Waypoint 1. Pencarian

44 19 3
                                    

Pintu guild yang terbuka mengirim sinyal kepada semua orang untuk menolehkan kepala. Semuanya, terutama gadis yang berdiri di balik meja resepsionis, menunjukkan ekspresi terkejut bercampur tidak percaya. Pasalnya, setelah menghilang secara tiba-tiba dan tak terdengar kabarnya selama berminggu-minggu, petualang fenomenal satu ini mendadak muncul begitu saja di muka umum.

"Syukurlah Anda baik-baik saja, Tuan Arthur," ujar Rinna menghela napas lega.

"Maaf telah menyebabkan banyak masalah."

"Saya benar-benar khawatir, tahu. Dari laporan yang saya terima Anda tiba-tiba saja pergi dengan ekspresi mengerikan saat tengah mengerjakan misi. Saya cemas Anda terlibat dalam sesuatu yang berbahaya. Sebenarnya apa yang terjadi?"

"Begitu banyak hal yang terjadi sampai-sampai aku tidak tahu harus mulai menjelaskan dari mana."

Meski diliputi rasa ingin tahu yang tinggi, Rinna tidak memaksa untuk ikut campur lebih jauh setelah melihat wajah enggan petualang di depannya.

"Tidak mengapa jika Anda tidak ingin membicarakannya. Tapi setidaknya Anda harus tahu bahwa serikat sangat peduli dengan anggotanya. Apabila salah satu petualang kami terlibat dalam masalah, serikat akan berupaya memberikan bantuan. Maka dari itu, jangan sungkan untuk datang kepadaku apabila Tuan Arthur sedang dalam kesulitan."

"Terima kasih. Omong-omong, apa GuildMaster mengatakan sesuatu?"

"Oh! Benar juga. Setelah kejadian itu, GuildMaster melarang party Tuan Arthur untuk mengambil pekerjaan selama beberapa waktu. Bagaimanapun juga, pihak klien merupakan orang penting," terang Rinna dengan wajah bersalah. Meskipun dia cuma bertugas sebagai pembawa pesan, tapi ia tidak enak hati mengatakannya.

"Hm.... Sudah kuduga tindakanku akan menimbulkan konsekuensi. Lalu, sampai berapa lama hukumanku akan berlangsung?"

"GuildMaster tidak meninggalkan pesan lebih lanjut mengenai masalah ini. Kemungkinan satu atau dua bulan, tiga bulan paling lama. Sebenarnya tindakan Tuan Arthur tergolong pelanggaran berat yang bisa berakibat pencabutan izin petualang Tuan Arthur. Namun mengingat seberapa penting keberadaan party Tuan Arthur terhadap guild, sanksi tersebut batal dijatuhkan."

"Aku mengerti. Sepertinya aku akan memiliki waktu luang untuk sementara waktu. Terima kasih Rinna, dan juga maaf atas semua masalah yang kusebabkan."

"Tidak tidak, Anda tidak perlu meminta maaf. Saya juga minta maaf karena tidak dapat berbuat banyak."

Arthur mengembangkan senyumnya sebelum meninggalkan meja resepsionis. Ketika ia hampir mencapai pintu, suara dari belakang menghentikannya.

"Tuan Arthur! Apa rencana Anda ke depannya?" tanya Rinna masih risau.

Setelah diam sejenak, Arthur berbalik dan menjawab, "Mungkin aku akan menghabiskan waktu dengan jalan-jalan ke kota sebelah."

Walaupun Arthur bertingkah seakan hukuman yang diterimanya tidak mengganggunya, tetap saja rasa gelisah tidak bisa lenyap begitu saja dari hati Rinna. Bersama dengan partner setianya, Arthur meninggalkan Guild.

--

Kota Toraus, atau yang dikenal sebagai Kota Sentral, merupakan kota yang terletak di tengah-tengah Kerajaan Arcadia. Kendati memiliki lokasi yang strategis, kota ini tidak memiliki komoditas khusus yang membuatnya sulit maju. Satu-satunya stereotip yang pertama kali muncul di benak orang-orang ketika mendengar nama kota ini adalah perdagangan budaknya.

Ya, budak.

Meski perdagangan manusia dilarang secara hukum, bisnis ini masih berjalan lancar di kota ini. Tidak hanya di Kota Toraus, penjual budak sebenarnya dapat dijumpai di mana-mana. Akan tetapi, kota ini menjadi kota dengan perdagangan budak terbesar seantero negeri. Alasan bisnis haram ini sulit diberantas karena otoritas setempat menerima suap dari pedagang budak yang menimbulkan simbiosis mutualisme di antara keduanya.

TAOSC #3 - Side Character the TreasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang