BAB 11 PART I

978 115 4
                                    

Jum'at pagi, Una berlari menuruni tangga sambil menenteng kedua sepatunya. Jam menunjukkan pukul tujuh kurang seperempat meni. Tepat jam tujuh Una harus sudah di sekolah karena hari ini akan diadakan senam bersama yang biasa dilakukan dua minggu sekali.

Tidak biasanya Una terlambat, ini karena malam tadi ia tidur lebih larut. Ia terus melamun dengan pikiran yang tertuju kemana-mana. Una memikirkan kejadian munggu ini, mulai dari Jackson yang kesambet setan sampai ia baikan lagi dengannya. Una juga sempat memikirkan pertanyaan Noval kemarin. Apa ia terlihat seperti pacarnya Jackson? Memangnya ada orang pacaran seperti mereka? Tidak pacaran saja sering ribut, apalagi pacaran.

"Lu kenapa nggak bangunin gue, sih?" Gerutu Una sambil memakai sepatunya. Noval yang sedang duduk di motornya itu memutar bola matanya malas dan menjawab, "Ribet, biasanya juga bangun sendiri. Lagian santai aja, sih. Telat di hukum doang paling."

Una berdecak, justru itu. Una tidak mau di hukum dan berurusan dengan guru BK hanya karena bangun kesiangan.

"Ma, Una berangkat ya. Kesiangan, nih," ucap Una di depan pintu dengan sedikit berteriak. Ibu dari Una dan Noval keluar dari dapur dengan rambut yang diikat setengah.

"Nggak sarapan?"

Una menggeleng cepat, mereka pun pamit pergi dan bergegas ke sekolah. Noval melajukan sepeda motornya dengan cepat, di jam-jam sibuk seperti ini kendaraan cukup padat. Noval mengakalinya dengan menyalip kendaraan lain sedangkan Una terus berdoa kepada Tuhan agar ia tidak menabrak atau terjatuh.

Una merasa lega saat mereka melihat gerbang sekolah masih terbuka lebar. Mereka pun masuk ke sana, detik berikutnya wajah Una kembali malu dan panik. Parkiran di sekolahnya terletak di dalam sekolah, sehingga untuk sampai di sana mereka harus melewati lapangan terlebih dahulu. Una menunduk malu ketika ia tahu bahwa seluruh siswa-siswi dari semua angkatan sudah memulai senam. Noval terlihat tenang-tenang saja, bahkan ia melambaikan tangan ke beberapa orang di sana yang ia kenal.

Setelah menyimpan kendaraan bermotornya mereka segara menuju lapangan. Una menelan ludahnya ketika ia harus melewati barisan murid laki-laki terlebih dahulu.

"Dah, gue di sini. Lu pergi dah cari sebangsa lu. Hush!" Usir Noval ketika ia sudah menemukan teman-temannya.

Una mendelik sebal, kini ia berjalan di samping lapangan untuk menuju ke barisan perempuan paling belakang, ia sudah tidak peduli dengan tatapan orang-orang di sekitarnya. Ada sedikit rasa syukur di dalam dirinya karena ia hanya telat beberapa menit sehingga ia tidak dihukum. Langkah Una terhenti ketika ia merasakan seseorang menarik belakang baju olahraganya. Ia berbalik, Jackson.

Kini posisi mereka berada di barisan paling belakang di perbatasan antara murid perempuan dan laki-laki. Tidak heran jika Jackson ada di barisan belakang, paling dia juga baru sampai sehingga mendapat barisan di belakang  Mood Una mendadak buruk melihat Jackson, ia menebak-nebak, pasti Jackson akan mengerjainya lagi. Mood Una sudah cukup memburuk karena kesiangan dan sekarang Jackson.

"Di sini aja. Temen-temen lu pada di depan, susah nerobosnya." Una diam, ia membenarkan posisi barisnya tidak jauh dari Jackson. Ucapan Jack kali ini benar, barisannya cukup padat di belakang sini. Barisan yang rapih hanya berlaku di depan. Una mulai menggerakkan badannya mengikuti instruksi yang diberikan guru olahraga kepadanya. Una merasa diperhatikan oleh orang di sebelahnya. Ia pun menoleh dengan tatapan tajam, "Apa liat-liat?"

"Apaan? Orang gue liatin orang di depan lu," jawab Jackson. Una menoleh ke siswi yang Jackson maksud. Siswi itu tinggi semampai dengan tubuh berisi, rambutnya dijepit dan celananya sedikit ketat. Dapat Una simpulkan bahwa siswi tersebut adalah kakak kelasnya. Kelas sepuluh biasanya belum berani tampil seperti itu.

"Cabul," cibir Una sambil mendelik sinis.

Jackson terkekeh lalu menjawab, "Orang gue liatin jepitannya noh. Bagus." Una menggerakkan bibirnya tanpa suara, ia meledek Jackson. Jackson yang melihat itu kembali tertawa kecil, "Jelek kek bebek," tuturnya. Seperti biasa, ketika Una kehabisan kata untuk membantah Jackson, ia akan mengacungkan jari tengahnya seperti saat ini.

Una kembali fokus ke gerakan senam yang tempo mulai cepat. Moodnya sedikit membaik, buku yang pernah ia baca ternyata benar. Berolahraga dan berkeringat membuat hormon kesenangannya terlepas. Di tengah moodnya yang mulai membaik, tiba-tiba kening Una terkena tangan dari orang di sebelahnya. Una berdecak kesal dan menoleh ke samping.

"Apa? Nggak sengaja, emang gerakannya gini kan?" Ucap Jackson tanpa rasa bersalah. Gerakan senam barusan yaitu melangkah ke samping dengan kedua tangan yang di buka lebar. Karena Una bertubuh pendek, jadi keningnya pas terkena lengan Jack.

Una mengabaikannya dan melanjutkan senam, ia tidak mau meladeni Jackson dan membiarkannya merusak moodnya yang sejak tadi ia bangun. Tak lama kemudian instruktur senam itu mengulangi gerakan yang tadi yaitu melangkah dengan lengan terbuka, lagi dan lagi Una merasakan lebgan Jackson mendarat di keningnya.

Dengan wajah kesal, Una menghentikan gerak tubuhnya. Ia berdiri menatap tajam Jackson yang saat ini pura-pura tidak tahu. "Jack! Bisa nggak sih nggak usah ganggu?!" Omel Una.

"Apa, sih? Emang gerakannya gitu kan?" Bela Jackson. Una berdecak, "Ya tapi nggak perlu dikenaik ke muka gue!"

"Lah ngatur? Suka-suka gue lah!"

Una melangkahkan ke samping Jackson dengan tangan dibuka mengikuti gerakan senam barusan, tangannya yang terkepal mengenai dada Jackson dengan agak kencang. Ia sengaja, Jack harus tahu rasanya. Memang tangan Jackson yang mengenai kening Una itu tidak terlalu menyakitkan tapi mengganggu. "Balas dendam ni ye. Ga berasa, neng. Lagi dong!" Ucap Jackson

Batas kesabaran Una sudah habis, ia meraih tangannya Jackson dan mencubitnya. Jackson menghentikan gerakan tubuhnya dan meringis, "Ampun, Na! Aduh sakit!"

Ckrek

Una dan Jackson menoleh ke belakang, raut wajah Una mulai panik, ia menggigit bibirnya bawahnya ketika melihat orang di belakangnya itu.

To be continue
Vote n comment
Thanks for reading.
Jacky meresahkan emang ya! Pasti kelen punya kan temen yang modelan kek si Jack waktu senam. Emang layak di pukul.

https://saweria.co/elvcello

Tap for support atau request double update

Addiction Of Annoyance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang