10

3.8K 388 36
                                    

Semua kembali seperti semula, Edgar dengan dunianya yang masih dikelilingi maddy dan Lauren dengan sifatnya yang agak pendiam hari demi hari.

"Kau akan kemana?" Lauren memeluk pria itu dari belakang

Pria itu berbalik, ia menangkup pipi Lauren dan berkata "Aku tak akan lama, Kau tau bukan aku adalah tangan kanan Edgar"

Lauren sebenarnya masih ingin lama berada di dekat Pria itu, satu-satunya Pria yang memberinya emosi yang bernama cinta, yang ia dambakan selama ini.

Theodore mengelus lembut pipi Lauren kemudian berbalik menuju pintu.

Ya, Pria itu Theodore. Putra dari Justin dan Airin de Vallen. Dia telah ditinggal mati kedua orang tuanya sedari umur 4 tahun. Hal itu terjadi karna pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang di wilayah yang sebelumnya Airin pernah menjadi istri seorang Duke di sana sebelum suaminya mati. Setelah mati ia memutuskan kembali ke kekaisaran Carl karna perebutan harta peninggalan suami tuanya yang dilakukan oleh istri-istri terdahulu sang Duke yang malang dan bersyukur juga ia tidak di karuniai anak pada pernikahan itu.

Namun tau mengenai pernikahannya kembali setelah suami tuanya mati, ternyata hal itu tak dapat diterima oleh para fanatik sang Duke, mantan suaminya yang telah mati. Mereka mengganggap Airin mengkhianati Duke mereka yang telah mati. Karna itu nyawa Justin dan Airin dihabisi sia-sia dengan cara curang dan biadab. Untung saja Theodore terselamatkan namun harus kehilangan kedua orang tuanya. Setelah kejadian itu Theodore di rawat oleh Aaron dan Debora dan tumbuh bersama dengan Edgar.

"Kau selalu tak berada di tempatmu dan itu selalu sama dengan Theodore yang juga tidak berada di tempatnya di waktu yang sama, mungkin sekali dua kali itu adalah kebetulan namun jika terjadi berkali-kali bukankah itu patut di curigai Lauren Veroch?"
Edgar menatap Lauren dengan tatapan penuh intimidasi.

Lauren mengangkat kepalanya yang semula tertunduk malas, untuk menatap Iris kelam yang menatap nyalang padanya itu.

"Edgar, berhenti bertindak seperti kau menyayangiku, kau tau itu sangat menjijikan."

Omongan remeh Lauren membuat Edgar mengepal kuat tangannya hingga buku jarinya memutih.

"Menjijikan? Lalu apa yang lebih menjijikan dari Istri yang merangkak pada teman suaminya?!"

"Dan apa yang lebih menjijikan dari suami yang terang-terangan tertarik pada iparnya?! istri dari saudaranya?!!" Lauren balas berteriak di akhir kalimatnya, "Kau tau? Kau benar-benar menjijikan Edgar!! Kau tidak berkaca pada diri mu sendiri! Bukankah kau tidak pernah mencintaiku?! Oleh karena itu berhenti peduli terhadap apa yang aku lakukan sialan!!"

"Sialan?" Edgar tertawa remeh "Seharusnya aku tau, anak buangan sepertimu bukanlah wanita mahal!!kau benar-benar murahan Lauren" Edgar berucap santai dengan mata menatap tajam pada Lauren

"Ya, itu aku" Lauren tersenyum culas membalas tatapan tajam Edgar, ia melangkah mendekat dan bersuara rendah tepat di hadapan Edgar "jika ini cara satu-satunya mendapatkan cinta untukku, mengapa tidak? aku menikmatinya" ucap Lauren enteng membuat darah Edgar kembali mendidih

"Berani-beraninya hah? Kau mencoba mempermainkanku? Beraninya anak buangan seperti mu mempermainkan calon penerus Aaron Vaske hah?!"

"Kau pikir aku takut dengan nama belakangmu?"

"Sialan!! Apa kau benar-benar ingin mati?!" Edgar sudah hilang kendali

"Ini, kau tau? Ini yang membuat Maddy lebih menerima Ren daripada kau Edgar. Kau lelaki keras kepala dan tidak dapat mengontrol amarah dengan baik, dan jangan lupakan satu hal lagi, kau benci dipermainkan tapi kau sendiri mempermainkan! Seharusnya kau menyadari jika apa yang terjadi kini adalah akibat dari perbuatanmu! Akibat dari kenapa kau tidak mencintaiku!!"

Edgar VaskeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang