Waypoint 39. Pertarungan Guru dan Murid

2 1 0
                                    

Adu kekuatan antara Arthur dan Freyya menciptakan gelombang kejut yang menghempaskan segalanya. Bahkan para tentara yang datang memeriksa juga ikutan terlempar entah ke mana.

Ketika gelombang kejut mereda, Freyya melayangkan roundhouse kick ke kepala Arthur namun berhasil ditahan oleh tangan kirinya. Arthur melakukan serangan balasan dengan menjegal kaki Freyya yang menjadi tumpuan.

Sapuan kaki Arthur berhasil menjatuhkan gurunya. Akan tetapi, benda hitam di punggung Freyya bukanlah pajangan semata. Dengan bantuan sayapnya, Freyya berhasil mendapatkan kembali keseimbangannya.

Dalam posisi terbalik, dengan kepala di bawah, Freyya menendang wajah Arthur. Meskipun berhasil memblokirnya, tendangan Freyya begitu kuat sehingga membuat Arthur terseret mundur beberapa meter.

Berputar dengan anggun di udara, Freyya mengejar buruannya. Dia terus menekan Arthur tanpa ampun. Kedua tangannya aktif meninju sementara sayapnya terus memberikan dorongan dari belakang. Pertarungan satu sisi ini mengingatkan pada pertarungan perdana mereka dimana Arthur juga tidak memiliki kesempatan untuk membalas ketika gadis monster ini sudah berada dalam mode menyerang.

Tapi bedanya dengan dulu adalah Arthur dapat dengan tenang menghalau setiap serangan yang datang. Dia tidak panik meskipun terus-terusan dipaksa bertahan. Mereka menghabiskan terlalu banyak waktu bersama sehingga membuat Arthur khatam dengan semua gerakan Freyya.

Ketika Freyya akan melayangkan pukulannya, Arthur bergeser ke samping dan membiarkan pukulan itu melewatinya begitu saja. Ia meraih pergelangan tangan Freyya lalu mengangkat kakinya tinggi di atas kepala. Tumitnya yang menukik tajam menghancurkan tanah yang dipijaknya. Sayangnya unjuk kekuatan bukanlah tujuannya. Yang ingin dia hancurkan adalah wanita bersayap yang malah nangkring di tangannya bagaikan burung yang hinggap di ranting pohon.

Saat Arthur memegang tangan kanannya, Freyya justru memanfaatkan situasi itu untuk menarik tubuhnya ke atas selayaknya seorang gimnastik profesional yang melakukan bar kip.

Mengayunkan tangan kirinya, Arthur berniat mengusir burung tidak sopan yang seenaknya hinggap di tangannya. Tapi yang namanya burung merasa terancam pasti akan mengepakkan sayapnya. Lalu saat Freyya melakukan backflip di udara, kakinya mengincar Arthur yang kembali membuatnya terpental mundur meski sudah berhasil menahannya.

Arthur menurunkan kedua tangannya yang berjaga di depan kepala sementara Freyya mendarat di tanah dengan aman. Meski keduanya berusaha menyamarkannya, baik Arthur maupun Freyya sama-sama kehabisan napas gegara pertarungan sengit mereka barusan.

Selagi mengatur napasnya, Arthur mengulurkan tangan kanannya seraya berkata, "Hei, Freyya. Pernakah seseorang berkata padamu kalau kau itu cantik tanpa sayapmu?"

Kening Freyya berkerut. Ia tidak senang dengan arah pembicaraan ini.

"Ah... Aku benar-benar ingin mematahkan sayapmu dan mencabuti bulunya. Aaaaahhh..... Membayangkanmu meronta-ronta saat aku melakukannya membuatku tidak tahan. Haahhh haaahhh....."

Seraya menyentuh wajahnya, Arthur tersenyum lebar saat ia mengatakan semua hal gila itu. Wajahnya memperlihatkan seolah dia berada dalam ekstasi sementara matanya terlihat serius ingin melakukan apa yang dia ucapkan.

Tidak terpengaruh oleh kegilaan Arthur, Freyya cuma memberikan tatapan jijik sambil menggumamkan, "Dasar psikopat gila."

"Hahahaha! Kemarilah burung kecilku!"

Arthur menerjang maju sambil masih menunjukkan ekspresi yang sama. Ronde kedua dimulai sebagaimana ronde pertama mereka. Keduanya mengambil kuda-kuda untuk mendaratkan pukulan terkuat mereka selagi keduanya berlari.

TAOSC #3 - Side Character the TreasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang