Ghani

43 4 2
                                    

Safield menikmati tempat barunya. Sangat senang ia berada di sana. Baginya setidaknya ia dapat teman yang bisa mengertinya, menanggapinya, dan tidak menyebalkan seperti Astaka.

Namanya Nayendra, anak laki-laki pemilik perkebunan besar yang mereka datangi. Pemilik perkebunan ini adalah rekan kerja atau kenalan Ndoro Purwanka. Nayendra juga adalah kenalan Ndoro Denurtri.

Satu hal yang membuat Safield lebih berisik adalah dia ingin berbicara pada Danastri. Ghani membatu Safield untuk menulis surat. 

Safield dan Danastri terus saling berbalas surat.

Hingga pada suatu pagi, Ghani berjalan menjauh saat sedang menemani Tuan Edward. Smartwatch yang tersembunyi di saku celananya bergetar dan berbunyi 'bip-bip' beberapa kali.

Setelah mendapat tempat sepi, Ghani mengeluarkan smartwatchnya. Di layar hitam muncul icon email, ketika Ghani menekan icon lalu muncul pop-up  lambang ceklis dan tulisan 'selesai' di bawahnya.

"Hah?!" Ghani menekan-nekan layar smartwatchnya. Tulisan-tulisan pesan singkat muncul dan ia bacanya dengan cepat. "Alia sudah kembali?"

Tugas terakhir Ghani adalah memastikan bahwa Safield kembali untuk Danastri.

Artinya, saat Safield kembali Danastri bukan lagi Danastri yang Safield kenal sebelumnya.

Setelah hari ini, Danastri tidak pernah lagi membalas surat Safield. Tiga kali Safield mengirim surat, tidak pernah satupun dibalasnya.

Tambah berisiklah Safield pada Ghani. Mengeluh dan bertanya ini dan itu, mengkhawatirkan surat yang tidak pernah mendapat balasan.


.

The Dussel's mengirim 3 kapal tambahan dari India menuju Bali. Sedangkan 3 kapal sebelumnya kembali menyusuri lautan untuk pulang ke Eropa. 

Ghani tahu Safield begitu menyukai Nayendra. Pria itu adalah teman yang sesuai bagi Safield. Nayendra memberi Safield banyak oleh-oleh, aksesoris dan pakaian-pakaian adat. 

Tepat semalam sebelum mereka pulang, Safield membujuk Tuan Edward untuk singgah kembali di pulau Jawa.

Ghani terkejut ketika Tuan Edward menyetujuinya. Pria tua itu mendatangi Ghani dan memberinya uang gaji lebih.

"Parwoko, saya beri kau uang lebih. Tolong temani Safield hingga kapal ketiga kapal berikutnya pulang dan menjemput Safield." Tuan Edward menyerahkan sekantung koin emas pada Ghani.

Ghani menunduk hormat. "Saya pastikan Safield pulang."

"Saya berjanji pada orang tuanya untuk menjaga dan membawa Safield kembali. Tapi mereka ingin Safield menemukan hidupnya sendiri. Terima kasih, Parwoko."



.

Ghani ada di kapal terakhir bersama Safield, Darto, dan Wiguno. Kapal yang akan berlabuh di belabuhan selatan pulau Jawa. Termasuk Tuan Edward yang rendah hati untuk mengantar keponakan dan bekas penerjemahnya pulang.

Padahal Ghani menawarkan supaya mereka kembali sendiri menggunakan kapal nelayan dari selat Bali lalu menyambung kendaraan warga menuju tempat Paduka Karkasa.



Mereka berdiri memandangi kapal yang singgah tidak sampai satu jam kembali melaju menuju lautan luas. Di sampingnya berdiri Safield Dussel dengan sebuah tas di tangannya dan peti barang di sampingnya. 

Ghani penasaran apakah ada perasaan menyesal ketika Safield melihat kapalnya pergi menjauh?

Pria berambut cokelat terang itu berbalik dan tersenyum padanya.

Gone : Maliaza AmbaraningdyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang