Siang nanti ketiga anak Martin akan pergi berkemah, sesuai dengan agenda sekolah mereka. Semua perlengkapan sudah disiapkan dan dikemas dengan rapi oleh Ratna dengan bantuan Mbak Ani. Vale dan Varo juga sedikit membantu, kecuali Vano yang absen karena masih ada kegiatan sekolah.
"Apa lagi dek yang ketinggalan? Udah semua?" tanya Ratna
"Kayaknya udah bun, udah double check juga tadi"
"Kakak gimana? Tas abang udah di cek juga?"
"Udah, udah kakak liat tadi. Aman semuanya bun"
.
Abang Vano🐣
Gue nunggu di sekolah aja dah, capek harus balik dulu. Tolong cek ya perlengkapan gue. Make sure gak ada yang ketinggalan. Makasih Le
Ya, dh w cek. Sm sm bwank
Begitu selesai mengetik balasan, Vale segera menghampiri Varo yang sedang merapikan rambutnya di depan cermin. Menepuk pantat adiknya seraya berkata
"Vano nungguin di sekolah. Hayu dah kita cabut sekarang aja"
"Lah kagak balik dulu dia?"
"Capek katanya kalo balik. Lagian siapa suruh mau - mau aja jadi volunteer. Udah tau capek masih aja nimbrung"
"Lo kayak kagak tau dia aja. Ngambisnya lagi kumat"
.
Sampai di sekolah, Martin dan keluarga kecilnya langsung menuju titik kumpul yang sudah diberitahukan. Sekolah sangat ramai siang ini, berkali - kali lipat lebih ramai dari biasanya. Para orang tua sibuk membantu anaknya menata barang di bagasi bis. Tak terkecuali Martin yang saat ini terengah karena memasukkan 3 tas cukup besar ke dalam bagasi.
"Pulang dari sini ayah minta pijit ya bun, 2 jam"
"Iya, hari ini spesial karena ayah udah bantuin anak - anaknya" jawab Ratna dengan senyuman. Kemudian dengan spontan Vale memeluk Martin, diikuti Vano dan juga Varo. Mengucap terima kasih karena sudah bersedia mengantar. Pun rela pulang cepat dari kantor demi mereka.
Di perjalanan mereka menempati seat 3 dengan posisi Vale dekat jendela, Vano ditengah, dan Varo di paling kiri. Sempat terjadi adu mulut antara kedua adik Vano. Berebut siapa yang akan menempati posisi duduk dekat dengan jendela. Namun, sebanyak apapun mereka ribut, akan berakhir sama. Vale yang merajuk dan Varo yang mengalah.
Mobil pun sudah menempuh sekitar satu setengah jam perjalanan. Vale menyandarkan kepalanya pada bahu Vano, dengan posisi duduk yang terlihat seperti tak nyaman.
"Kenapa dek? Lo nggak tenang gitu tidurnya"
"Mual bang" rintihnya
"Mau gue bilangin pembimbing? Biar cari rest area dulu?" Vale hanya menggeleng. Merangkul lengan Vano untuk dipeluk.
Saat ini, mereka sudah sampai di lokasi perkemahan. Tenda pun sudah berdiri berjajar membentuk pola yang rapi. Terdapat sedikit pembatas yang membedakan tenda putra dan putri. Varo terlihat paling bersemangat. Jiwa petualangnya seolah terpanggil begitu ia menginjakkan kaki di lokasi ini. Ia kemudian berkeliling kesana kemari sedangkan Vale berjalan gontai dipapah Vano. Ia mabuk perjalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple Trouble
FanfictionGimana ya rasanya kalau kita punya kembaran yang beda - beda sifat?