35

247 37 19
                                    


Sudah dua hari sejak Rio menampar Rosè, dia selalu di diam kan, dan di abaikan oleh Rosè seperti saat ini.

"Rosè, ayo sarapan. Aku sudah memasak. Semoga sesuai dengan lidah mu."ucap Rio dengan senyum ceria.

Rosè tidak menjawab, dia berjalan ke dapur dan lebih memilih sarapan roti dengan selai, dan segelas susu.

Melihat Itu Rio hanya bisa tersenyum masam, dan menatap nanar makanan di atas meja tanpa niatan untuk memakan nya, Rosè tau tapi dia mengabaikan nya.

"Sayang, mommy pergi sekolah dulu ya, jangan bandel di rumah, oke!."ucap Rosè pamit pada putri nya.

Baby L mengangguk, seolah mengerti apa yang di ucap kan mommy nya, dan segera mencim pipi Rosè sambil tersenyum senang.

"Da sayang, daddy juga berangkat ya!."ucap Rio cepat mengecup pipi Baby L dan pergi mengejar Rosè ke lauar.

"Bareng aja ya."bujuk Rio.

Rosè diam, dan hendak pergi ke halte bus, dia lebih memilih berangkat naik bus dari pada dengan Rio, dia masih kesal dan marah.

Tap!

"Ok, kamu berangkat sendiri aja pakai mobil, biar aku aja naik bus."tahan Rio dan berucap lirih, sebegitu marah nya kah Rosè pada diri nya?.

Tanpa bicara dan bereaksi apa pun, Rosè dengan santai mengemudi mobil nya, dan melewati Rio yang berjalan ke halte bus. Dengan wajah lesu dan tak bersemangat sedikit pun.

"Hufff, semoga kamu gak terlambat Rio."batin Rosè yang melirik sang suami dari spion mobil.
.
.
.
.
.

Di sekolah pun Rosè tetap mengabaikan Rio yang terus menempel pada nya dan mencoba mengajak Rosè bicara, dia sudah minta maaf pada Rosè tapi istri nya ini bukan orang yang mudah di bujuk.

"Rosè ayo....."

"Jen, Jis, ke kantin yuk laper nih."ajak Rosè cepat dan sedikit menaikan nada suara nya padahal ke dua teman nya itu tepat di depan nya. Agar Rio tidak bicara pada nya.

"Ayo, gua juga udah lepar  nih."setuju Jisoo cepat sambil menarik  Jennie yang menatap Rosè bingung.

"Huffff."Rio menghela nafas lirih melihat ke pergian Rosè.

Pluk!.

"Lo, berantem sama istri lo?."bisik Suho merangkul Rio yang lesu.

"Bukan berantem, lebih tepat nya gua bikin Rosè marah dan kecewa."ucap Rio lirih.

"Coba cerita, mungkin kita bisa cari solusi sama-sama."ucap Jimin ikut merangkul Rio.

Rio pun langsung menceritakan ya pada kedua sahabat nya, tanpa di kurangj atau di tambah sedikit pun.

"Lo memang keterlaluan Rio, bisa-bisa nya lo nampar Rosè. Padahal dia selalu mikirin kebaikan lo di atas diri nya sendiri."marah Jimin mendengar penjelasan Rio.

"Gua tau, gua salah apa pun alasan nya gua gak harus nya nampar Rosè, gua udah coba minta maaf tapi Rosè tetep ngediemen gua."jelas Rio lesu.

"Lo memang salah, tapi sebagai sahabat lo kita bakal bantu buat lo baikan sama Rosè."ucap Suho yakin.

"Jangan, biar gua aja yang berusaha. Karena mau bagaimana pun ini tetap masalah ruamh tangga gua."tolak Rio sopan

"Ok, tapi kita pasti bakal dukung lo."ucap Suho dan di angguki Jimin.
.
.
.
.
.

Sedang kan di kantin, Rosè juga menceritakan permasalahan nya dengan suami nya, karena di desak oleh dua orang itu.

"Gila sia Rio!."maki Jisoo kesal mendengar nya.

My Littel FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang