24

334 37 0
                                    

"








"Ada apa?." Tanya Jisoo melihat Rosè yang dari tadi tampak gelisah di kelas.



"Kepikiran sama Baby L." Uajar Rosè terdengar nada khawatiran di setiap katanya.

"Emang kenapa dengan my ponakan?." Jennie ikut resah.

"Tadi pas berangkat sekolah, baby nangis terus ngak ngjinin pergi ke sekolah. Gue jadi khawatir." Jawab Rosè

"Udah lo telpon pengasuh nya?." Jisoo.

"Udah tadi. Bibi bilang baby udah tidur. Tapi tetap khawatir pas lihat dia nangis kejer, sesak rasanya liat baby L nangis kek gitu." Tampak Rosè sangat  menyanyangi putri angkat nya itu.

"Lo tenang aja, gua yakin baby  L baik-baik aja kok." Hibur Jennie.

Rosè mengangguk dalam pelukan Jisoo yang berusaha menenangkan sahabat nya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hai Rio?." Irene tiba-tiba menghampiri dia dan kedua sahabat nya.

"Hmmm." Dehem Rio singkat.

"Gua tadi bangun pagi, buat masakin lo sarapan. Nih buat lo." Irene menyodorkan kotak bekal pada  Rio dengan senyum penuh harap.

"Sorry gua udah sarapan." Balas Rio cuek dan langsung berlalu pergi.

"Mening buat gua aja bekal nya, gua juga belum sarapan dari pada mubajir kan?." Tawar Suho

"Dihh, mening gua buang aja daripada sama lo." Sinis Irene dan langsung pergi dari sana. Di ikuti teman-teman nya dari belakang.

"Sabara bro. Gua yakian Irene bakal liat lo suatu hari nanti." Jimin menepuk pundak Suho guna menghibur sahabat yang sudah lama menaruh hati pada Irene gadis menyeramkan itu.

Suho hanya mengangguk dan kemudian menyusul Rio yang kini sudah jauh dari mereka.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Rio?, aku pulang duluan nya?." Ujar Rosè menghampiri Rio yang masih sytay di mejanya.

"Iya, aku masih ada kelas basket." Jawab Rio merapikan buku nya ke dalam tas.

"Pulang jam berapa?." Tanya Rosè.

"Mmm gak tau. Mungkin malam." Jawab Rio ragu.

Sontak wajah Rosè kini menjadi masam mendengar perkataan tidak jelas  Rio, Rosè menatap Rio tajam samabil melipat tangan di dada.

"Pulang larut tidur di luar." Dingin Rosè, mendengar nada dingin itu Rio menatap  Rosè lamgsung dan menelaj ludah nya kasar melihat mood Rosè yang terlihat buruk.

"Tapi kan aku gak tau jam berapa siap latihan, dan ini udah dekat pertandingan." Rio berusaha memberi penjelasan berharap Rosè paham.

"Pulang larut tidur di luar." Ujar Rosè lagi mengulangi kata-katanya masih dingin dan datar.

"Tap---." Belum sempat Rio memperotes Rosè kembali memotong ucapan nya.

"Ya udah. Gak usah pulang sekalian?."  Lanjut Rosè cepat meninggalkan kelas meninggal kan Rio yang menatap punggung nya nanar.

Puk

Rio merasa ada yang menepuk pundak nya menoleh ke belakang, dia melihat Jennie dan Jisoo memandangnya dengan wajah khasian. Rio menyerngitkan alis nya bingung dan penuh tanda tanya.

"Harap Tuan Manoban maklum dengan tingkah Yangmulia Manoban Park." Jisoo bertingkah layaknya  pelayan jaman kerajaan.

"Yang Mulia Manoban memang seperti itu. Dan tuan Manoban harap tidak mengecewakan yang mulia." Timpal Jennie ketularan sifat absurad Jisoo akibat keseringan jalan bareng.

My Littel FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang