Minggu pagi yang cerah, keadaan Senja mulai membaik. Pagi ini Senja dan Fitri jalan-jalan di sekitar apartemen, setiap hari minggu Senja dan Fitri selalu berjalan-jalan karena car free day.
05.30 pagi.
"Senja cepetan, kalo mau mandi cepet, kalo enggak cuci muka sama gosok gigi aja biar cepet" ujar Fitri.
"Santai kak, masih setengah enam juga" sahut Senja.
Fitri memutar bola mata malas. "Justru itu, jadi jam 6 kita udah jalan-jalan. Udaranya masih seger, belum kecampur napas orang-orang fake"
"Hmm" gumam Senja lalu bangkit dari kasur dan menuju kamar mandi.
----
Karin: Langittt, jadi enggak?
Karin: Langit ih, aku udah siap loh sepuluh menit yang lalu.
Karin: Ya udah ah gak jadi aja males aku janjian sama kamu lagi!
Karin: Aku pulang nanti siang loh.
Karin: Yaudah ga jadi.
Langit: Karin, maaf nih baru buka hp.
Langit: Yuk gue udh siap!
Karin: males ah telat kamu
Langit: Yah marah, gak seru!
Karin: Bodo!
Langit: Bener nih gak jadi? Ya udah gue tidur lagi, bye.
Karin: Ih Langit gak asik banget sih, dasar cowok gak peka
Langit: kan salah lagi
Karin: ya udah jadi.
Langit: Plin plan lo
Karin: sebel ah:"
Langit: ketemu di cfd aja apa gimana?
Karin: ketemu disana aja deh.
Langit: Ok deh, gue otw.
Karin: Aku juga
----
"Dek, ayo cepetan pake sepatunya!" perintah Fitri.
"Santai aja sih kak" sahut Senja disertai cengiran khas nya.
"Ini udah mau jam enam Senja" Fitri sambil mengetuk-ngetukan sepatunya di lantai.
Senja bangkit lalu mengunci pintu apartemen nya. "Yuk kak, cepet udah mau jam enam"
"Hellooo, dari tadi siapa yang lama? Kamu juga!" seru Fitri sambil memutar bola mata.
Mereka pun turun menggunkan lift dan turun ke lobby. Dari lobby mereka jalan santai, menuju cfd. Niatnya hanya jalan-jalan saja, menemani Fitri olahraga.
Tidak tau mengapa dari tadi pagi malas sekali jalan-jalan bersama Fitri, tapi Senja dipaksa. Senja dan Fitri kini sudah berjalan-jalan kurang lebih 30 menit, lalu mereka menepi untuk sarapan.
Senja yang membeli bubur dan Fitri yang membeli lontong kari. Beda selera tapi di tempat yang sama. Boleh-boleh saja.
"Pak buburnya satu, sama lontong karinya satu ya, dimakan di sini" ujar Fitri lalu mencari meja kosong.
"Lo gak ada niat pindah lagi ke sini?" tanya Langit.
"Hmm, gak tau juga, gimana ayah" jawab Karin.
"Di sini udah rame, lagian kan mama lo
bisa buka cabang toko kue di sini" ujar Langit.Karin mengambil napas berat. "Aku juga pengennya gitu, tapi kan kalo aku pindah sekolah aku gimana?" tanya Karin.
"Kan bisa sekolah di sini, lagian ada juga kok SMA" jawab Langit.
"Hmm, aku usahain ya" lirih Karin.
"Idihhh, jadi sedih" ejek Langit sambil mengacak rambut Karin.
"Soalnya disana ada something" ucap Karin.
"Something apa someone nih?" tanya Langit.
"Something lah" jawab Karin sambil cemberut.
"Ih sebel banget ngacak-ngacak rambut terus" protes Karin lalu menginjak kaki Langit.
"Gak apa-apa lah, hobby gue sejak SMP" canda Langit sambil menjulurkan lidahnya.
"Sebel! Hobby kamu gak berfaedah tau gak?" Karin melirik tajam.
"Ya udah yu, makan dulu" ajak Langit,
Karin mengangguk tanda setuju. "Kamu pesan apa?" tanya Karin.
"Bubur aja" jawab Langit.
"Ya udah, aku juga sama" ucap Karin lalu memesan 2 mangkuk bubur.
"Duduk di sana aja tuh, kosong" usul Langit.
"Iya" sahut Karin sambil mengangguk.
"Kamu ah yang duduk pinggir cewe itu" kata Langit.
"Gak ah, kamu aja, aku butuh udara segar" balas Karin, Langit pun mengalah.
Langit duduk di samping perempuan dengan baju berwarna putih, perempuan itu sedang memainkan handphone nya sambil mendengarkan musik dari earphone.
"Ini buburnya" ujar tukang bubur.
Langit menoleh dan perempuan itu juga menoleh, karena memang tukang bubur itu memberikan bubur pada.....
Senja
Ya, itu Senja, berada di tempat yang sama, bahkan di kursi yang sama.
Senja awalnya tersenyum, tapi.....
"Langit, kita kan baru pesen, masa udah jadi" ujar Karin.
Senja pun tersenyum getir, menahan rasa sakitnya.
"Ini serius sakit, Langit udah punya pacar?" batin Senja
ADA YG TAU GAA SIAPA KARIN SEBENARNYA ????
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Sky
Teen FictionKetika penulis jatuh cinta, tapi tidak sanggup mengungkapkan dia hanya bisa membuat pria itu menjadi tokoh utama dalam tulisannya. Aku akan membuat namamu melegenda seperti kisah-kisah kuno Yunani, ntah bagaimanapun caranya aku mampu. Jika kamu bers...