10.

497 44 0
                                    





Setelah sampai di mansion Rosè mata Suho dan Jimin melotot membulat, bahkan rahangnya hampir jatuh ke  tanah.

Sedang kam Jennie dan Jisoo santai aja, karena dah biasa dengan kemewahan mansion Rosè, yang seorang pemilik pusahaan park company.

"Ayo masuk." Ajak Rosè pada Jimin dan Suho yang masih bengong, sedangak dua teman lakanat nya dah masuk aja kek rumah sendiri.

Prank!!!

Baru aja mereka msauk  terdengar suara benda jatuh pecah di lantai dua. Seontak mereka berlima kaget.

"Maaf nyonya, teman yang nyoya bawa semalam  memgamuk histeris nonya." Seorang pelayan meberitahu Rosè dengan takut-takut.

Sontak mereka semua lari ke lantai dua dan masuk ke kamar Rio, melihat ke adaan di kamar membaut mereka kaget dan syok dimana kamar itu sudah seperi kapal pecah. Semua barang pecah dan berserakan dengan Rio yang frustasi menjambak rambut nya di sudut ruangan dan menangis histeris.

"Rio lo gak papa kan?." Tanya Jimin menyentuh pundak Rio.

Tapi dengan kuat Rio menepis nya kuat, membuat Jimin dan yang lainya  kaget.

"Lo ada masalah, lo bisa cerita ke kita." Bujuk Suho lembut dan perhatian, Rio tidak mengubris nya.

"Lo tenang aja kita akan selalu ada untuk lo." Bujuk Jimin lagi.

Perlahan isakan Rio mereda, tapi masih dengan posisi semula.

Jennie dan Jisoo kaget setengah mati, melihat seorang Rio yang biasanya ceria, emosisn, arogan bisa terlihat rapuh dan memyedih kan.

"Ada apa?,  berantem lagi lo sama om marco? Apa sama Nancy?."  Tanya Suho dengan lembut.

Mendengar nama ayah nya dan wanita yang menghianatinya, membuat  bayangan yang menyakitkan itu kembali terlintas di pikiran nya.

"Arrrgggggghhhhhhhhh." Rio kembali histeris frustasi,  memukuli di rinya sendiri.

Suho dan Jimin berusaha menghentikan Rio, tapi karena pada awalnya Rio lebih kuat dari mereka berhasil menghempaskan ke dua teman nya itu.

Tap
Bruk!

Tiba-tiba Rosè datang dan meluk tubuh Rio, dia tidak mengubris jika Rio memukulinya, tapi malah memper erat pekukan nya.

"Tenang lah Rio,  evrything gona okay."
Ucap Rosè menenangkan dan dia menepuk punggung Rio pelan, serta  mengusap rambut belakang nya  lembut.

"Hiks..... hiks..... Kenapa?, kenapa mereka selalu menyakiti ku kenapa? Hiks.... hiks...." Rio bergumam lirih di pelukan Rosè, dan Rio sudah berhenti histeris.

"Tenang ya, kamu tidak bersalah dalam hal ini." Ucap Rosè sangat lembut dan perhatian.

Melihat sikap Rosè yang sangat perhatian pada Rio, membhat Jennie dan Jisoo memandang dengan tatapan bertanya. Pasal nya Rosè bukan tipe orang yang peduli pada orang lain. Siapa Rio bisa membauat seorang Rosè begitu perhatian padanya.

Sedangkan Suho dan Jimin menghela nafas lega, karena Rio sudah tenang, dan hati mereka tetap perih melihat sang sahabat menangis pilu dalam dekan Rosè.



Beberapa saat kemudian Rosè mendengar dengkuran halus dari Rio, dan dia melihat Rio tertidur dengan wajah lelah.

"Kalian pindah kan Rio, ke kamar sebelah." Ucap Rosè pada Jimin dan Suho.

Mereka langsung memindah kan nya denga sangat hati-hati agar Rio tidak terbangun.

"Kucing, chikin kalian lebih dulu bawah kita makan siang sama-sama." Saran Rosè.
Dan mereka hanya memgguk setuju dan langsung turun ke bawah.

My Littel FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang