33

242 23 4
                                    

"Kita kemana dulu nih?."tanya Jisoo pada Rosè dan Jennie.

"Nge mall dulu gak papa kan?."tanya Jennie.

"Gak papa sih, asal jan kemaleman pulang nya. Kasian baby gua di rumah."saut Rosè.

"Lo tenang aja."saut Jisoo girang menarik Rosè dan Jennie masuk mobil di perkiran sekolah.

"Eh, btw udah ijin belum sama Rio?."teringat Jennie saat mobil mereka sudah berjalan di jalan raya.

"Udah kok, kata dia juga mau nongkrong sama Suho juga Jimin."celetuk Rosè se adaa nya kerena sibuk main ponsel.

Jennie dan Jisoo mengangguk mengiya kan.

Di mall mereka bertiga mengelilingi, semua toko tas, sepatu, baju, make up, dan banyak lagi, berbelanja sepauas nya dan tentu saja Rosè lah yang membayar semua nya, sedangkan Jennie dan Jisoo menikmati segala nya.

Dan setelah puas berbelanja mereka mampir dulu ke cafe dalam restoran untun istirahat sekalian makan.

"Mm, gua ke belakang dulu ya."pamit Rosè.

"Jan lama-lama lo, keburu dingin mekanan nya."celetuk Jennie.

"Iya."saut Rosè segera bergehas ke toilet.

Di toilet dia melihat Irene, Joy, Wendy, serta Seulgi di dalam, sedang berkaca sambil merapikan penampilan mereka.

Rosè cuek, dan segera masuk ke dalam bilik. Setelah selesai dengan urusan nya, dia keluar bilik dan mencuci tangan, tapi Irene cs menatap Rosè dengan tajam dari tadi tentu nya minus Joy, setelah insiden kemah dia takut cari gara-gara dengan Rose lagi.

"Gua tau gua cantik, tapi biasa aja dong liat nya."sindir Rosè sambil mengeringkan tangan dengan tisu.

"Sok cantik iya, dasar ganjen."ucap Irene dengan sangat sinis.

Rosè menaikan sebelah alis nya melipat tangan di dada, dan bersandar di washtafel  tempat iya cuci tangan.

"Ganjen?, atas dasar apa lo bilang gua ganjen?."tanya Rosè meremeh kan.

"Karena lo menggatal sama Rio,  lo tau kan Rio itu calon pacar gua. Dan lo selalu nempelin Rio kemana-mana. Kek cewek murahan tau gak!."sentak Irene.

"Calon pacar kan?, bukan pacar lo. Lagian Rio juga gak suka sama lo. Mundur lah jangan  kek cewek gak laku aja lo!." Balas Rosè sakras.

"Terserah lo mau bilang apa, tapi gua pringatin sama lo, untuk jauh-jauh dari Rio."ancam Irene.

"Hahahahaha, lawak lo. Sadar diri neng."tawa Rosè mengejek dan membahu Irene kuat hingga gadis itu ke sakitan.

"Aww ssshhh."erangnya mengusap bahu nya.

"Lo kasar banget sih jadi orang!."bentak Seulgi marah.

"Di senggol sikit aja jatuh lo, tapi sok-sokan ngancem gua."lirik Rosè pada Irene dengan tatapan merendahkan.

"Lo sebagi orang paling waras di antara sircel lo, nasehatin noh temen lo, sebelum dia gua kirim ke tempat tante lo."peringat Rosè dengan tajam, dan langsung pergi dari toilet.

"Lo gak papa kan Ren?."tanya Seulgi hawatir.

"Gak papa kok."ucap nya meyakin kan.

"Dasar Rosè sialan, gua bakal rebut Rio dari dia terlepas mereka punya hubungan  atau tidak."lanjut Irene penuh kekesalan.

"Lo tenang aja, gua bakal bantu lo."ucap Seulgi megusap bahu Irene.

"Thanks Sul."tutur Irene tulus.

"Gua harap lo pikirin baik-baik Ren, kita tau sendiri Rosè bukan orang waras."peringat Wendy.

"Lo teman apa bukan sih Wen?, harus nya lo bela Irene dong sabagai seorang teman."kesal Seulgi.

"Gua cuman ngingetin, karena gua gak mau Irene kenapa-napa."belas Wendy.
.
.
.
.
.

