20

2.4K 225 40
                                    

Jangan lupa baca chapter sebelumnya yaaa biar galupa ceritanya :), maaf jarang bgt update karena aku lagi hectic bgtt maklumin ajaa mahasiswa semester akhir ini. Doain aku juga ya luvvv di lancarin skripsiannyaa <3. Happy reading!!!!

__________

Kediaman Megah Aldhof Caviar, kini sepi karna Putra-Putranya telah berkeluarga dan sibuk melindungi Perbatasan Kekaisaran. Dia yang telah banyak menghabisi sisa hidupnya di medan perang yang beringas dan penuh ambisi membunuh satu sama lain, memutuskan untuk mengisi hari tuanya di kediaman penuh kenangan ini.

Ia begitu menyesali kesibukannya di masa lalu hingga terlambat menjeput Cucu dari Putri kesayangannya yang telah mati karna cinta yang si-sia. Tentu hal itu menjadi pengingat baginya untuk tidak membiarkan hal yang sama terjadi kepada cucunya. Oleh karena itu, Ia sangat melarang Lauren kembali kepada Keparat Ingusan itu.

Sepasang Kakek dan Cucu itu tengah menikmati secangkir teh di paviliun yang dipenuhi bunga tulip tempat Putrinya yang telah tiada sering menghabiskan waktu untuk merajut disana.

"Ibu mu sering menghabiskan waktu disini, Dia sangat terampil dalam merajut bahkan Syal yang tengah Kakek kenakan ini adalah hasil rajutannya"

"Ah benarkah? Lalu kenapa tak ada satupun rajutan yang Ia tinggalkan untukku?" Lauren selalu sangsi mendengar tentang Ibu-nya

"Kau tentu tau Ia mati setelah melahirkanmu"

"Lalu Kakek juga akan menyalahkanku atas kepergian putri kesayangan Kakek? Seperti yang dilakukan Kaisar Veroch si tua bangka yang telah mati itu?! Wah mereka pasti sudah bertemu di Surga atau Neraka? Hmmm" Lauren menopang dagu-nya berlagak seperti berfikir namun sedikit mencemooh

Aldhof hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sikap Lauren yang tidak beretika pada semua orang, tampaknya sikap asli-nya tak akan pernah hilang.

Seorang Ksatria datang membawa kabar baik untuk Lauren. Dengan adanya Aldhof disana sang Ksatria dengan lengkap menjabarkan apa saja yang sebenarnya telah terjadi di Kekaisaran Carl.

"Beberapa waktu lalu terjadi kegaduhan di Istana Kekaisaran. Calon putri mahkota tiba-tiba saja keguguran dan tabib mengatakan bahwa Ia tidak dapat memiliki keturunan lagi karena racun yang tak sengaja Ia minum begitu keras. Untung saja nyawanya selamat namun calon anak mereka tak bisa di selamatkan. Putra Mahkota marah besar sehingga memporak-porandakan sistem Istana Kekaisaran, semua yang terlibat dengan Dapur Istana diselidiki tanpa celah. Hingga tertangkap lah terduga pelaku yang merupakan Nona bangsawan yang sangat terobsesi pada Putra Mahkota, Nona itu dihukum di penjara bawah tanah dan predikat bangsawan seluruh keluarganya dicabut hingga mereka di asingkan di pinggiran perbatasan. Karna Putra Mahkota akan melanjutkan takhta dan mustahil ia tidak memiliki keturunan untuk melanjutkan takhta selanjutnya. Oleh karena itu, Kaisar Aaric memerintahkan Putra Mahkota untuk menikah lagi dan menceraikan Maddyia Fello karna dari dulu kekaisaran Carl tak pernah memiliki riwayat penerus takhtanya memiliki Istri lebih dari satu di saat bersamaan"

Ksatria itu terdiam sejenak, Lauren mengerutkan dahi-nya "Lalu apa lagi-? Kenapa kau diam?!"

"Perceraian itu telah dilakukan dan karna Maddyia Fello hanya anak dari seorang Baron biasa dan banyak orang yang mengancam menghilangkan nyawanya karna dianggap aib kekaisaran dengan tidak bisa memberi anak untuk Putra Mahkota. Oleh karena itu, Edgar Vaske ingin kembali menarik Nona ke sisinya lagi agar dapat menjadi perisai kuat untuknya dengan latar belakang keluarga Nona adalah Panglima tempur dan Putri dari kekaisaran Veroch. Dengan itu Ia akan menjadi tameng yang kuat untuk Maddyia Fello"

Lauren begitu seksama mendengar tuturan panjang dari Ksatria di hadapannya ini. Sementara Aldhof melirik cucunya untuk melihat bagaimana raut wajah Lauren, seperti biasa. Wajahnya penuh amarah dan dalam sekejap secangkir teh yang ada dihadapannya sudah pecah berbenturan dengan lantai Paviliun, tangannya mengepal dan rahangnya mengatup keras "Aku selalu benci dengan Wanita sialan yang tak berguna itu! Wanita miskin yang bahkan tak memberikan keuntungan apa-apa, mengapa Kau begitu mencintainya tanpa henti hah?! PADAHAL TAK ADA APAPUN YANG DAPAT DIBANGGAKAN DARI DIRINYA! SIALAN!!"

Lauren berteriak kesetanan. Sementara Aldhof menyuruh Ksatria tersebut memberi undangan ke kediaman keluarga Vaske untuk mengundang Aaron, Debora, dan Edgar makan bersama di kediamannya. Tidak tau apa rencana yang dibuat oleh Aldhof Caviar terkait itu.

*****
"Kau menemui Lauren?"

"Mama memata-mataiku?"

"Apa yang Kau rencanakan?" Sorot mata Debora dingin

"Aku sudah cukup dewasa, hentikan pasukan yang Mama kirim diam-diam untuk mengawasiku!"

"Edgar.. Kau seharusnya tidak melewati batas"

"Batasan apa yang Aku lewati?"

"Kau ingin menggunakan posisi kuat Lauren? untuk wanita menyusahkan itu?"

"Ucapan Mama sangat tidak sopan pada Putri Mahkota!!" Edgar berucap dingin

"Kau bahkan lupa jika Dia sudah bukan lagi Putri Mahkota di Kekaisaran ini?"

"Mama, jangan meremehkan dia"

"Apa yang kau lihat dari Putri seorang Baron biasa sepertinya?!!" Intonasi Debora naik satu oktaf

"Mama bahkan kini memandang tingkatannya?!"

"Kau jangan berlagak cerdik! Masih saja banyak masalah yang Kau buat dan selalu Aku yang menyelesaikannya!! Jadi kubur jauh-jauh rencana bodoh yang Kau siapkan untuk menjamin hidup wanita tak berguna itu!!!"

"Aku tak mengerti maksud pembicaraan Mama" Edgar berlagak bodoh dan hendak berlalu dari sana

"Aldhof Caviar mengirim surat undangan untuk makan malam di kediamannya! Kau pikir Kakek tua itu tidak mencium sama sekali rencana bodohmu itu?! Kau berurusan dengan orang yang salah, jangan lagi hanya memanfaatkan Lauren! Meskipun dia diperlakukan bak sampah di kekaisaran Veroch tapi dia adalah satu-satunya Putri Kaisar! Dia mempunyai hak istimewa meskipun Kaisar Veroch dulunya bahkan tak sudi menganggapnya namun peraturan Kekaisaran yang sudah turun temurun tak akan bisa berubah! Lauren boleh-boleh saja menuntut Maxwell jika Dia mau! Dan satu lagi, dibelakangnya juga ada Aldhof Caviar! Kau tentu tau silsilah mereka. Jadi jangan pernah berlagak pandai dan begitu percaya diri, Edgar!! Ini peringatan terakhir untukmu!"

Edgar terdiam, Ia memang sangat terburu-buru karna begitu cemas Madyia terancam bahaya. Namun Lauren memang mudah baginya tapi tidak dengan latar belakang Wanita itu. Dia bisa saja jadi pemicu perang antar kekaisaran, jika Ia begitu berani seperti ini. Kenapa ia selalu saja tergesa-gesa?!

"Kita akan pergi ke kedimana Caviar esok lusa. Tolong gunakan otakmu dengan benar kali ini!."

Edgar VaskeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang