Keadaan Vale sedikit demi sedikit berangsur pulih. Ia sudah mulai makan dengan baik, tak seperti sebelum - sebelumnya. Rona wajahnya pun sudah kembali.
"Val, gue masih penasaran. Lo liat apaan waktu itu?" tanya Varo tanpa berbasa - basi
"Lo nggak ada simpati - simpatinya ya sama gue. Masih lemes loh gue ini"
"Gak. Gak percaya. Lo udah ngomong mulu, bawelnya udah balik. Jadi mending lo cepet ceritain ke kita apa yang lo liat kemarin"
"Bener - bener kampret lo" Vale kesal tentu saja. Perasaannya pun belum sepenuhnya pulih dari rasa takut, sedangkan saudaranya ini dengan seenaknya menanyakan hal itu.
"Dek, gak usah didengerin omongan Varo. Kalo lo belum siap ya nggak apa - apa. Senyaman lo aja pokoknya ya" Vano tersenyum di akhir kalimatnya
"Huhu emang cuma Vano doang saudara gue, mengerti gue banget" Vale sedikit melakukan pout
"Vale, lo sadar nggak sih lo tuh udah gede. Dipikir lucu apa kelakuan lo begitu"
"Nye nye nye"
"Dih, gue geplak lo"
"Tapi, emang beneran se serem itu guys. Kalian kalo liat langsung gue jamin bakalan stuck gak bisa ngapa - ngapain. Kaki lo bakal berasa berat buat mau kabur" ujar Vale
"Serius lo?"
"Lo mau coba liat? Nih gue transfer ilmunya" Vale melakukan gerakan - gerakan aneh, kemudian ia mengguncang bahu Varo dengan kuat
"Heh lo ngapain anjir? Diem gaaak Valee"
"Hahaha. Ya lagian lo nggak percaya. Gimana ya gue bilangnya, pokoknya muka nya itu pucet banget serius. Terus rambutnya emang agak nutupin wajahnya. Trus pas agak lama, dia malah senyum lebar ke gue. Makanya gue shock"
"Anjir Vale.." ucap Varo
"Makanya, gue sampe pingsan kan kemarin. Ya kaget lah, udah lama nggak liat yang kayak begituan terus ini tiba - tiba langsung liat lagi. Wah gila dah pokoknya"
.
Siang ini, ketiga bersaudara itu memutuskan untuk jalan - jalan. Vale bilang, ia suntuk beberapa hari di rumah. Mengingat ia juga tidak bersekolah karena sakit
"Val lo baru sehat anjir, jangan banyak tingkah" ujar Varo
"Dih. Gue butuh liburan Varo. Lagian, udah izin ayah sama bunda. Vano juga mau anter tuh. Keputusan lo nggak ngaruh apa - apa wlee" Vale menjulurkan lidahnya, mengejek Varo
"Emang kampret"
"Guys, ayo kita pergi. Barang barang udah pada gue masukin semua ke bagasi" teriak Vano dari halaman rumah
"Ayoo cepet, abang lo udah teriak - teriak itu" Vale menarik lengan Varo. Menyeretnya keluar dari ruang keluarga
"Hadeh.."
.
Perjalanan mereka kali ini terbilang sangat menyenangkan. Bernyanyi di sepanjang jalan, bercanda gurau, juga membahas hal - hal random.
"Van, kita ini mau kemana sih sebenernya? Kok jalanannya makin menjauh dari kota?" tanya Varo
"Kakak lo pengen ke curug. Wisata alam katanya" jawab Vano seadanya. Sedangkan di sampingnya, Vale membalikkan badan. Menghadap pada Varo yang ada di seat belakang, kemudian berpose peace sambil tersenyum
"Nanti lo liat yang aneh - aneh nangees"
"Si bego, jangan gitu lah ngomongnya" umpat Vale
"Ya lagian, lo ngapain main jauh - jauh begini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple Trouble
FanfictionGimana ya rasanya kalau kita punya kembaran yang beda - beda sifat?