Waypoint 36. Akhir dari Persidangan

1 1 0
                                    

Setelah melengkapi catatannya, hakim mengangkat kepalanya begitu pula dengan suaranya.

"Saya masih memiliki beberapa pertanyaan. Tapi sebelum itu, mari kita dengarkan apakah ada sanggahan dari saudara penuntut?"

"Tentu saja, Yang Mulia," jawab Ian hampir spontan.

Ian melirik sinis Arthur seraya mengatakan, "Kau mengarang cerita yang cukup menarik."

Ian memulai sanggahannya dengan sindiran. Perkembangan lain yang tidak diduga orang-orang.

"Kau sendiri yang mengkritik kami dengan menganggap kami mengarang cerita. Tapi lihatlah dirimu! Mengarang indah seolah kau berada di taman kanak-kanak."

Orang-orang semakin belingsatan. Meskipun bukan mereka yang disidang, justru mereka yang dibuat panik oleh sikap tidak sopan yang ditunjukkan bangsawan muda tersebut. Persidangan kali ini benar-benar mengusung orang-orang yang sangat berani.

"Mana buktinya kalau kami menyerang desa-desa yang seharusnya kami lindungi?! Kamu tidak bisa, kan? Itu karena kami memang mengelola wilayah kami dengan baik!" tantang Ian.

Melihat Arthur yang berdiam diri semakin membusungkan dadanya. Namun, yang kemudian muncul dengan perlawanan adalah sang pengacara.

"Izin menjawab pertanyaan Anda."

"A-Apa?"

Ian tergagap karena gertakannya direspon. Dengan kertas di tangan, Dean membacakan 'bukti' yang Ian minta.

"Saya memiliki laporan mengenai pengelolaan wilayah Anda dari tahun ke tahun, dan saya menemukan bahwa hampir setiap tahunnya ada desa yang terkena bencana alam dengan seluruh penduduknya menghilang secara misterius. Lalu di sini dikatakan kalau kalian selalu melaporkan bencana alam itu sebagai firenado akibat udara yang terlalu kering saat kemarau. Jika kita mengasumsikan 'bencana alam' ini sebagai kedok untuk menutupi aksi penyerangan kalian terhadap desa-desa yang hancur, maka semuanya akan menjadi masuk akal."

"O-Omong kosong! Itu kan salah anginnya sendiri kenapa sampai berbuat kerusakan? Yang namanya bencana alam kan terjadi di luar kendali. Kami tidak bisa melakukan apa-apa untuk melawannya."

"'Omong kosong' adalah kata yang ingin saya kembalikan kepada Anda. Bukankah negara kita memiliki badan khusus untuk menanggulangi bencana alam? Kita memiliki alat sihir yang dapat memprediksi datangnya bencana alam ditempatkan di setiap kota. Jadi, saya rasa mustahil bencana alam yang sama terulang hampir setiap tahunnya. Ini hanya berarti tiga kemungkinan : kalian berbohong dalam laporan yang kalian tulis, kalian abai terhadap masalah yang terjadi di wilayah kalian, atau kalian memecat semua pegawai badan mitigasi dan memasukkan bantuan uang dari pemerintah yang seharusnya menjadi gaji mereka ke kantong kalian. Yang mana saja alasannya, tetap merupakan kejahatan yang berat."

"Kuh!"

Ian dibuat mati kutu oleh penjelasan Dean yang sempurna. Setelah mendengar penjelasan dari Arthur, dia akhirnya menemukan keanehan pada laporan tahunan Kota Gorddien yang dia kumpulkan sebelumnya. Meskipun dia tidak memiliki bukti konkret yang mendukung argumentasinya, dia cukup membuatnya terdengar meyakinkan sehingga semua orang akan mempercayainya sebagai barang bukti.

"Saudara penuntut, apakah ada sanggahan."

"A-Ada, Yang Mulia!"

Meskipun Ian berkata ingin menyanggah, tapi dia bingung apa yang akan dia bantah. Kurangnya pengalaman terlihat di sini. Satu kejadian di luar rencana sudah membuatnya panik, dan kepanikan telah mengalahkannya untuk dapat berpikir dengan jernih.

Melihat Ian kehabisan akal, Dean menggunakan kesempatan ini untuk melakukan strategic retreat.

"Mohon izin, Yang Mulia. Apabila diizinkan, kami ingin mengajukan penundaan persidangan."

TAOSC #3 - Side Character the TreasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang