41

317 32 10
                                    

Di sekolah terjadi kehebohan besar di mana  foto Rosè yang sedang mengendong baby L serta seorang kakek-kakek yang merangkul nya masuk ke dalam sebuah rumah besar. Tersebar luas di seluruh penjuru sekolah SamYang.

Tapi tidak ada orang yang berani mengata-ngatai Rio atau pun Rosè, karena mereka takut dengan Jennie dan Jisoo selaku anak pemilik sekolah juga donatur terbesar di sekolah mereka.

Sedangkan di rumah sakit, terlihat Joy yang mendorong kursi roda Irene jalan-jalan di sekitaran rumah sakit dengan Seulgi yang memegang infus nya serta Wendy yang berjalan di samping nya.

"Jadi, lo di hajar Rosè karena foto yang beredar itu?."ucap Wendy memastikan.

Irene mengngguk tanda iya.

"Jadi Rosè beneran udah punya anak?, bukan kabar hoax dong?."tanya Seulgi memastikan.

"Dari yang gua lihat sih, gua yakin berita itu benar."ucap Irene yakin.

"Kira-kira gimana ya reaksi Rio kalau dia tau berita ini?."ucap Joy menerawang penuh kepuasan.

"Seratus persen di bakal kecewa banget sama Rosè."saut Seulgi kegirangan.

"Iya bener banget, kasian deh Rio udah mati-matian bela Rosè, tau tau nya tuh anak simpanan kakek-kakek."tawa Irene memabayangakan wajah penuh kekecewaan di wajah Rio.

"Hahahahahaha, gak sabar liat nya. Biar mampus tuh anak, yang nolak lo demi batu kerikil kek Rosè."maki Joy tertawa menghina di ikuti Irene dan Seulgi.

Tapi tidak dengan Wendy, dia merasa ada sesuatu yang janggal akan hubungan Rosè dan Rio.

"BANGSAT!, CARI PELAKU YANG UDAH BUAT ISTRI GUA KERITIS AJA LO PADA GAK BECUS!."terdengar sebuah teriakan penuh amarah di sebuah lorong yang mereka lewati, membuat ke empat gadis itu segera menoleh ke kiri.

"Hah?, Rio?."ucap Wendy bingung.

"Lo tenang dulu Rio, mereka juga sedang mencari pelaku nya! Dengan lo marah-marah kek gini gak bakal bikin pelaku nya datang."bujuk Jimin sambil menepuk pundak Rio.

"Gimana gua bisa tenang, lo gak lihat ha?, lo gak liat istri gua terbaring lemah di sana karena keritis!."bentak Rio marah  mencengkram kerah leher baju Jimin kuat.

"Gua tau lo khawatir, tapi setidak nya lo tanang dulu anjing!, lo gak lihat anak lo ketakutan lihat amarah lo ha!."balas Jimin teriak menepis tangan Rio di kerah nya.

"Lisa?."ucap nya tersadar, seketika mata nya mencari ke sekeliling nya mencari putri kecil nya.

"Baby?."panggil nya lembut sambil merentangakn tangan minta peluk pada putri nya yang beraingkut takut di pangkuan Hana asisten pribadi Rosè.

"No,,,, dada arah. Lica akut."rengek nya katakutan semkain bersingkut di pangkuan Hana.

"Sayang, maafin dada ya. Dada gak marah sama baby kok. Maafin dada ya?."ucap nya penuh rasa bersalah dan luka karena membuat putri nya ketakutan. Tapi Rio berusaha menunjukan senyum hangat nya pada putri nya.

"Hiksss, dada,,,,,,."rengek baby L manja dan berhambur kedalam pelukan dada nya dan mengis di sana.

"Ssstttttt, jangan nangis sayang, dada minta maaf ya udah buat baby ketakutan."bujuk Rio mengusap dan mengecup pucuk kepala putri nya dengan sayang dan rasa bersalah.

"What?, itu bukan nya nak yang di foto itu?."kaget Joy.

"Iya, trus dia manggil Rio apa tadi?, Daddy?."ujar Seulgi tidak percaya dengan kebenaran yang baru dia lihat.

Drap!
Drap!
Drap!

Di tengah kebingungan mereka, terdengar derap langkah kaki yang mengarah ke mereka dengan cepat dan.
Tiba-tiba Jennie dan Jisoo berlari melewati mereka dengan tergesa-gesa.

"Rio gimana keadaan Rose?!."tanya Jisoo panik.

"Bos Rosè keritis. Karena pisau yang menusuk nya sudah di lumuri racun"bukan Rio yang menjawab tapi Hana.

"Apa?, keritis!."ucap Jennie menganga tak percaya dan kini sudah meneteskan air mata nya.

"Bagaimana bisa orang seperti Rosè keritis!, itu adalah hal yang mustahil!."bentak Jisoo tidak percaya dia juga menangis.

"Kenapa Rosè bisa keritis ha?!, lo sebagai suami kenapa nggak menjaga Rosè dengan baik Ha?!."bentak Jennie marah menyalahkan Rio yang menutup telinga putri nya agar tidak takut mendengar terikan kedua sahabat mommy nya.

"Maaf gua tau gua salah, tapi bisa gak jangan teriak, Lisa putri gua takut."ucap Rio dengan suara rendah.

Membuat Jensoo sontak melihat baby L memeluk leher Rio dengan erat, dan tbuh gadis kecil itu juga terlihat gemetar.

"Hahh, maaf, gua terlalu panik."ucap Jisoo penuh sesal sambil mengusap wajahnya.

"Gua juga minta maaf."ucap Jennie sambil mengusap punggung baby L suapaya gadis kecil itu tenang.

"Rosè ada di dalam, kalau kalian mau lohat sialah kan, Hana tolong jag baby L ya."ucap nya dengan nada rendah sambil menyerahkan Lisa pada Hana dan pergi.

Langkah nya terhenti kala melihat Irene cs berdiri di depan nya dengan wajah penuh keterkejutan akan kebenaran yang baru saja mereka lihat, dengar dan ketahui.

"Gua harap bukan lo yang melukai Rosè."ucap Rio dengan nada dingin menatap Irene dengan penuh ancaman.

"Jaga mulut lo ya Rio!, lo pikir Irene itu psykopat kayak Rosè ha!."hardik Wendy marah.

"Gua gak peduli, tapi kalau benar lo pelaku nya, gua pastiin keluarga lo dan teman-teman lo bakal hancur. Di tangan gua!." ancam Rio dengan tegas membuat ke empat gadis itu terhenyak. Lalu pria itu melenggang pergi dari sana.

"Gua hampir aja jadi pelakor."gumam Irene pelan tapi masih bisa di dengar oleh Wendy, Joy dan Seulgi yang masih mematung di tempat saat mengetahui kebenaran yang cukup mengguncang mereka.

"Kita ke ruangan lo aja."ajak Wendy dan dalam diam Joy mendorong kursi roda Irene.

Sedangkan di atap rumah sakit terlihat Rio duduk menyender  di pagar pembatas. Sambil menatap langit dengn putus asa.

"Arrghhhhhhhhh, Tuhan! Apa dosa ku sebegitu besar nya hingga kau pun ingin mengambil Rosè dari hidup ku!, seperti engaku mengambil Eomma ku pergi ke sisi mu!."teriak Rio mengis pilu, mengeluarkan semua sesak di dada nya yang sedari tadi dia pendam.

"Apa aku begitu menjijikan di mata mu dan tidak pantas bahagia?, sehingga engaku selalu mengambil orang yang begitu berharaga dan begitu ku cintai dalam hidup ku?. TUHAN!!!. Aku mohon! Aku mohon ya Tuhan. Aku mohon tolong, tolong jangan ambil Rosè istri ku dari sisi ku. Aku mohon!."rancau Rio memohon hingga berlutut dan menyembah dengan penuh isakan pilu.
.
.
.
.

"Bagaimana?."tanya Richard pada seorang yang berdiri di depan nya.

"Beres bos, target sedang keritis di rumah sakit."jawab orang itu dengan sopan.

"Bagus, ini bayaran untuk tugas ini, nanti akan ku panggil lagi."ucap Richard melempar segepok uang dalam kantong keresek ke pada pria itu.

Tap!
Serek!

Pria itu membuka kanting hitam itu dan tertawa puas.

"Maksih banyak bos, senang bekerja sama dengan anda."ucap pria itu lalu pergi dengan senyum puas.

"Hahahahaha, saat lo sadar nanti Rosè, akan kuberi kejutan yang seru, hahahahahaha."tawa Richard  menatap foto Rosè bersama Rio dan baby L terbingkai besar dan terpajang di dinding rumah nya.
.
.
.

.
Bersambung.......
.
.sampai jupa di next cahpater.
.
.
Semoga cerita nya masih menarik buat di baca.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak.
.
Thank you very much.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Littel FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang