Ini adalah hari terakhir mereka kamping, walau hari terakhir panitia tetap melakukan kegiatan terakhir adalah berburu. Di mana peserta kamping yang kurang lebih lima puluh sembilan orang itu di bagi menjadi dua kelompok ya itu kelompok merah dan biru."Semua sudah kebagian kelompok kan?."tanya Suho selaku ketua panitia.
"Sudah."jawab mereka.
"Kalau begitu, kedua kelompok akan memasuki hutan yang sangat dekat dengan tempat kita ini, dan saling menangkap satu sama lain. Jika kelompok merah berhasil merebut bendera kelompok hitam maka dia pemenang nya, begitu juga sebalik nya."jelas Suho panjang lebar.
"Dan kelompok yang menang akan m3ndapat hadiah dari pihak seokolah."lanjut salah satu anggota panita kamping.
Membuat semua oeserta bersorak gembira, karena hadiah nya pasti bukan kaleng-kaleng.
"Kita harus menang!."pekik Seulgi senang.
"Iya, tapi menghadapi Rosè dan kedua teman nya gak bakal mudah."keluh Irene.
"Jadi kita harus berbuat sesuatu."ucap Joy bersemirik.
"Jangan sampai membahayakan mereka."peringat Wendy.
"Gak bakal Wen."saut Joy cepat.
Sedangkan di tenda Rosè di tambah Jimin dan Rio di sana nampak bicara serius.
"Walau kita temenen bukan berarti kita bakal ngalah."tantang Jimin.
"Gua lebih senang kalau kalian serius."kekeh Jisoo.
"Karena kita bakal main dengan serius."timpal Jennie.
"Gua gak terlalu peduli sih siapa yang menang, tapi yang pasti gua bakal bersenang-senang."ucap Rosè dengan senyum tipis penuh arti.
"Kamu ngerencanain apa?."tanya Rio was-was.
"Entah lah, yang pasti jangan ikut campur."peringat Rosè terlebih dulu.
Rio menghela nafas besar.
"Jangan sampai terluka."pinta Rio lembut.
"Kamu tenang saja, aku gak bakal terluka."ucap Rosè senyuk tulus dan di angguki Rio pasrah.
"Sebenar nya apa sih hubungan mereka, penasaran banget sumpah!."pekik Suzy membatin dia sangat penasaran tapi takut bertanya. Ntar di ancam lagi sama Rosè dan yang lain nya.
.
.
.
.Di tengah hutan yang aman dari segala binatang buas, semua orang terlihat sangat berusaha keras untuk menghalangi tim lawan yang ingin merebut bendera mereka juga ada yang bersembunyi untuk menyergap tim lawan.
Tapi tidak dengan Rosè, dia hanya bediam diri di belakang batu besar entah apa yang dia lakukan.
"Eitttt, mau kemana?."Rosè muncul tiba-tiba di depan Joy.
"Rosè?, mau apa lo?."tanya Joy kaget.
"Bermain dengan mu."ucap Rosè terkekeh.
Memberi isyarat pada seorang suruhan nya yang sedari tadi bersembunyi. Dengan cepat menarik Joy ke luar area aman di hutan."Rosè apa-apa an sih lo!."bentak Joy marah.
"Sssttt, jangan teriak nanti mereka bangun."Rosè meletakan telunjuk nya di bibir.
"Gila lo, ngapain lo bawa gua kesini, trus ada orang asing lagi!."teriak Joy.
"Berisik banget sih."kesal Rosè mengerakan jari nya dan orang suruhan Rosè langsung paham memasukan Joy ke dalam lubang yang cukup dalam.
Buk!
"Akhhhh!, Dasar orang gila, keluarin gua dari sini!."perintah Joy sambil mengusap kaki nya yang sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Littel Family
Teen Fictionkisah Vizenco Limario Manoban dan Jacqueline Roseannè .