Waypoint 2. Budak

22 4 2
                                    

Peringatan!! Mulai dari sini akan ada banyak adegan yang tidak pantas dibaca oleh anak di bawah umur. Pastikan Anda memahami hal ini sebelum melanjutkan.

Pada salah satu sel penjara bawah tanah, seorang pria tampak tak sadarkan diri dengan tubuh tertambat ke dinding. Kedua tangan dan kakinya diikat menggunakan belenggu rantai ke empat arah yang berbeda.

Seraya mengerang, pria itu perlahan membuka matanya.

"Enghh... Di mana aku?"

"Apa kau sudah sadar?"

Melihat sekeliling, ia tak dapat menemukan orang yang berbicara.

"Freyya, kau kah itu?"

"Betul sekali. Freyya yang paling imut dan paling cantik sedunia."

Bertingkah seolah tidak mendengar apa-apa, pria itu kembali bertanya.

"Bisa jelaskan apa yang terjadi? Ingatanku masih sedikit kabur."

"Untuk menyingkat semuanya, kau dibius hingga tak sadarkan diri. Jika tebakanku benar, dupa yang kau curigai berbau aneh memiliki efek penenang sekaligus depresan sistem saraf. Umumnya orang akan mengantuk kemudian tertidur hanya dengan menghirup gas tersebut dalam dosis tertentu. Tapi karena kau tak kunjung pingsan, mereka memutuskan untuk memberikan rangsangan yang lebih kuat yaitu minuman yang dicampur dengan obat tidur. Dengan demikian, kau akhirnya kehilangan kendali atas tubuhmu dan pingsan."

"Jadi begitu..."

Dalam kondisi setengah linglung, pria itu berusaha mengumpulkan pikirannya yang masih tercerai-berai.

"Fokus saja memulihkan diri terlebih dahulu. Kau bisa membatalkan sihirmu padaku, tidak ada penjaga di sekitar juga."

Mengikuti saran rekannya, mantra yang membuat Freyya tembus pandang dilepaskan. Secara berangsur-angsur, sesosok wanita nan jelita dengan rambut hijau ikal dan sayap hitam gagak menunjukkan diri.

"Haaah~ Lega sekali rasanya. Entah mengapa rasanya seperti berganti ke pakaian rumah setelah seharian beraktivitas di luar."

Freyya meregangkan tubuh seakan melepas penat.

"Padahal sihir semacam ini tidak meninggalkan beban pada tubuh penggunanya. Apa ini yang disebut dengan overthinking?" gumam Freyya berspekulasi.

Di sisi lain, sosok yang masih menempel di dinding layaknya cicak itu juga tengah sibuk memikirkan hal lain.

"Ini aneh. Mengapa mantraku tidak otomatis dibatalkan ketika aku pingsan?"

Pemuda itu bingung. Di dunia ini, ada dua cara untuk membatalkan continuous spell : dibatalkan oleh perapal mantra itu sendiri atau kastor yang tidak mampu melanjutkan sihir. Ketidakmampuan melanjutkan sihir ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti : kehabisan mana, konsentrasi yang terganggu, kehilangan kesadaran, dan lain sebagainya.

Menyadari apa yang mengganggu muridnya, Freyya mulai menjelaskan dengan teknik mengajarnya yang khas.

"Arthur, apa yang kau pikirkan setiap kali melihatku tidur?"

"Apa yang kupikirkan?" ulang Arthur. Pertanyaan Freyya begitu tiba-tiba sampai membuat Arthur harus berpikir dua kali.

"Maksudku... Hal apa yang terbesit pertama kali di benakmu ketika melihatku yang kelihatan seperti sedang tidur?"

Mulai menangkap ke mana arah pembicaraan ini, Arthur menjawab dengan kurang yakin, "'Apa orang ini benar-benar tidur?' itulah yang kupikirkan."

"Tepat sekali. Dan itu jugalah yang kupikirkan saat melihatmu tidur."

TAOSC #3 - Side Character the TreasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang