2

6.4K 609 84
                                    


***
Enjoyy dan jangan lupa voment yaa:)
______

"Ini semua karna kau sialan!" Edgar membentak Lauren di dalam kamar mereka

Lauren mendongak tanpa tatapan takut ia menatap santai Edgar yang tengah berapi-api

"Aku?" Lauren kemudian tersenyum miring "kau yang mempersulit dirimu sendiri Edgar"

Edgar benci dengan ucapan tenang Lauren

"Sialan!!" Edgar hendak menarik kasar rambut Lauren

"Kau sentuh sedikit saja rambutku maka aku akan melakukan hal yang sama atau mungkin lebih parah pada wanitamu!"

"Beraninya kau?!"

"Kenapa?! Kenapa aku tidak berani hah?! Apa karna dia calon putri mahkota?! Apa karna semua orang melindunginya?! Semua orang mencintainya?! Dengar ini baik-baik Edgar.." Lauren yang semulanya berteriak berucap dingin "Aku bahkan berani menghabisinya dengan tanganku Edgar.. Persetan dia calon putri mahkota ataupun semua orang siap menjadi perisainya! Karna ini sangat tidak adil.. Dia sedari dulu sudah di cintai semua orang namun kini ia juga akan selalu di cintai? Sementara aku akan hanya mendapat kebencian seumur hidupku?! Bukankah dia harus merasakan rasa sakit meskipun itu hanya sekali dalam hidup ini? Bukankah itu baru adil?"

"Lauren Veroch!!!"

Plakkk

Tamparan keras sekaligus teriakan kuat Edgar mengisi ruangan itu. Edgar benar-benar di puncak kemarahannya.

Lauren memegangi pipinya yang kebas. Ia mendongak kemudian darah keluar dari hidungnya. Tenaga Edgar memang tidak main-main

"Kenapa selalu aku Edgar..?"

______

Edgar adalah satu-kesatuan dari Aaron dan Debora. Kekeras kepalaan Aaron dan Debora menyatu dalam dirinya, tempramen buruk keduanya pun sama. Oleh karena itu, Edgar tak memiliki satupun sisi baik yang dapat di banggakan. Ah tunggu, bukannya tidak ada namun semuanya akan berubah menjadi lembut ketika ia berhadapan dengan Maddy.

Entah apa yang di miliki wanita itu namun semua pria takluk padanya. Edgar, Ren, Maxwell.. Mereka bahkan berani bertaruh nyawa untuk Maddy.

"Lauren?"

Lauren yang sedari tadi melamun di kejutkan oleh suara seseorang

"Ya Theo?"

Ketika Lauren berbalik ternyata itu adalah Theo, sahabat Edgar sekaligus anak dari Paman Justin.

"Apa kau mencari Edgar?"

Theo menggeleng "Apa aku boleh duduk di samping mu?"

"Tentu" Lauren mengangguk

"Kau tampak pucat Lauren"

"Aku merasa sedikit tidak enak badan"

"Apa perlu aku beritahu Edgar?"

"Jangan bercanda Theo, kau tau dia tak pernah peduli padaku" Lauren sedikit terkekeh

Theo pun ikut terkekeh

"Ngomong-ngomong, bagaimana? Apa kakakku sudah rela melepas wanita itu untuk Kakak Ren?"

"Maxwell masih saja bersikeras, pernikahan resmi Putra mahkota semakin di tunda"

Lauren mengangguk-anggukan kepalanya. Kemudian ia menatap Theo yang juga tengah menatapnya. Tatapan Lauren pada Theo semakin dalam, seakan terbawa suasana Theo pun sama. Lauren mendekat ia menaruh tangannya di atas punggung tangan Theo, semakin lama wajah keduanya semakin dekat namun suara dingin nan tajam seseorang menyadarkan keduanya.

Edgar VaskeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang