Ketika fajar menyingsing, Nona Charlotte, yang hanya mengenakan jubah malam tipis, pergi ke tempat dimana dia meninggalkan budak barunya bersama para penjaga.
Saat dia mendorong pintu menuju bilik air, ia dikejutkan oleh bencana yang ada di depan matanya.
"Apa yang terjadi di sini?!"
Nona Charlotte berteriak tatkala dia melihat dua pria berseragam tengah tertidur, satu di lantai dan satu lagi bersandar pada pegangan katrol. Yang lebih mengerikan lagi adalah pemandangan sebuah tubuh yang menggantung dalam posisi terbalik. Karena tidak ada yang menahan katrol dengan benar, tubuh itu hampir sepenuhnya tercebur ke dalam air. Dia tampak tidak bergerak, yang membuat Nona Charlotte semakin takut kalau dia sudah tidak bernapas.
"Kalian berdua! Cepat bangun!"
Para petugas perlahan membuka mata. Ketika wajah marah sang bos masuk ke dalam penglihatan, keduanya langsung melompat.
"Kenapa kalian malah tidur?! Cepat angkat dia! Bagaimana kalau dia mati?!"
Melihat orang dengan setengah badan tercelup ke dalam air, mereka dengan panik mengerek katrol untuk mengeluarkannya dari air. Ketika kepalanya keluar dari air, orang itu langsung terbatuk.
Mengetahui bahwa dia masih hidup, mereka serentak menghela napas lega. Nona Charlotte menyuruh kedua petugas itu untuk segera menurunkan Arthur dan membaringkannya dengan hati-hati.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Nona Charlotte sembari berlutut di samping wajah Arthur.
Arthur yang sudah lemas, menjawab sambil terbatuk-batuk.
"Saya bai—uhuk! baik saja."
Meski mulutnya berkata demikian, tubuhnya yang sangat lemah menjelaskan kondisinya yang sebenarnya.
"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud bertindak sejauh ini. Semalam aku kalap dan hanya ingin membuatmu kapok."
Nona Charlotte melipat bibirnya, terlihat benar-benar menyesali perbuatannya.
"Hari ini kamu istirahat saja. Keputusan tentangmu baru akan kuberikan setelah kondisimu membaik."
Setelah itu, Nona Charlotte memerintahkan dua orang di belakangnya untuk memapah Arthur yang sudah tidak bertenaga. Ditinggal sendirian, Nona Charlotte berdiri dalam keheningan lalu menghela napas panjang, masih syok dengan apa yang baru saja terjadi.
Dengan dibopong dua orang di masing-masing sisi, Arthur dibawa ke klinik. Karena ada banyak orang yang bekerja di rumah ini, Nona Charlotte mempekerjakan dokter pribadi sehingga mereka dapat segera ditangani jika terjadi keadaan genting.
Setelah diperiksa, Arthur dinyatakan baik-baik saja dan diperbolehkan untuk pergi. Dua orang yang terus menemaninya kemudian mengantar Arthur ke kamarnya.
Meski menyebutnya kamar, ruang istirahat untuk pekerja pria mirip seperti barak tentara. Sebuah ruangan memanjang dengan ranjang susun dan lemari di sebelahnya berjajar dengan rapi.
Arthur mencoba tidur namun segera terbangun karena merasa tidak nyaman. Hari masih terang, dan tak seorang pun berada di tempat ini. Sementara semua orang sibuk beraktivitas di luar, Arthur merasa tidak enak tiduran sendiri di tempat yang sepi ini.
Petugas keamanan yang berjaga malam juga tidak kelihatan. Sepertinya mereka memiliki ruang istirahat sendiri dan memilih untuk tidur di sana selama siang hari karena alasan yang sama dengan Arthur.
Tidak betah berlama-lama di tempat ini, Arthur beranjak dari tempat tidurnya dan pergi berjalan-jalan.
Melihat semuanya bekerja membuat Arthur merasa tidak enak hati. Dia ingin membantu, tapi takut dimarahi karena sudah disuruh untuk beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAOSC #3 - Side Character the Treason
FantasyApa yang menimpa Desa Zaggan telah mengingatkan Arthur akan wasiat terakhir kakeknya. Setelah membantu pembangunan desa baru untuk para penyintas, Arthur pergi untuk menyelamatkan teman-temannya. Apakah dia akan menyelamatkan teman-temannya yang dic...