"Ok anak-anak, untuk tugas yang bapak beri pada kalian, di kerjakan dalam kelompok. Dan kelompok nya sudah bapak  tempel di depan, terserah tema nya apa tapi sesui yang bapak tulis."ucap Siwon, langsung keluar kelas, dan seluruh murid berlari ke arah papan tulis untuk melihat kelompok mereka.

"Yes, kita bertiga sekolmpok!."pekik Joy kenengan.

"Iya, jadi gak perlu beradaptasi lagi dengan satu kelompok kita nanti."celetuk Wendy.

"Pak Siwon kenap sih bikin kelompok beranggotakan tiga orang."gerutu Seulgi.

"Gak pala Gi, gua suka kok. Karena gua sekelompok sama Rio!."pekik nya tertahan kegirangan.

"Serius Ren?!."pekik Seulgi juga kegirangan.

"Serius, lo lihat nih."ucap nya menunjuk kertas itu yang kini hanya tinggal mereka berempat di sana.

"Waaaaaah, ini mah lo ketimpa ke ajaiban Ren!."sorak Joy tak percaya.

"Bener banget, jadi gua bisa deket sama Rio, mana tau kan Rio nanti  bisa  liat ke arah gua."ucap Irene terlihat bercanda tapi dia benar-benar beharap akan itu.

"Semoga aja!."girang Seulgi.

"Iya, lo cantik, pintar, menawan, berkarisma. Lo gak kalah sama Rosè, hanya kalah waktu barenga Rio aja. Jadi lo bisa manfaatin tugas kelompok ini."tutur Joy membuat Irene bersorak girang tertahan, bersama Seulgi. Jujur mereka terlihat sangat senang akan itu.

"Gua harap lo siap akan segala kemungkinan Ren, karena gua liat Rio sama Rosè ciuman. Gua memang gak mau lo patah hati, tapi juga gak mau lo nyesal gak pernah perhuangin Rio sampai lo capek."batin Wendy mentap Ketiga temannya yang begitu kegirangan.
.
.
.
.

Sedangkan di pinggir lapangan basket, tepat nya di bawah sebuah pohon yang sangat bagus buat bertduh dari sinar mata hari yang menyengat.

"BTW, kita ambil tema apa ya?."tanya Jennie pada Rose dan Jisoo kebetulan banget mereka satu kelompok.

"Mmm gua gertarik nya tentang  fisika sama kima."celetuk Rosè.

"Ya udah kimia aja, sekalian kita buat experimen  nya kebetulan waktu nya dua minggu kan."celetuk Jennie dan di angguki Jisoo.

"Ya udah itu aja, kita ngerjain nya di rumah lo aja ya?."celetuk Rosè.

"Gua mah ayok aja, sekalian kalian nginap aja di sana."setuju Rosè.

"Eh! Kalian lihat Rio gak?."tiba-tiba Suzy sudajh ada di dekat mereka dan bertanya.

"Ngapain cari Rio?."tanya Rosè.

"Gua satu kelompok sama dia, gua mau bahas tema tugas kelompok kita bareng Irene dia sudah nunggu di perpus."celetuk Suzy.

"Irene?, kalian bertiga sekelompok?."ucap Rosè tiba-tiba kesal mendengar nama Irene dan mengingat prihal masalah di toilet mall.

"Iya, lo kenapa?."tanya Suzy bingung melihat wajah Rosè tiba-tiba mengeras.

"Gak papa, kita gak lihat dia."jawab Rosè cuek.

"Oh ,ok. Kalau gitu gua pergi dulu."pamit Suzy, dan mendapat anggukan Jennie dan Jisoo.

"Lo kenapa?."tanya Jisoo menatap Rosè yang rahang nya masih mengeras.

"Gua cari Rio dulu, ada yang mau gua bicarain sama dia."ucap Rosè langsung pergi meninggalakn Jensoo yang saling tatap ke bingungan.

"Kenapa tuh anak?."tanya Jennie pada Jisoo.

"Mana gua tau, kita ikutin aja."ajak Jisoo menyusl Rosè lebih dulu dan di ikuti Jennie.

"Apa gua suruh Hana aja ya buat ngurus Irene?."batin Rosè sambil mencari Rio.
.
.
.
.

Bersambung.........
.
.
Selamat membaca.................
.
.
See ya.............
.
.

In next chapter..........

My Littel FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang