Of Annoyance
Fiksi RemajaKata orang "Jangan nilai buku dari covernya." Setidaknya Nada Aluna a.k.a Una pernah mengikuti pepatah itu namun rasanya pepatah itu tidak berlaku lagi setelah ia melihat Jack a.k.a Jackson Jeandra. Pepatah itu hanyalah sekedar kata. Wajah Jack sang...