Waypoint 32. Menuju Meja Hijau

5 2 0
                                    

Dua minggu setelah penangkapannya, Arthur masih mendekam di penjara ibu kota — menunggu hasil investigasi atas kejahatannya.

Pada dasarnya, setiap kota memiliki penjaranya masing-masing. Kendati demikian, Ibu Kota Kerajaan Arcadia memiliki satu penjara tambahan yang berada di bawah istana kerajaan. Mereka yang dikurung di sana adalah orang-orang penting, seperti tawanan perang — terutama pemimpin musuh, bangsawan yang dinyatakan bersalah — tetapi kejahatannya tidak terlalu berat sampai membuat mereka harus dihukum mati, maupun tokoh-tokoh penting lainnya. Selain dari itu, mereka akan dikurung di penjara biasa yang terletak di distrik militer.

Dari dua jenis penjara yang ada di ibu kota, Arthur dijebloskan ke penjara yang kedua. Selain dikarenakan statusnya yang tak lebih dari rakyat biasa, dia juga dianggap sebagai tahanan berbahaya yang ditempatkan di sel isolasi.

Sebenarnya ada penjara lain yang dikhususkan untuk penjahat kelas kakap. Penjara ini khusus dibangun di luar kota dan berada di dekat perbatasan Theocracy. Lokasinya sangat strategis dengan Ibu kota di barat daya dan gurun yang terkenal mematikan di timur laut. Sebuah tempat strategis untuk mengurung seseorang. Selain itu, keamanan di tempat ini terkenal ketat dan belum ada yang pernah berhasil melarikan diri dari sana.

Satu-satunya alasan mengapa Arthur tidak ditempatkan di penjara elit tersebut karena dia masih harus menjalani persidangan dalam waktu dekat. Untuk alasan kenyamanan, dia masih berada di ibu kota. Jika kejahatannya telah divalidasi, kemungkinan besar dia akan mulai menghabiskan sisa hidupnya di sana.

Selama dua minggu belakangan, kegiatan harian Arthur hanya makan dan tidur. Dia adalah terdakwa yang belum dijatuhi hukuman secara resmi, sehingga tidak dapat diikutsertakan dalam kegiatan penjara.

Dikurung di dalam sel kosong selama dua puluh empat jam penuh membuatnya memiliki banyak waktu luang. Dia bisa saja melatih tubuhnya untuk mempersiapkan diri demi menghadapi pertarungan yang akan datang. Namun, Arthur lebih memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya secara total dengan tidak melakukan apa-apa. Ini dilakukannya sebagai sarana untuk mengisi ulang mana-nya yang terkuras habis selama peristiwa sebelumnya. Dengan demikian, ketika tiba saatnya, dia bisa bertarung dengan kekuatan penuh.

Saat Arthur sedang menatap kosong ke arah pintu sel tahanannya seperti biasa, dia mendengar suara gemerincing logam yang diikuti oleh pintu yang terbuka. Selnya yang gelap perlahan diterangi cahaya dari luar.

"Keluar! Hari pengadilanmu telah tiba."

Arthur tidak bergerak. Dia masih memeluk lutut sambil bersandar pada dinding di belakangnya meski sipir telah memerintahkannya. Rambutnya yang panjang dan berantakan menutupi sebagian besar wajahnya. Meskipun begitu, dia masih bisa melihat melalui sela-sela poninya. Andai saja dia memiliki tato yang menghiasi tubuhnya, Arthur akan terlihat seperti preman yang sudah lama menguasai rutan ini.

"Oi! Cepat bergerak!" bentak sipir memukul pintu dengan tongkatnya.

Dengan berat hati Arthur mengangkat tubuhnya yang lesu dan berjalan ke pintu dengan langkah yang sama beratnya. Mungkin kesal karena membuang-buang waktunya, sipir itu menarik Arthur dan membantingnya ke dinding. Dia menekan kepalanya selagi sipir satu lagi memborgol kedua tangannya di belakang tubuh.

Pada saat itu juga Arthur langsung sadar bahwa borgol itu memiliki semacam efek tertentu. Dia merasakan perubahan dalam dirinya. Dia merasa kalau kekuatannya sedang dibatasi begitu pengekang itu dipasang. Kemungkinan besar borgol itu terbuat dari batuan khusus yang dapat menekan kekuatan orang yang memakainya.

Sebelum dia mampu 'menguji' borgol itu, Arthur didorong dengan kasar dan dibawa keluar sel. Dengan penjaga di kanan dan kirinya, Arthur dikawal menuju kereta yang terparkir di luar penjara. Begitu kusir memecut kuda, kereta bergerak menuju gedung pengadilan.

TAOSC #3 - Side Character the TreasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang