11.

402 44 0
                                    


Gugghjjjkoityùggttn  bbbdig  kvxj

Seminggu sudah sejak insiden itu, kini Rio sudah menata kambali hatinya  dan bertekat untuk terus maju. Diaman Suho dan Jimin sahabat nya selama seminggu juga nginap di mansion Roè beserya Jennie dan Jisoo. Namun belum ada yang tau penyebab Rio frustasi.

"Mmm..... Ro-  Rosè?." Panggil Rio gugup pada Rosè yang sedang asik dengan tablet nya.

"Ya." Jawab Rosè seadanya dan masih fokus pada tablet nya.

"Apa kamu mau menemaniku ketaman?." Tanya Rio gugup.

Rosè mengalihkan atensinya dan kini menatap ke arah Rio, dengan sedikit senyuman tesinggung di wajah nya. Bukan apa-apa Rosè hanya merasa senang akhirnya Rio mau keluar rumah lagi.

"Baik lah. Mau kupanggil kedua sahabat mu?." Tanya Rosè lagi karena sahabat Rio  dan Sahabt Rosè ijin pulang kerumah dan besok baru datang lagi.

"Mmmm boleh kah hanya kita berdua?." Jawab Rio gugup dan penuh harap.

"Baik lah. Tidak perlu gugup seperti itu." Ucap Rosè  sambul mencolek hidung Rio dengan senyum menggoda menyambar kunci mobil pergi ke parkiran di ikuti oleh Rio di belakang dengan wajah cengonya.

Tak berapa lama mereka sampai di sebuah taman, dan duduk di pinggir danau di mana di sana cukup sepi.

Sejak mereka sampai di sana tidak ada yang membuka suara, hanya diam
mata memandang hamparan danau, dan menikmati hembusan angin yang sejuk di sana.

"Rosè? Di mana orang tua mu?, soal nya aku tidak pernah melihat nya di manson mu?." Tanya Rio mulai memecah keheningan.

"Di Ausie. Aku kabur ke korea. Karena mereka ingin menikah kan ku demi perusahaan." Jawab Rosè mata masih fokus memandang air danau yang tenang.

"Kamu tau, ibuku sudah meninggal. Dan ayah ku menikah lagi---" Ucap Rio menggantung kata-kata nya.

Rosè tidak beranya, dia hanya diam dan memasang telinganya. Dia tau Rio ingin mengatakan sesuatu.

"Kau tau Rosè. Dia menikah dengan selingkuhan nya selama ibuku masih hidup. Kau tau lebih lucunya lagi wanita itu mebunuh ibuku dengan kedok kecelakaan, dan ayah ku tau semua itu dan membiarkan nya. Lucu kan?." Ucap Rio dan dia terkekeh di akhir katanya, mata Rio menatap kosong ke depan.

Rosè masih diam, tapi tangan nya merengkuh Rio ke dalam pelukan nya. Dan mengusap-usap bahunya lembut. Hal itu membuat Rio nyaman dan aman, hingga membuat Rio menitikan air matanya.

"Karena itu kamu mau mengakhiri hidup mu?." Tanya Rosè lembut tangan nya masih mengusap lembut punggung Rio.

"Ya---, dan dia juga menghiyanati ku. Dia tidur dengan sugar Daddy nya. Kamu taunkan Nancy?." Ucap Rio dalam dekapan Rosè.

"Rasanya sakit Rosè, sangat sakit. Aku merasa dunia ku telah hancur Rosè aku tidak punya siapa-siapa lagi Rosè. Sangat dingin dan sepi Rosè, sekarang apa yang harus ku lakukan Rosè, duniaku telah hancur, rasanya hampa Rosè. Aku yakin kematian pasti mengakhiri rasa sakit ini." Isak Rio sangat terdengar sangat pilu di telinga Rosè.

"Kamu tidak sendirian Rio, kamu masih punya Suho dan Jimin yang sangat meyayangimu. Kamu juga punya aku, kamu kamu bisa datang dan mengadu padaku jika kamu memiliki masalah. Kamu harus bertahan Rio, jika kamu mengakhiri hidup mu itu perbuatan bodoh. Kamu harus membuktikan pada mereka yang telah menyakiti mu dan membuat mu menderita bahwa kamu bisa hidup dengan baik dan bahagia tanpa ada mereka di samping mu.   Balas dendam terbaik adalah bukan membalas mereka seperti mereka memperlakukan mu. Balas mereka dengan hidup lebih baik dan lebih bahagia di banding mereka RIO."  Ucap Rosè lembut, perhatian dan hangat pada Rio. Melihat Rio yang menangis pilu di pelukan nya membuat hati Rosè merasa sakit.

Cukup lama Rio terisak dalam pelukan Rosè, dia merasa aman,tenanang, nyaman, dan hangat dalam pelukan Rosè. Rosè masih betah mengusap-usap lembut punggung Rio. Sehingga Rio merenggangkan pelukan mereka.

"Ayo ikut aku." Rosè langsung menarik Rio dari sana dan membawanya ke suatu tempat.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Rosè membawa Rio ke taman bermain untuk orang dewasa.

"Untuk pemanasan ayo menaiki itu." Ucap Rosè menunjuk ke arah wahana yang extrim.

"Bukan kah kamu bilang pemanasan terlebih dahulu?." Tanya Rio bingung.

"Kenapa takut?." Goda  Rosè.

"Tentu saja tidak. Ayo." Kini Rio lah yang menarik Rosè ke wahana itu namanya

Mereka menaiki semua wahana extrim, dan sangat menikmatinya buktinya mereka berteriak setiap menaiki wahana dan tertawa bahagia.

Sejenak Rio lupa akan masalahanya dan kesedihan nya, sekarang di gantikan dengan tawa senang.

My Littel FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang