Shit. Wattpet gue eror.
Rio sangat menikmatai waktu nya di taman bermain ini, dia selalu tertawa bahagia dan melupakn sejenak masalah nya.
"Rio gue ke toilet dulu ya." Pamait Rosè saat mereka sedang istirahat di salah satu bangku karena cukup lelah menaikai beberapa wahana.
"Ok, jangan lupa beli minum ok." Timpal Rio hanya di respon ancungan jempol kanan oleh Rosè.
Rio duduk anteng, dan memikirkan wahana apa yang lagi akan mereka naiki berdia dengan Rosè.
"Rio, sayang?." Tiba-tiba seoramg wanita menghampiru Rio dan memanggil nya mesra.
Rio langsung mendongak kan matanya melihat siapa yang memnggil nya.
Deg!!!
Nafas Rio lamgaung tercegat dan membuat nya susah berbafas, dan meraskan sakit yang beasar di relung hatinya. Memgingatkan dirinya tentang kephaitan yang berusaha iya lupan dari ingatannya.
"Mau apa lagi lo!." Sentak Rio dengan nada tidak suka.
"Rio, kenapa kamu putusin aku?, aku masih cinta sama kamu." Ucap wanita itu lirih.
"Cinta lo bilang?, kalau lo cinta sama gue lo nggak akan ngehianatin gue sama om om hidung belang Nancy!." Bentak Rio tajam.
Benar wanit yang menghampiri Rio adalah sang mantan yang menghianatinya.
"Ak aku bisa jelasin Ri---" belum siap wanita itu berbicar Rio langsung menghempaskan tangan Nancy kasar.
"Gue peringatin ke lo ya Nancy, maulai detik ini lo jangan pernah muncul di hadapan gue lagi. Gue muak liat muka lo. Ngerti." Rio memberi peringatan pada Nancy.
"Rio dengerin aku dulu, aku masih sanyang samc kamu Rio. Aku minta maaf udah nyakitin kamu. Aku mohon Rio kasih akubkesempatan memperbaikinya lagi Rio aku mohon." Ucap Nancy panjang lebar dengan sendu dan ber cucuran air mata.
Rio tidak peduli dengan airmata Nancy lagi. Walau pun dia dulu tidak suka nancy menangis apa lagi karnanaya. Kini rasa itu sudah tidak ada lagi dan hilnag saat penghiantan nya di ke tahui Rio.
"Rio, nih minum nya." Tiba-tiba Rosè muncul di sebelah Rio dengan santai nya.
"Ah, maksih." Rio menerimanya dengan senyum dn langsung meminum nya.
"Pergi yuk, aku mau naik itu." Ajak Rosè dan mengabaikan Nancy yang menatap tajam mereka.
"Oke." Sahut Rio senang dan menggandeng tangan Rosè.
Nancy menatap punggung kedua orang itu dengan tajam, tangan nya mengepal kuat.
"Awas kamu wanita jalang, akan ku beri kau pelajaran." Geram Nancy penuh amarah dan dendam.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
...
...
"Direktur, semua data orany yang terlibat KKN di prusahan sudah saya kirim pada anda." Lapor Hana sesaat mereka sampai di parkiran sekolah.
"Baik, nanti siang kita akan ke kantor." Ucap Rosè dan langsung keluar mobil menghampiri Jennie dan Jisoo di lobi sekolah.
"Hei udah lama?." Tanya Rosè sambil berjalan menyusuri koridor sekolah.
"Baru aja kok." Jawab Jisoo santai.
"Ini perasaan gue aja atau apa ya?, kita dari awal masuk di lihatin sinis sama anak-anak." Ucap Jennie penasara.
Membuat Rosè dan Jisoo mengedarkan pandangan nya, dan benar semua murif memnadang mereka dengan tatapqn sinis, tidak suka, dan menghina.
"Apa lo liat-liat mau gue congkel bola mata lo!." Sentak Jennie pada murid-murid di koridor.
Membuat semua murid mengalihkan matanya, namun bisikan-bisikan setan yang berisikan penghinaan terdengar samar, namun berusaha di abaikan oleh mereka.
"Rosè ikut gue." Tiba-tiba Rio menghampiri mereka dan menarik Rosè ke arah mading sekolah.
"Apaan sih. Jangan ditarik-tarik Rosè nya." Ucap Jisoo mengukuti Rio.
"Liat tuh." Ucap Rio meunjuk mading.
Rosè melihat ke arah yang di tunjuk Rio, membuat matanya membesar seakan bisa keluar dari tempat nya. Namun sedetik kemudian iya paham kenapa semua orang menatap hina srdari tadi.
Karena di mading terlihat foto Rosè sedang bercumbu dengan seorang pria tua di sebuah hotel mewah.
"Apa tanggapan kalian mengenai ini?." Tanya Rosè menoleh ke arah sahabat nya.
"Gak ada tanggapan sih." Santai Jisoo.
"Iya, itu bukan lo. Editan pasti." Timpal Jennie.
Rosè tersenyum simpul, karena sahabat nya percaya padanya. Lalu Rosè menoleh pada Rio dengan tatapan bertanya.
"Gue percaya sama lo." Ucap Rio sambil mengusap pucuk kepalaya lembut.
"Maksaih, kantin yuk laper nih." Ajak Rosè gak peduli dengan tatapn orang lain dan di setujui yang lain nya.
"Tapi lo betulan gak papa kan?." Tanya Rio balik saat mereka sudah duduk di kantin.
"Iya betulan." Jawab Rosè santai.
Membuat Rio diam dan yakin melihat wajah Rosè yang bener-benar baik-baik saja.
Currrrr
Tiba-tiba jus mangga membasahi Rosè dari kepala hingga mengalir kebawah, mereka melihat ke arah samping ada Irene yang menyiram jus pada Rosè dan Seulgi Joy di belakang nya.
"Apa-apan sih lo?!." Sentak Rosè kesal.
"Auh, gak malu lo datang ke sekolah?." Cibir irene mengejek.
"Jalang mah gitu, gak tau malu." Timpal Seulgi
"Jangan-jangan barang yang kelihatan mahal ini hasil jual diri?." Tanya Joy merendah kan.
Jennie, Jisoo, dan dan Rio ingin membalas mereka, tapi di hentikan oleh Rosè membuat mereka diam dengan menahan amarah dan kesal.
Rosè berdiri dan menyiram Irene balik dengan jus milik nya. Ke mudian menjambak Irene kuat-kuat membuat Irene mengerang ke sakitan.
"Lo berdua dia di situ." Ucap Rosè pelan tapi menakutkan membuat Seulgi dan Joy yang tadinya ingin membantu menjadi membeku di tempat tidak berani bergerak.
"Game over lu." Ucap Jisoo pada Irene yang masih berusaha melepas kan diri.
"Ckckck, bodoh." Cibir Jennie.
"Denger ya Irene, gue udah terlalu kesal lo ganggu. Nah sekarang gue balas lo." Ucap Rosè dingin dan mendorong Irene ke lantai.
Lalu mendekati Irene dan menginjak perut nya kuat sambil berjongkok dan menapari pipi Irene berkali-kali hingga bibir nya robek tapi wajah Rosè tetap datar.
"Hei udah." Ucap Rio menarik Rosè menjauh dari tubuh Irene.
"Lan kali lo cari gara-hara abis lo" ancam Rosè pergi meinggal kan mereka diikuti Rio dai belakang.
"Si
KAMU SEDANG MEMBACA
My Littel Family
Teen Fictionkisah Vizenco Limario Manoban dan Jacqueline Roseannè .