"Edgar!! Tidak! Jangan pergi ku mohon!! Kau seharusnya menjagaku. Kau seharusnya mencintaiku!! Edgar kau suami ku! Bukan suami wanita ituu! Edgar dengarkan kata-kataku!!!" Lauren berteriak kencang yang di akhiri isakan frustasi
Edgar seakan menutup telinga, teriakan kencang Lauren hanya di anggap angin lalu olehnya.
Wanitanya, ah bukan. Seorang gadis cantik yang sempat ia temui semasa akademi dulu, cinta pertamanya kini tengah berada dalam bahaya. Wanita itu berada di tengah-tengah pergolakan. Bagaimana tidak, Ren Vallerio Carl yang merupakan tunangan dari Maddy sekaligus Kakak sepupu Edgar, tengah bersitegang dengan Maxwell Veroch yang adalah Kakak beda Ibu dengan Lauren. Apalagi yang melatarbelakangi perselisihan keduanya jika tidak karna Maddy, wanita dambaan semua orang. Bahkan para calon pewaris takhta hampir saja akan melakukan perang deminya. Bahkan Edgar pun ikut andil untuk mengamankan cinta pertamanya itu.
Lauren terduduk di tanah yang kotor. Air matanya tak hentinya keluar. Wanita itu diam cukup lama lalu ia mengepalkan tangannya kuat.
"Kenapa wanita itu selalu di cintai semua orang?! Kakakku! Edgar! Semuanya!! Mengapa dia?! Mengapa bukan aku?! Wanita yang tak pernah mendapatkan cinta sedari lahir bahkan ketika sudah menikah pun nasibku tetap sama?! kata mereka tuhan itu adil.. Lalu mana?! mana keadilan Tuhan untukku?!!" Air mata spontan kembali mengaliri pipi yang sudah kering sebelumnya itu, namun masih tetap ada bekas air mata.
Dengan penuh pendaman emosi Lauren kembali berucap "Edgar bahkan siap berkorban nyawa untuknya?! Kenapa semua orang dengan cuma-cuma menyerahkan nyawa mereka untuk wanita sialan itu?!!" Mata Lauren memerah
Ia bukan wanita yang baik. Perlakuan buruk keluarganya melatar belakangi kekacauan sifatnya. Pemberontak, Jahat, Suka membuat Onar, Berlaku semena-mena. Hal itu semua ia lakukan karna sangat benci dengan Kaisar yang adalah sang Ayah yang tak pernah memperhatikannya. Semua orang di istana acuh bahkan terang-terangan membencinya. Maxwell Veroch pun pernah hampir menghabisi nyawanya, yang notabenenya ia adalah kakak dari Lauren.
_______
"Apa yang terjadi?" Debora bertanya pada pelayan pribadinya
Meski kini ia sudah tak lagi muda namun kecantikannya seakan tak pernah memudar, ia masih saja tampak memukau
"Maaf Duchess.. Nona Lauren ia sedikit bertengkar dengan Tuan Muda Edgar"
Debora tidak melepas matanya dari pemandangan indah di depannya, ia masih tetap menyesap santai tehnya kemudian kembali berkata
"Aku cukup kasihan padanya, Edgar sedikit keterlaluan" Debora bersuara dingin
Pelayan itu tak berani berkata, ia hanya menunduk
Malam nanti siapkan meja makan, aku akan memberitahu Edgar untuk makan malam bersama
"Baik Duchess" pelayan tersebut mengangguk hormat
__________
"Mengapa kau pergi ke Istana Kaisar siang ini?" Debora bertanya dengan suara dingin pada Putranya Edgar
"Kakak Ren membutuhkan bantuanku, Maxwell kembali membuat ulah" Jawab Edgar santai tanpa menatap Debora dan masih tetap menikmati makanannya
"Kenapa Papa tidak tau kau ke Istana siang ini?" Aaron mengangkat sebelah alisnya menatap Putranya
"Situasi darurat Papa"
"Edgar.."
Tidak itu bukan suara Aaron, itu adalah desisan dingin dari Debora. Semua yang ada di meja makan seketika meremang. Bagaimana tidak, suaranya begitu dingin dan terdengar sangat mengintimidasi
KAMU SEDANG MEMBACA
Edgar Vaske
Fantasy{FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!} **** "Kau sentuh sedikit saja rambutku maka Aku akan melakukan hal yang sama atau mungkin lebih parah pada wanitamu!" "Beraninya Kau?!" "Kenapa?! Kenapa Aku tidak berani hah?! Apa karna Dia Calon Putri Mahkota?! Apa karna...