"Serangan musuh!"
Semuanya segera bersiap atas seruan Edlin. Desingan logam bergema di udara tatkala para tentara bayaran menghunus senjata mereka. Tak lama kemudian, bandit berhamburan keluar dari tempat mereka bersembunyi.
Jalan yang tadinya sepi kini penuh sesak. Jika ditotal dengan rombongan Castro, kurang lebih ada empat puluh orang memadati jalan. Akan tetapi, tidak ada yang tahu apakah ini sudah jumlah keseluruhan. Bisa jadi masih ada bandit yang bersembunyi dan menunggu kesempatan di saat mereka lengah. Oleh sebab itu, Harling dan yang lainnya tetap waspada akan adanya serangan kejutan.
Ketika karavan sepenuhnya terkepung, seseorang yang terlihat seperti pemimpin bandit keluar memberi sambutan.
"Selamat siang, Tuan-Tuan. Aku yakin kalian sudah tahu alasan keberadaan kami di sini," ucapnya santai.
"Aku bukan orang yang suka berbasa-basi, jadi kita langsung saja ke inti permasalahan. Serahkan semua harta benda kalian jika tidak ingin nyawa kalian melayang!" ancamnya.
Para tentara bayaran tidak bergeming. Mereka tetap di posisi dengan senjata di tangan. Mereka tampak tidak gentar meski menghadapi kelompok yang jauh lebih besar dari mereka. Lagipula, untuk momen-momen seperti inilah mereka dipekerjakan.
Melihat orang-orang ini tidak ada niatan untuk mundur, pemimpin bandit menarik napas panjang kemudian berteriak memerintahkan anak buahnya.
"Bunuh mereka dan jarah semua harta bendanya!!"
"Yaaaaaaa!!!"
Teriakan para bandit bergema layaknya gemuruh perang. Mereka mulai berlari dan menyerang siapapun yang berada di jalan mereka.
Pertempuran pecah. Lima orang tentara bayaran melawan puluhan bandit. Dari segi jumlah, kubu bandit unggul dengan rasio tujuh banding satu. Dengan kata lain, satu tentara bayaran harus melawan setidaknya enam hingga tujuh penyamun sekaligus.
Namun realitanya tidak persis seperti itu. Gerombolan begajulan ini tidak terkoordinasi layaknya prajurit sungguhan. Mereka menyerang siapa saja yang mereka kehendaki dengan cara yang mereka sukai.
Terdapat perbedaan mendasar antara tentara bayaran yang disewa Castro dengan para cecunguk ini. Tentara bayaran adalah orang-orang yang pernah mengikuti pelatihan layaknya tentara sungguhan namun oleh organisasi non-pemerintah. Sedangkan kebanyakan bandit hanya asal mengayunkan senjata mereka tanpa dibekali ilmu. Perbedaan kemampuan inilah yang meniadakan perbedaan jumlah di antara mereka.
"Hyaaaaa!!"
"Uaaaaghhh!!"
"Gaaah!!!"
Amico mengayunkan bardiche miliknya menebas tubuh para bandit. Kepribadiannya memang buruk, tapi tidak dengan keterampilan bertarungnya. Dalam sekejap, tiga bandit telah disingkirkannya.
Jumlah korban tewas terus meningkat setiap kali Amico mengayunkan senjatanya. Keberingasan tentara bayaran berambut brunette menarik perhatian bandit yang lain. Dari kejauhan, anak panah ditembakkan ke arahnya. Mengelak ke samping, Amico berhasil menghindari serangan jarak jauh tersebut.
Mengambil tombak orang yang baru saja dikalahkannya, Amico mengangkatnya ke udara dengan kakinya kemudian melemparnya sekuat tenaga. Lembing yang melesat dalam kecepatan tinggi itu tidak bisa dihindari si pemegang crossbow dan mendarat tepat di tulang tapisnya.
"RASAKAN ITU, BEDEBAH!!"
Tepat setelah Amico memaki lawannya, anak panah mendarat di bahu belakangnya. Berulang kali diserang dari titik buta membuatnya geram. Dia mencabut panah yang menancap di tubuhnya lalu membuangnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/323583478-288-k421742.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TAOSC #3 - Side Character the Treason
FantasyApa yang menimpa Desa Zaggan telah mengingatkan Arthur akan wasiat terakhir kakeknya. Setelah membantu pembangunan desa baru untuk para penyintas, Arthur pergi untuk menyelamatkan teman-temannya. Apakah dia akan menyelamatkan teman-temannya yang dic...