Ruby

44 4 0
                                    

Ruby terbangun dari tidurnya karena suara tertawa orang-orang dan gemericik air. Ia duduk di atas tempat tidurnya melihat sekeliling. 

Kamarnya kosong dan berantakan. Barang-barang berserakan, sampah bungkus makanan dan minuman berantakan di meja pojok kamar. 

Dari luar, dari pintu kamarnya yang terbuka terdengar suara orang-orang tertawa. 

Ruby bangun dan berjalan ke luar, ia berdiri bersandar pada pintu. Tepat di depan kamarnya, ada kolam renang panjang yang kanan dan kirinya adalah kamar-kamar penginapan.

Ada sepasang kursi di depan setiap kamar. Ruby duduk di salah satu kursi di depan kamarnya. Di kolam renang ada teman-temannya dan beberapa orang lain di sisi lain kolam.

"Ruby!" Teriak Adi dari dalam kolam. "Ayo!"

Ruby menimbang-nimbang sebentar sebelum bangun dan melepas kaosnya lalu melompat ke kolam renang.


Menjelang siang menggunakan motor Dimas, Ruby pergi megikuti map menuju rumah keluarga Dimas. Rumah di mana Alia berada. Motor yang dikendarainya melewati jalanan utama Jogja-Magelang, terus melaju melewati sekitaran Candi Borobudur hingga memasuki sebuah gang yang sudah teraspal dengan baik. 

Ruby melewati perkampungan, mesjid, lapangan, rumah-rumah, melewati jembatan yang sungainya tidak terlalu deras, dan terbentanglah sawah yang luas. Jalanan yang Ruby lewati membelah persawahan. 

Sepuluh meter jauhnya, dia dapat melihat sebuah gubuk di tengah sawah. Di sampingnya ada sebuah batu besar dan pohon rindang. Semakin mendekat, Ruby dapat melihat seseorang duduk sendirian di gubuk.

Alia.

Ruby menghentikan motonya di pinggir sawah.

TIN!

Alia menoleh padanya.

TIN!

Alia beranjak dari gubuk dan mulai berjalan mendekatinya.

"Ngapain dari kemarin tidak pulang?" Alia bertanya saat sudah sampai di sampingnya.

Wanita itu pasti berpikir bahwa dia adalah Dimas.

Ruby membuka helm lalu mengacak-acak rambutnya.

"Hai!"

"Ruby?" Alia menyebut namanya pelan-pelan. Wajahnya jelas menunjukan bahwa dia terkejut.

"Surprise!" Ruby menyengir lebar.

Gone : Maliaza AmbaraningdyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang