Sudah sebulan berlalu namun semuanya masih sama, tak ada yang berubah. Hanya saja kali ini lebih dingin, hubungan keduanya makin dingin alih-alih membaik.
Seminggu yang lalu tersebar rumor di wilayah kekaisaran Carl bahwa Putri Mahkota tengah hamil, semua orang bersuka cita kecuali satu orang, ya dia Edgar.
"Kau menenggak Arak keras lagi?"
Pemandangan ini sudah beberapa hari kebelakang ini Lauren lihat. Edgar yang selalu mabuk di ruang pribadinya.
"Berita kehamilan itu membuat mu sefrustasi ini?"
Edgar menengadah lalu menatap Lauren yang telah berdiri di depan meja kerjanya
"Wanita yang tak pernah mengenal cinta sepertimu tak akan tau bagaimana rasanya" ucap Edgar di akhiri dengan senyum tipis
Untuk sesaat Lauren terdiam
"Sayang sekali kau benar. Mana mungkin aku merasakannya, merasakan tangisan dan kesengsaraan orang yang begitu ingin bersamaku"
"Ya, tak mungkin kau merasakannya karna di jalan takdirmu benar-benar tak ada cinta untukmu. Kau bahkan dari kecil tak mendapatkan apapun Lauren, seharusnya kau bersyukur karna aku mau menikahimu setidaknya kau pernah merasakan kasih sayang dari kedua orang tuaku" Edgar tertawa kecil di akhir kalimatnya
Lauren menatap Edgar yang masih menertawainya
"Seberapa keras aku mencoba menyangkalnya, kau benar satu hal yang begitu berarti di hidupku adalah menikahimu, lelaki yang begitu ingin aku miliki"
Edgar terdiam dari tawanya kemudian menatap serius pada Lauren "Kau menyesal bukan karna telah memilihku"
"Tidak, sama sekali tidak. Kau adalah satu-satunya keputusan yang berani aku buat dalam hidupku. Kau adalah satu-satunya hal yang ku inginkan melebihi isi dunia ini, kala itu"
"Sayang sekali aku sama sekali tidak pernah menginginkanmu"
"Aku.. Tau, sangat-sangat tau"
"Aku mencintai Maddy"
"Bisakah kau tidak mengatakan itu berkali-kali? Entah kenapa setiap nama wanita itu keluar dari mulutmu, hatiku begitu teriris. Tak usah berhenti mencintainya karna aku sama sekali tak akan menghalangimu lagi namun, berhentilah untuk selalu mengatakan hal buruk padaku, tidakkah kau menyadari kau terlalu banyak menyakitiku?"
Iris kelam dan Iris terang keduanya bertemu. Sepasang mata dengan tatapan tegas dan sepasang lagi dengan tatapan lemah penuh permohonan.
"Kau benar-benar tak ingin memperbaiki kita, Edgar?"
Edgar memutus tatapan keduanya, ia memandang lukisan Naga yang berada di ruang pribadinya mangacuhkan ucapan Lauren.
"Kau begitu membenciku?"
"Ya! Aku sangat menbencimu Lauren! Maka diamlah! Dan jangan lagi muncul di depan wajahku!! Kau begitu menyedihkan! Tak ada siapapun yang menginginkanmu tak ada! Maka pergilah jauh dari dunia ini! Pergilah jauh sialan!!"
Lauren menutup kedua matanya, membiarkan butiran-butiran air yang di tahannya selama ini jatuh berderai. Ia sekuat tenaga menggigit bibirnya menahan isakan hingga tanpa ia sadari gigitannya terlalu kuat hingga membuat bibirnya berdarah.
Edgar yang seakan baru sadar akan sesuatu segera menghampiri Lauren yang masih berdiri dengan wajah menekuk di depan meja kerjanya
"Maaf, aku hilang kendali. Arak itu nengambil alih kesadaranku"
"Apakah setiap hari aku akan mendapatkan makian lalu kemudian kau akan meminta maaf dan semuanya selesai? Apakah setiap hari kau akan selalu berkata tidak baik padaku lalu aku memaafkanmu? Kau pikir di hubungan ini hanya kau yang merasakan sakit? Kau pikir di hubungan ini hanya kau yang tersiksa? Kau bahkan masih bebas menemuinya kapan saja! Semua orang bahkan tidak mencaci mu sebagai pria yang sudah beristri namun masih saja memikirkan wanita lain! Tapi mengapa setiap apa yang aku lakukan akan menjadi omongan buruk bagi orang-orang di wilayah kekaisaran ini?! Selain mendapat caci maki dari mu aku juga akan mendapatkan cacian dari rakyatmu? Jika seluruh dunia menatap sinis padaku dan kau pun juga maka kemana lagi aku mengadu Edgar? Kemana lagi aku bertumpu? Aku tak tau harus bagaimana lagi karna seakan semua tindakan yang aku ambil membuat semua orang marah dan membenciku. Apa seumur hidup aku hanya akan mendapatkan cacian alih-alih cinta? Mengapa kau memisahkanku dari dia Edgar..?"
Edgar membuang muka, menghindari sorot lemah nan putus asa dari Lauren.
"Jika sudah benar-benar lelah bukankah aku harus beristirahat?"
Lagi-lagi Edgar tak menjawab dan menghindari mata Lauren
"Aku pergi"
Lauren beranjak dari duduknya dan berjalan sedikit berlari menuju pintu keluar. Pintu tertutup begitu keras setelahnya.
**
ada hal yang pengen di bilang ke Edgar atau Lauren ga?
![](https://img.wattpad.com/cover/301987610-288-k212519.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Edgar Vaske
Fantasy{FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!} **** "Kau sentuh sedikit saja rambutku maka Aku akan melakukan hal yang sama atau mungkin lebih parah pada wanitamu!" "Beraninya Kau?!" "Kenapa?! Kenapa Aku tidak berani hah?! Apa karna Dia Calon Putri Mahkota?! Apa karna...