12

24 7 0
                                    

Setelah kembali dari rumah sakit, Senja langsung diajak ke rumah Brayn untuk makan malam bersama, karena Fitri tak masak dan Brayn yang mengajak.

Senja turun dari mobil dengan lemas, wajah pucat dan tangan yang masih dingin. Keadaanya tidak bertambah baik, malahan bisa dikatakan bertambah buruk.

"Ayo" ajak Fitri. Senja mengangguk lemah sambil berjalan perlahan.

Senja menghela napas berat, sampai kapan Senja harus mengalami ini? Senja sudah bosan jika harus selalu seperti ini.

Dirinya lemah, tak sekuat yang orang bayangkan. Senja memasuki ruang makan dan di sana banyak keluarga Brayn, Senja tersenyum paksa.

"Ya Allah, Pucet banget kamu nak" ujar Yuli- ibu Brayn.

Senja tersenyum paksa. "Tapi Senja gak kenapa-kenapa"

Yuli menggelengkan kepalanya. "Semangat kamu untuk sembuh tinggi ya, Senja."

"Makasih tante, Senja kan emang pengen cepet sembuh" sahut Senja.

Senja kuat, semua yakin bahwa Senja sosok gadis tangguh. Senja selalu ceria menghadapi semua yang menimpanya, karena Senja yakin, semua ujian ini pasti ada hikmahnya.

Senja dan Fitri menghabiskan banyak waktu di rumah Brayn hari ini, mulai dari berbincang dan makan bersama. Senja nyaman di sini, Fitri sangat beruntung mempunyai calon mertua yang sangat baik seperti ini.

Dan Senja jadi rindu pada mama nya, tapi apa daya Senja dan Fitri yang tak bisa mengeluh, atau mama nya akan kecewa dengan sikap anaknya :)

Jam telah menunjukkan pukul 10 malam, Senja dan Bintang pamit untuk pulang. Brayn yang mengantarnya, karena Yuli yang menyuruh.

"Makasih sayang, hati-hati yaa," ujar Fitri sambil melambaikan tanganya.

Brayn mengangguk. "Sama-sama, aku pulang dulu ya."

Senja dan Fitri langsung memasuki lift. Senja pusing sekali, tapi tetap berusaha kuat. Sesampainya di Apartemen miliknya Senja langsung menjatuhkan diri pada kasur, Senja tak bisa menopang dirinya, keringat dingin bercucuran.

"Senja, minum dulu yuk obatnya" ucap Fitri sambil membawakan segelas air dan beberapa macam obat.

Senja mengangguk lalu meminum obatnya. Sehabis itu Senja melanjutkan tidur, mungkin itu lebih baik dari pada mengeluh sakit.

****

Sabtu pagi yang cerah.

Langit sedang jogging sendirian, menikmati alunan musik dari earphone nya. Keringatnya sudah bercucuran karena sudah hampir 30 menit ia jogging. Langkah kakinya berhenti di depan gerobak bubur.

Lalu dia duduk di kursi yang sudah di sediakan, memesan satu mangkuk bubur. "Pak satu, dimakan di sini."

"Siap A," ujar tukang bubur itu

Langit menunggu buburnya sambil memainkan handphone nya, dan melihat instastory setiap orang di sabtu pagi ini.

----

"Senja, bangun yuk, sarapan. Kakak udah buatin bubur brokoli kesukaan kamu, pake jagung manis juga" ucap Fitri sambil mengelus puncak kepala Senja.

Senja duduk di kasurnya lalu berjalan ke kamar mandi untuk cuci muka. Keadaanya lumayan membaik pagi ini, mungkin besok Senja sudah bisa beraktifitas lagi.

Senja meminum air putih lalu, memakan bubur buatan Bintang, menu favorit Senja ketika sakit, tak lupa segelas susu dan potongan buah-buahan.

Setelah habis memakan bubur, senja meminum susu lalu menonton TV.  Setengah jam kemudian Senja meminum obat-nya sambil memainkan ponselnya.

Meteora Girls Squad!

Anya: Happy weekend guys!

Julia: Happy weekend juga Rebecca

Clarissa: Happy weekend juga kak

Senja: Selamat akhir pekan juga kak

Anya: Lawak si pake bahasa Indo

Senja: Hanya orang-orang yang gak percaya diri yang pake bahasa Inggris9

Jasmine: Anjayyyy!

Julia: Hmmm gt ya

Alfiyah: Senja keras emang

Anya: Nanti siang ketemuan di tempat biasa ya. Jam 12 on time

Senja: Gue, gak bisa kak, lagi sakit

Julia: Bukan gara-gara gak bisa ajak Langit kan?

Clarissa: Haha, gak bisa ajak Langit kaliii

Senja: Beneran sakit, kalo gak percaya boleh datengin

Anya: Ashiapp kalo sakit gapapa dh

Senja: 10Q kak!

Julia: 10Q?

Senja: Masa gak tau? Hehe

Anya: Sepuluh q?

Jasmine: Tenkyu kak.

Julia: Bahasa mana? Aneh aja

Jasmine: Udah lama ada kalii, cuma kakak kurang update.

Senja: Aduh humorku.

Senja pun menyimpan handphone-nya, lalu meminun obat dan tidur. Agar lebih baik lagi keadaanya. Istirahat lebih baik dibandingkan kumpul dengan anak-anak rese.

Lagian Senja masuk MGSq hanya iseng-iseng, untuk menghilangkan kegabutannya di masa-masa SMA

"Pak, aku bubur satu gak pake kecap ya, dimakan di sini," ujar perempuan berpostur tubuh mungil.

"Siap neng" sahut tukang bubur.

"A, ini buburnya," ucap tukang bubur pada Langit

Langit menoleh dan tersenyum. "Makasih pak."

"Langit kan?" tanya perempuan tadi dengan ragu.

"Iya, siapa?" sahut Langit datar.

"Masa gak inget sih? Aku Karin" ucap Karin dengan antusias

"Beneran? Banyak beda banget," ungkap Langit.

"Beda apanya?" tanya Karin, perasaan dari SMP aku gak nambah tinggi lagi, paling cuma agak gendut tapi pipi jadi tirus ya?"

"Kalo gue banyak beda" ujar Langit.

"Iya lah, kamu nambah tinggi, jadi putih, terus jadi dingin" jelas Karin.

"Iya lah, gue kan berkembang, emang lo" Langit menyombongkan dirinya.

"Nah ini nih, sifat sombongnya gak pernah ilang" ejek Karin sambil mencubit pipi Langit.

"Lo juga gak pernah berubah, dari SMP kalo gemes ke gue pasti cubit pipi" ungkap Langit sambil mengacak rambut Karin.

Yang diacak rambut, yang berantakan hati - Karin

Jadi Karin siapa?

Jadi Karin ada hubungan apa sama Langit? Jadi Langit akhirnya sama Karin apa sama Senja?

Ya dari judul sih sama Senja, tapi kan pasti aja lika-likunya banyak.

Twilight SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang