Waypoint 28. Pelarian

3 2 0
                                    

Sesampainya di mansion Wali Kota Toraus, Arthur melihat kerumunan massa tengah berkumpul di depan pintu gerbang. Para pekerja kantoran itu ditemani oleh beberapa petugas lantaran mereka tidak bisa masuk ke dalam mansion berkat sihir yang dipasang Arthur.

"Sial. Kita menghabiskan terlalu banyak waktu," umpat Arthur.

"Dan salah siapakah itu?" sindir Freyya namun tidak digubris.

Matahari telah meninggi, tak heran apabila orang-orang mulai berdatangan untuk bekerja.

"Lewat sini," ucap Arthur melompati dinding.

Dia membuat lubang pada sihir penghalangnya agar dia dan kedua orang lainnya bisa lewat. Meskipun sempat terjadi kendala dalam membuat Philips yang bertubuh besar melompati dinding, akhirnya mereka berhasil masuk ke dalam mansion.

Mereka bergegas menuju tempat dimana semuanya berkumpul.

"Apa sudah semua?" tanya Arthur setibanya di titik kumpul.

"Ya. Kami siap berangkat."

"Bagus. Kita berangkat sekarang."

"Roger."

"Semuanya! Silakan naik ke kereta masing-masing! Kita akan segera berangkat!"

Mendengar seruan itu, para mantan budak mengangguk paham dan mulai memasuki kereta secara bergantian.

"Omong-omong, apa rencana kita?"

"Rencana?" sahut Arthur bingung.

"Tunggu sebentar. Jangan bilang kau tidak memikirkan cara kita kabur dari sini?"

"Untuk apa dipikirkan? Tinggal terobos saja."

Pria itu terngaga tidak bisa berkata-kata. Sementara itu di belakang, Freyya tersenyum bangga, seolah senang muridnya mewarisi pemikirannya yang bar-bar.

"Tenang saja. Aku akan berada di depan dan membukakan jalan untuk kita semua."

Bukan itu masalahnya!!

Pria itu ingin mengatakan sesuatu tetapi tidak ada yang keluar dari mulutnya. Dia ingin memprotes cara konyol Arthur, tetapi di saat yang bersamaan merasa bahwa cara itu memang paling cocok untuk orang gila satu ini.

Segera setelah semuanya naik, Arthur berteriak menjelaskan 'rencananya'.

"Dengar semuanya! Sekarang kita akan melarikan diri dari kota. Aku ingin mereka yang bertindak sebagai kusir untuk memacu kudanya dalam kecepatan tertinggi. Jangan berhenti apalagi tertinggal. Jika kita sampai berhenti, maka tentara akan segera datang mengepung dan itu akan menjadi akhir dari perjalanan kita. Jadi, jangan sampai membuat kesalahan sekecil apapun! Menanti di luar dinding kota adalah kebebasan, dan kebebasan itu tinggal selangkah lagi untuk kita raih!!"

""""OOOHHHHHH!!!!!""""

Suara gemuruh bergema menanggapi pidato Arthur. Sang pemimpin pasukan pembebas pun segera melompat ke posnya, yakni kursi terdepan di samping kusir.

"Kalian siap?" teriak Arthur memberi aba-aba.

"Kalau begitu, BERANGKAT!!"

Para kusir memecut kuda mereka secara bersamaan dan rombongan liberator berangkat untuk memulai misi pelarian mereka.

Arthur menonaktifkan sihir penghalang yang menyelimuti mansion. Orang-orang yang berkumpul di depan gerbang tampak terkejut akan hal itu. Tiba-tiba ada sihir penghalang dan tiba-tiba sihir itu menghilang tanpa sebab yang diketahui. Mereka dengan bingung mendorong pintu gerbang dan masuk ke halaman mansion. Namun, mereka segera disambut oleh pemandangan sekelompok kereta kuda yang melaju ke arah mereka dalam kecepatan tinggi.

TAOSC #3 - Side Character the TreasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang