Pukul 00.30 dini hari, atau satu jam setelah turun perintah dari Nona Charlotte, para penjaga yang diberi tugas masih bergantian memutar derek tangan yang menggerakkan katrol.
Karena Arthur begitu keras kepala, mereka tidak punya pilihan lain selain terus mengulangi hal yang sama. Mereka menenggelamkan kepala Arthur, membuatnya kehabisan napas, kemudian mengangkatnya untuk dimintai jawaban.
Mereka secara bertahap memperpanjang durasi penenggelaman setiap kali Arthur berkata tidak. Tidak peduli seberapa kuat tekad seseorang, mereka pasti akan goyah saat berada di ambang kematian. Bahkan Arthur sekalipun beberapa kali kehabisan napas dan tersedak air hingga hampir kehilangan kesadarannya. Meskipun begitu, dia tidak menunjukkan tanda-tanda ingin menyerah.
"Hei, berapa lama kita akan melakukan hal ini?"
"Sampai dia memberikan jawaban yang diinginkan Nona."
"Lalu sampai kapan itu tepatnya?"
Penjaga dengan potongan rambut undercut yang ditanyai temannya itu pun mengangkat bahu.
Perintah Nona Charlotte hanya satu : "Buat dia memohon untuk melakukannya denganku". Nona Charlotte tidak memberikan opsi lain apabila Arthur tak kunjung mengibarkan bendera putih. Alhasil, mereka tidak punya pilihan selain melaksanakan perintah Nona Charlotte sampai mereka memperoleh jawaban yang diinginkan.
Pada saat mereka sudah mulai jenuh, tiba-tiba terdengar suara berisik dari luar. Mereka berdua saling menatap, kemudian dengan isyarat mata, menyuruh salah satu dari mereka untuk memeriksa keadaan.
"Oi! Apa yang terjadi?" panggilnya pada seorang petugas yang kebetulan lewat.
"Oh, Arnold! Pas sekali. Ayo bantu kami mencari pencuri yang menyusup ke mansion."
"Pencuri? Yang benar?! Salah lihat kali."
"Beneran! Banyak yang melapor kalau mereka seseorang berkeliaran sambil membawa karung besar. Kalau bukan pencuri lalu apa?"
Arnold bermaksud untuk bergurau, tapi di luar dugaan malah menyulut emosi temannya.
"Iya, iya, aku mengerti. Jadi, bagaimana ciri-ciri si pencuri ini?"
"Yang paling mencolok dari penampilannya adalah rambutnya yang berwarna hijau zamrud. Dia mengenakan pakaian hitam yang agak ketat. Dia sepertinya tidak memakai topeng atau penutup kepala apapun, tapi karena dia sangat licin, kami kesulitan untuk melihat wajahnya."
"Rambut hijau... pakaian ketat... berwarna hitam...."
Sementara Arnold menggumamkan ciri-ciri pencuri itu, temannya yang sedang terburu-buru mendesaknya untuk bergabung dalam pencarian.
"Kalau kau sedang tidak ada kerjaan, lebih baik kau ikut membantu kami menangkapnya."
"Ah! Sebenarnya aku lagi ada tugas dari Nona Charlotte."
Arnold menunjuk ke belakang dengan ibu jarinya. Mengikuti ke mana jempol itu mengarah, petugas dengan luka di dahi itu terkejut melihat apa yang ada di dalam bilik air.
"Apa yang sedang terjadi di sana?!"
Wajahnya memucat tatkala ia melihat sesosok tubuh yang menggantung dalam posisi terbalik dengan wajah menghilang ke dalam air.
"Ceritanya panjang. Intinya Nona menyuruh kami untuk membuatnya buka mulut."
"Apa dia mata-mata yang tertangkap?"
"Tidak, sepertinya dia budak baru Nona."
"Dan Nona memberikan perintah semacam itu?!"
Petugas itu menutup mulutnya tidak percaya, dan Arnold mengangguk untuk mengkonfirmasi prasangka temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAOSC #3 - Side Character the Treason
FantasíaApa yang menimpa Desa Zaggan telah mengingatkan Arthur akan wasiat terakhir kakeknya. Setelah membantu pembangunan desa baru untuk para penyintas, Arthur pergi untuk menyelamatkan teman-temannya. Apakah dia akan menyelamatkan teman-temannya yang dic...