"Kau tidak di pukul daddy mu lagi kan Rio?, masalah kemarin?."tanya Jimin pada Rio saat mereka duduk berdua di kelas. Hari ini jam kosong karena para guru akan rapat, jadi para murid bergerayangan entah kemana.
"Tidak, hanya saja dia sangat marah, dan memaki ku lalu pergi kerumah sakit."jawab Rio sambil terkekeh lucu.
"Dengar-dengar kaki kanan dan tangan kiri Kai patah akaibat kau hajar."adu Jimin.
"Tidak peduli, mati juga gak ngaruh sama gua."jawab Rio cuek.
"Itu Suho kau tidak menyapa nya?."tunjuk Jimin pada Suho yang duduk sendirian di bangku nya degan dagu nya.
"Gak!, sebelum dia minta maaaf sama istri gua!."jawab Rio tegas sambil melirik Suho yang juga melirik nya.
"Huff, kau ini. Kalu sudah terlanjur marah gak peduli sama orang itu sedekat apa pun kalian."keluh Jimin.
"Rosè isrti gua adalah segala nya buat gua, gua gak bakal maafin orang yang berani kurang ajar sama dia."jelas Rio penuh penekanan.
Jimin hanya bisa menggeleng kepala melihat bagaimana keras kepala nya seorang Vizenco Limario manoban. Jika itu menyangkut Rosè istrinya.
.
.
.
.
.Rosè sedang asik membaca buku di perpustakaan sekolah, sambil menunggu Jennie dan Jisoo membeli makanan di kantin, rencanan nya mereka bakal ke atap rooftof sekolah.
Seek!
Saat asik membaca, tiba-tiba Irene duduk di depan nya dengan wajah penuh percaya diri.
"Gua gak peduli lo pacaran atau apapun dengan Rio, tapi yang pasti gua mau lo jaihin Rio!."peringat Irene dengan tegas.
"Kalau gua gak mau, lo mau apa?."tantang Rosè menutup buku nya, melipat tangan di dada san bersansar di kursi nya.
"Atau gua sebarain aib lo ke semua orang, gua yakin kalau itu ke sebar jangankan Rio, semua orang terdekat lo juga bakal jauhi lo dan jijik sama lo."ucap Irene dengan tajam dan penuh kepercayaan diri.
"Sebarin, gua gak takut."ucap Rosè tersenyum meremehkan pada Irene.
"Yakin?."ucap Irene dengan penuh kemenangan dan menyodorkan ponsel nya pada Rosè agar gadia itu melihat foto di sana.
"Lo, dapat dari mana foto itu?.!"tanya Rosè geram pada Irene yang tersenyum sinis.
"Kenapa?, takut lo?, bagaimana ya jika foto ini kesebar?."tanya Irene dengan nada mengejek.
"Berani lo sebarin foto gua dan anak gua, mati lo!."ancam Rosè penuh amarah.
"Hahahahahaha, lo jauhin Rio, gua hapus foto ini."tawar Irene, membuat wajah Rosè semakin keras karena marah. Untuk pertama kalia nya ada orang yang berani mengancam nya seperti ini.
"Atau semua orang tau lo punya anak haram!."desis Irene.
Buk!
Setelah Irene berucap bahwa baby L adalah anak haram, buku novel tebal di depan Rosè melayang ke arah Irene.
"Akhhh!."pekik nya memegang dahi nya yang berdarah karena terkena sudut buku.
"Jangan pernah lo bilang anak gua anak haram!."peringat Rosè marah.
"Kalau bukan anak haram apa?, anak perzinahan begitu? Atau apa?."tantang Irene.
"Seperti nya lo pengen mati Irene!."desisi Rosè murka.
"Emang lo bisa lakuin apa sama gua, dengan foto di tangan gua!."ucap Irene dengan percaya diri.
Tap!
Serett!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Littel Family
Teen Fictionkisah Vizenco Limario Manoban dan Jacqueline Roseannè .