Waypoint 13. Malam nan Panjang

5 3 0
                                    

*BAM*

"Argh!!... Dasar orang-orang tua kolot itu! Kerja mereka hanya membuatku sakit kepala saja."

Di sebuah kamar nan besar, terdapat seorang wanita yang sedang minum sambil marah-marah. Wajahnya yang memerah menunjukkan bahwa dia sudah mabuk parah. Dia menenggak wine langsung dari botolnya kemudian sekali lagi membantingnya ke meja.

"Apanya yang kebanggaan masa lalu? Padahal mereka juga tahu kalau kondisi peperangan saat ini stagnan. Tapi mereka selalu bersikeras untuk melakukan perang tahunan. Apa coba manfaatnya? Buang-buang waktu dan uang saja. Dan yang terpenting, banyak nyawa yang terbuang sia-sia karena keegoisan mereka."

Setelah marah-marah gak jelas, ia mendadak diam dan melamun. Kepalanya lalu terkulai dan dia tampak tertidur. Namun, tiba-tiba dia tersentak dengan sendirinya.

"Apakah ada orang di sana?!"

Dia berteriak ke arah pintu dan segera dijawab oleh seseorang dari balik pintu.

"Ya, Nona?"

"Panggil anak baru itu, er... siapa namanya? Arthur(?) Suruh dia kemari!"

"Siap laksanakan."

Terdengar langkah kaki berlari menjauh.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara ketukan pintu.

"Apakah Anda memanggil saya?"

"Apa itu Arthur? Masuklah."

Setelah mendapat izin dari pemilik ruangan, Arthur mendorong kenop pintu dan melangkah masuk. Dia menutup kembali pintu di belakangnya tanpa meninggalkan banyak suara.

"Apa Anda membutuhkan sesuatu dari saya, Nona Charlotte?"

Nona Charlotte memandang wajah budak barunya dengan mata setengah tertutup. Tidak ada yang tahu apakah dia masih menyisakan sedikit kesadaran atau sudah sepenuhnya mabuk.

"Mau minum?" tawarnya seraya mengangkat botol kaca di tangannya.

Melihat apa yang tertulis di label, Arthur menggelengkan kepala.

"Terima kasih atas tawarannya, namun saya tidak minum."

"Benarkah? Satu tetes pun?"

"Satu tetes pun."

Nona Charlotte memandang lekat Arthur seolah sedang menilainya. Kemudian dia berkata, "Sayang sekali", sambil menenggak isi botol tersebut.

Setelah botol magnum itu benar-benar kosong, dia melonggarkan genggamannya dan botol di tangannya jatuh menggelinding. Nona Charlotte kemudian berjalan ke arah Arthur yang masih berdiri di depan pintu.

Meletakkan tangan di bahu hamba sahayanya, Nona Charlotte menggerakkan jemarinya dengan lihai dari ujung satu ke ujung lainnya. Sambil memeluknya dari belakang, dia mengelus dan meraba dada Arthur. Lalu seakan sudah tidak sabar, dia membuka kancing baju Arthur dengan kasar.

Kancing baju Arthur yang rusak berjatuhan ke lantai. Dada bidang serta perut sixpack-nya terekspos dengan jelas. Bagai seorang gadis yang lama tak berjumpa dengan kekasihnya, Nona Charlotte langsung melemparkan dirinya ke dalam pelukan Arthur.

Menarik napas panjang, dia seolah menikmati aroma tubuh pasangannya.

"Haah... Sudah berapa lama kamu tidak mandi?"

"Maaf atas ketidaknyamanannya. Saya tidak ingat kapan terakhir kalinya saya mandi. Setidaknya sudah beberapa hari sejak tubuh saya tidak terkena air."

Bukannya marah atau merasa jijik, Nona Charlotte justru berkata, "Sempurna."

TAOSC #3 - Side Character the TreasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang