"Menantu Duchess putri buangan dari kekaisaran Veroch jika aku menjadi dia mungkin aku sudah lama gantung diri"
"Gantung diri? Mengapa?"
"Kau tau dia adalah tukang selingkuh dan keluarga kekaisarannya pun enggan mengakuinya, entah kenapa Duchess mengambilnya sebagai menantu bahkan aku lebih layak darinya"
"Apa yang membuat dia tidak layak?"
"Dia mengemis cinta Edgar dulunya namun sekarang banyak tersebar rumor dia juga menjalin hubungan dengan sahabat sekaligus tangan kanan suaminya, benar-benar wanita tak tau diri"
Lawan bicara nona bangsawan itu mengerutkan kening
"Dia begitu berani bermain api di dalam istana Duchess Debora?"
"Itu yang di bahas semua orang, bagaimana bisa wanita itu begitu berani"
"Memangnya ada apa dengan Edgar? sampai dia diam-diam bermain api?"
"Di kekaisaran ini sudah menjadi rahasia umum bahwa Edgar dan wanita itu memiliki hubungan yang sangat rumit, dan calon putri mahkota serta putra mahkota juga terlibat"
"Cinta segi empat?"
"Tidak, seharusnya enam"
"enam?"
"Tangan Kanan Edgar dan juga Maxwell Veroch, mereka juga terlibat"
"Drama kalangan bangsawan memang begitu menarik untuk menjadi topik pembahasan" nona muda itu menarik senyum tipis "tampaknya aku akan lebih lama di sini, mungkin saja banyak kejutan lain yang kita dapatkan di kekaisaran mu ini" ia tertawa mengejek yang diikuti juga oleh lawan bicaranya
.
."Lauren"
"Iya Mama?"
"Berita perselingkuhanmu sudah tersebar luas"
Lauren hanya diam memaku tidak memberi tanggapan sedangkan Edgar dia sibuk menghisap cerutu yang telah ia nyalakan
"Edgar, bagaimana perasaanmu?"
"Perasaan apa?" Jawab Edgar dingin kepada Debora
"Mengenai perselingkuhan Lauren" Debora menatap serius pada Edgar
Edgar menghembuskan asap cerutunya lalu menatap Lauren lekat "Hambar, karna aku tidak begitu mencintainya jadi tidak ada rasa sakit melainkan hanya sedikit jengkel mengapa dia begitu berani"
Debora juga menatap Lauren setelah mendengar kata-kata kurang mengenakkan yang keluar dari mulut Putranya
"Lalu bagaimana? Apa yang Duchess inginkan untuk aku lakukan? Akan di asingkan ke perbatasan juga? Aku bersedia dan sangat bersedia jika itu di tempat Theodore di asingkan"
Edgar mengetatkan rahangnya kemudian menarik senyum miring
"Benar-benar wanita tak tau diri" ucap Edgar sembari menghembuskan kasar asap dari mulutnya
"Lauren aku memahami posisimu" Debora berbicara dengan makna dalam sembari menatap lurus pada Lauren dimana Lauren juga menatapnya yang kemudian dengan bibir bergetar ia berkata
"Tidak, kau tak akan pernah paham Duchess karna pada akhirnya cinta yang kau kejar mencintaimu.. dan kau juga mempunyai Kakak yang begitu menyayangimu dan siap menjadi perisaimu, sementara aku tidak memiliki satupun tidak satupun hingga Theodore hadir dalam hidupku namun itu juga berlangsung sementara karna kalian memisahkan kami berdua pada akhirnya" suara Lauren bergetar
"Aku tak mengerti Duchess aku masih tak paham" Lauren menggeleng kemudian menatap Edgar "jika benar ini semua kau lakukan demi janji mu pada Maddy, maka Edgar aku akan berbicara pada Maddy mengenai penderitaanku. Bukankah dia wanita yang baik? Dia pasti mencabut janjinya padamu bukan? Kau akan lepas dari janjimu kemudian setelah itu kita berpisah dan aku akan pergi jauh, tenang saja ini benar-benar akan jauh agar kau tak muak melihatku berada di sekitar mu maupun di sekitar maddy. Tidak kah kalian sadari bahwa janji yang kalian buat berdua membuatku sangat menderita?" Lauren begitu putus asa
Debora yang baru sadar setelah mencerna semua yang mendadak terjadi, bertanya "Janji? Apa ini Edgar?! Mengapa Mama tidak mengetahui janji itu?" Debora memandang Putranya serius
"Ya Mama, janjiku dan Maddy"
"Lalu kau melakukan semua ini karna janji itu? Meminta Mama memisahkan Theodore dan Lauren hanya karna janji itu? bukan karna kau telah membuka hati mu untuk Lauren?!" Debora tampak begitu marah
"Hmm" jawab Edgar santai di atas kemarahan Debora
"Benar-benar keterlaluan!"
"Duchess.."
Edgar dan Debora spontan menatap Lauren
"Sebenarnya apa yang Duchess harapkan? Maaf jika aku lancang tapi sampai kapanpun mungkin Edgar tidak akan pernah mencintaiku, seberapa keras Duchess berusaha dan seberapa keras aku mencoba bukankah sejauh ini sudah kita lakukan? Namun tetap saja Edgar tak dapat merubah siapa pemilik hatinya.. jika melihat ke masa lalu ini seperti kisah Duchess dan Kaisar Samuel, seberapa keras Samuel berusaha namun Duchess tak pernah benar-benar menerimanya dan masih selalu mencintai Duke Aaron yang bahkan sudah keterlaluan kala itu. Soal hati jika Putramu benar-benar telah menempatkan wanita itu di dalam hatinya maka tak ada yang bisa dilakukan, Cinta putramu begitu besar. Alih-alih untuk selalu berusaha membuatku bertahan pada Putramu dengan alasan bahwa kau yakin aku dapat membuat Edgar jinak itu hanyalah ilusi, karna seantero bangsawan kekaisaran ini tau bahwa hanya Maddyia Fello yang benar-benar ada dihatinya"
Untuk sesaat Debora terdiam begitupun Edgar
Lauren yang semulanya menatap Debora kini menatap Edgar yang berada di depannya "Edgar, betapa beruntungnya Maddy mempunyai lelaki yang tak pernah menyerah untuknya. Aku sedikit iri, tapi aku tak akan melakukan hal bodoh seperti sebelumnya karna bisa saja mungkin ini takdirku. Maka aku akan melaluinya aku akan mencoba menapaki pelan-pelan garis yang telah tuhan rancang untukku. Ingin merutuk karna sampai kini aku masih belum mendapati kebahagiaan hehehe" Lauren tertawa namun iris matanya berair "aku akan bertahan dan menjalani ini semua dengan besar hati Edgar.."
Untuk pertama kalinya Edgar melihat begitu banyak luka di mata Lauren yang menyipit karna ikut tersenyum, seharusnya ia tau wanita di depannya ini wanita yang sudah beberapa tahun bersamanya tak pernah benar-benar merasakan bagaimana rasanya di cintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edgar Vaske
Fantasy{FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!} **** "Kau sentuh sedikit saja rambutku maka Aku akan melakukan hal yang sama atau mungkin lebih parah pada wanitamu!" "Beraninya Kau?!" "Kenapa?! Kenapa Aku tidak berani hah?! Apa karna Dia Calon Putri Mahkota?! Apa karna...